TIGA BELAS

1.6K 89 0
                                    

"Amanda balik ke Jakarta." Keluh Mars, keempat teman nya saling pandang dan terbengong, baru kali ini Mars tidak semangat akan kehadiran Amanda.

"Lah bukan mau nya elo? Biasa nya ngebet banget biar tuh cewek balik." Tanya Fadil yang mungkin mewakili tiga teman nya yang lain. Billy mengangguk.

"Tau napa." Balas Billy sambil memainkan ponselnya.

"Bukan itu, dia tahu gue pacaran sama Ceri, padahal kan pura-pura." Mars mengeluh lagi, ia mengambil tas di atas kursi lalu meletakkan di atas meja sebagai bantal, kepala nya pusing, bagaimana pun Amanda adalah orang nomor satu di hatinya, bagaimana jika Amanda memberi jarak dengan nya.

"Lo cowok, harus tetep sama prinsip lo kalau lo nggak mau dibilang bencong, sekarang lo tetep jadi Mars pacar nya Ceri dan harus sportif." Potong Arjuna yang membuat semua nya terdiam, jika Arjuna telah memberi perintah maka yang lainnya hanya bisa diam, ada saja yang membantah maka habis di tangan cowok itu. Mars mengangguk pasrah, tapi dengan ini ia bisa mempermalukan Ceri, bibirnya menyunggingkan sebuah kelicikan.

Arjuna berdiri dan berlari keluar kelas, semua memandangi cowok itu. Semua terbelalak, baru kali ini ia melihat Arjuna semanis itu dengan cewek.

"Hai Hani." Sapa Arjuna, Hani tersenyum kalah manisnya.

"Hai Arjuna, kamu mau kemana?" Teman-teman Hani yang sedang mengikutinya terdiam sontak terkejut. Begitu pun dengan siswa-siswi yang berada di lorong kelas.

"Mau ke ruang guru, kamu ikut ya Ni." Arjuna menggenggam tangan Hani lalu membawa nya pergi, semua yang ada di sana saling berpandangan tak mengerti.

"Itu anak kenapa akrab banget ya?" Tanya Caca, teman-teman nya yang lain menggeleng.

"Dia pacaran, lo kayak nggak pernah pacaran aja." Tiba-tiba suara itu keluar darinmulut cowok yang baru saja berada di hadapan nya. "Ca, pulang sekolah sama gue." Bukan ajakan, namun perintah.

Caca menggeleng. "Nggak!" Caca melirik Billy dengan ujung matanya. "Lo denger ya, lebih baik gue naik angkot dari pada harus boncengan sama lo!" Billy memutar bola matanya.

"Ya udah, kalau lo nggak mau pulang sama gue. Lihat aja apa yang bakal gue lakuin nanti pulang sekolah." Caca tersenyum simpul.

"Terserah lo!"

"Ayok girls, kita cabut." Caca lebih dahulu jalan, Ceri dan Melly malah menertawakan Billy, membuat Billy kesal dan berjalan memasuki kelas nya lagi.

"Ca, tunggu bentar deh, Megan mana?" Caca berhenti lalu melihat ke belakang yang hanya ada Melly dan Ceri.

"Ya Allah ya Rab, itu Megan lagi pole-an sama Virgo di belakang." Ceri dan Melly melihat ke belakang mereka dan benar menemukan Megan yang sedang duduk di kursi depan kelas anak rusuh bersama Virgo.

"Biar aja deh." Ucap Melly melanjutkan jalan nya, Ceri mengikuti Melly sedangkan Caca masih berdiri di sana melihat Megan dan Virgo.

"Apa cuma perasaan gue yang bilang kalo ada yang nggak beres? Hani sama Arjuna, Virgo sama Megan. Sumpah ini bukan kayak pura-pura."

***

"Kamu haus?" Tanya Arjuna, Hani menggeleng pelan, ia tersenyum kepada Arjuna lalu mengelap keringat di pelipis Arjuna dengan tangan nya.

"Bukan aku yang haus, tapi kamu. Kamu kepanasan." Arjuna tersenyum simpul.

"Iya aku haus akan kasih sayang kamu." Hani merasakan pipinya memanas, sedangkan Arjuna yang melihat itu mencubit pipi Hani pelan.

"Kamu tambah manis tahu kalau lagi blushing gitu."

Hani sudah tidak tahan, wajah nya memerah. "Kamu bisa aja."

Cup

Hani mencium pipi Arjuna yang membuat siempunya membeku, sedangkan Hani malah berlari menjauh dan memberikan finger heart dengan jari telunjuk dan jempol yang ditautkan menjadi love kepada Arjuna.

Arjuna memegangi pipinya, lalu menggeleng. "Lo nggak boleh baper Jun."

***

My Beloved Rival (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang