"Sa?" Elsa yang terbengong akhirnya sadar, ia menoleh ke samping melihat lelakinya telah berada di sebelahnya dengan dua kotak nasi.
"Buat aku?" Pertanyaan Elsa dijawab anggukan oleh Gerry, Gerry adalah tipikal cowok idaman, awalnya Elsa memang sangat membenci Gerry, Gerry sering sekali menjahilinya namun saat di Singapura Gerry menjelaskan jika ia menjahili Elsa karena ia tidak tahu bagaimana cara memberikan perhatian kepada Elsa, dengan menjahili Elsa maka Gerry semakin dekat dengannya.
"Thanks." Lagi, Gerry hanya memberi repon anggukan, Gerry menyodorkan kotak nasi berisi nasi goreng sosis keju kesukaan Elsa.
Gerry mulai memakan makanan nya. "Kamu kenapa bengong aja dari tadi Sa?"
Elsa gelagapan, ia harus mendapatkan ide cemerlang untuk menjelaskan kepada Gerry tanpa kebohongan dan tanpa kesalah pahaman.
"Aku, eh, oh, itu, aku,"
"Kenapa Sa?" Kini Gerry meninggikan suaranya satu oktaf.
"Sebenernya, eee."
"Aku nggak akan marah selagi kamu jujur."
"Arjuna jauhin aku, apa karna dulu aku nolak dia ya Ger?" Suara Elsa yang kecil dan wajah yang ditundukkan membuat Gerry gemas bukan kepalang.
Gerry mencubit hidung Elsa. "Kamu lucu tahu?"
"Kok hidung aku di pencet sih? Sakit tahu! Aku takut kamu marah." Jujur Elsa, Gerry semakin melebarkan senyumannya, Elsa bukan hanya lucu, Elsa juga cewek yang penakut.
"Aku nggak apa-apa, kamu coba tanyain ke Juna, jelasin tentang perasaan kamu sejujurnya ke dia, selesein masalah kalian, yaudah sekarang habisin dulu makanan nya." Elsa mengangguk paham lalu melanjutnya makan nya.
***
"Jun!!" Arjuna yang hendak memasuki kelas menoleh, senyuman yang tadi mengembang luntur bagai ditelan bumi, tidak menghiraukan gadis dihadapannya Arjuna melanjutkan jalannya.
Elsa berlari ke arah Arjuna, masa bodoh dengan warga kelas Arjuna yang menatap Elsa bingung dan sesekali berbisik kepada teman sebelahnya. Elsa tetap mengikuti Arjuna. Ia menahan tangan Arjuna, mau tidak mau akhirnya Arjuna berbalik.
"Gue mau ngomong." Hanya itu yang diucapkan Elsa, Arjuna mengangguk tanpa ekspresi kembali berjalan keluar, Elsa melirik bangku belakang yang diisi empat teman Arjuna, ia menunduk lalu berlari mengejar Arjuna.
Elsa bingung apa yang sedang difikirkan Arjuna, lelaki tegap berwajah datar itu berjalan tanpa henti menuju kantin, bukan menuju taman.
"Jun?" Arjuna tak menjawab tetap berjalan dengan wajah datarnya. Ia masuk ke dalam kantin lalu memesan satu mangkok bakso dan segelas jus orange. Setelah memesan, Arjuna duduk di meja pojok, Elsa mengikuti Arjuna dan duduk dihadapan cowok itu.
"To the point." Tegas Arjuna.
"Lo marah sama gue?" Arjuna menatap Elsa dalam, keinginan nya sangat besar untuk kembali menjatuhkan hatinya kepada gadis berwajah blush dihadapan nya, tapi ia tahu batasan jika Gerry adalah pemilik gadis ini.
"Jun, ini yang gue nggak mau, dulu pun kalo gue nerima lo jadi pacar gue waktu putus lo akan kayak gini Jun, ngejauhin gue." Elsa melihat ke kanan berharap ia mendapatkan pasokan oksigen lebih untuk menghadapi Arjuna yang sedang marah.
"Terus?"
"Arjuna, pesenan nya datang. Eh ada Elsa, lagi pacaran ya?" Petugas kantin datang membawa makanan Arjuna, Arjuna hanya tersenyum kecil.
"Nggak Mang Koko, saya ada urusan dikit sama pacarnya orang." Elsa terdiam, begitu menusuk hatinya ucapan Arjuna tersebut. Apakah Arjuna tidak bisa mengatakan bahwa Elsa adalah sahabat atau paling tidak teman?
"Yaudah, monggo dimakan, Mamang kebelakang dulu." Arjuna mengangguk sedangkan Elsa tak henti menatap Arjuna yang hendak mengambil kecap dan cabe.
"Lo nggak mau temenan sama gue lagi, Jun?" Arjuna masih diam tak mau menjawab pertanyaan Elsa, satu bola bakso masuk ke dalam mulutnya seolah Elsa hanya patung yang tak seharusnya dihiraukan. Elsa kira Arjuna akan mau berbicara dengan nya, namun nihil.
Elsa berdiri dengan wajah kesalnya, Arjuna benar-benar menganggap nya tidak ada, saat Elsa hendak berjalan tangan kekar Arjuna menghentikan nya, Elsa berbalik lalu menatap Arjuna yang tersenyum kepadanya, apa arti senyuman itu?
"Lo masih temen gue, tapi buat jadi sahabat gue lagi gue nggak bisa pastiin." Elsa tersenyum lebar, matanya menyipit karena senyuman nya tersebut, Arjuna berdiri lalu mengacak kepala Elsa pelan.
Brak!!
Baik Arjuna maupun Elsa melihat ke arah pintu, disana Hani sedang mengemasi buku-buku nya yang terjatuh, tangan Arjuna yang menahan Elsa terlepas begitu juga dengan tangan nya di kepala Elsa.
Hani berdiri setelah mengemasi bukunya, ia berjalan tanpa menoleh ke arah Arjuna maupun Elsa, setelah membeli chocolatos mamamia lezatos gadis itu keluar dari kantin, Elsa yang terbengong tambah terbengong saat Arjuna berlari sekencang angin meninggalkan dirinya dengan mangkuk bakso dan gelas jus untuk mengejar Hani.
Senyuman Elsa melebar. "Rencana kita pasti berhasil." Setelah itu Elsa duduk dan menghabiskan bakso serta jus milik Arjuna dalan diam.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Rival (Completed)
Teen Fiction(tamat) Hani, Caca, Ceri, Megan, Melly, Arjuna, Fadil, Billy, Virgo dan Mars Pertengangan antara dua kubu yang membuat mereka begitu dikenal karena mereka yang selalu saja bertengkar. Tak semua juga yang mengharapkan mereka berbaikan, karena ada nya...