19. Buku Diary

1.9K 141 40
                                    

No Edit

Aisyah berlari tergesa-gesa masuk ke sekolah. Pagi-pagi buta gadis itu memutuskan berangkat untuk mencari benda paling berharga baginya. Ia tak sengaja menjatuhkan benda penting itu entah di mana. Aisyah ingat terakhir kali melihat benda tersebut adalah menjelang bel pulang sekolah berbunyi. Ia yakin sekali pasti jatuh di sekitar kelasnya.

Setelah sampai di kelas cepat-cepat ia meletakkan tasnya di bangku dan mulai mencari kesana-kemari. Ia menyusuri satu persatu bangku dan tak lupa memeriksa kolong-kolong.

"Ya Allah kemana bukunya?" gumam Aisyah mulai diserang rasa cemas. Pasalnya satu persatu temannya mulai berdatangan.

"Sa, kamu nyari apa?" tanya Husna yang tahu-tahu sudah berdiri di belakang Aisyah.

Gadis yang ditanya terlonjak kaget.
"Buku diary yang biasa aku bawa itu ilang," jawab Aisyah lesu.

"Buku yang isinya coretan kata-kata itu?" tanya Marsya.

Aisyah mengangguk lemah. Marsya dan Husna menghela napas pelan dan menatap iba pada Aisyah. Dua gadis itu tahu sekali betapa pentingnya buku tersebut bagi Aisyah. Karena di sanalah semua isi hati Aisyah berada. Bahkan Husna atau Marsya pun tak pernah diizinkan membaca buku itu.

"Aku harap nggak ada coretan yang berkaitan dengan isi perasaan kamu ke seseorang," celetuk Husna.

Perkataan itu kontan membuat Aisyah menunduk makin dalam sambil meremas tangannya. Menandakan apa yang dikatakan Husna benar adanya.

"Serius ada?" tanya Husna memastikan. Mengerti dengan kediaman Aisyah yang berarti 'ya', dua gadis itu mengembuskan napas lagi. Mereka pun ikut khawatir terkait nasib Aisyah dan rahasianya kali ini.

"Eh ada apaan tuh rame-rame? lihat yuk!" ucap beberapa teman sekelas Aisyah yang tiba-tiba berhambur ke luar. Hal itu pun menarik perhatian tiga gadis itu.

"Eh ada apaan 'sih, Rin?" tanya Marsya pada salah satu teman sekelanya.

"Biasa, Tania and the gank, bikin kehebohan."

Mendengar jawaban itu Aisyah, Marsya dan Husna saling berpandangan. Jantung Aisyah berdetak begitu kencang seakan ia tahu hal apa yang akan terjadi. Cepat-cepat tiga remaja itu ikut keluar menyusul yang lain.

"Jadi teman-teman, gue bawa berita yang emejiing. Kalian pada mau tahu 'kan?! Kepo 'kan?!" seru Tania lantang. Gadis itu bahkan naik ke atas tempat duduk yang ada di dekat mading.

"Kita kepo!" seru yang lain semangat.

"Bentar dong. Kan tokoh utamanya belum ke luar!" jawab Tania.

Tak berapa lama setelah itu Aisyah muncul. Tania tersenyum culas ke arah Aisyah.

"Ok, dengerin baik-baik ya. Berhubung tokoh utama yang punya buku ini udah muncul. Maka gue akan bantu dia ngumumin ke semua orang tentang isi hatinya. Gue baik 'kan?!" seru Tania lagi sambil mengangkat buku yang ia pegang.

Aisyah yang sadar kini posisinya terpojok langsung berlari menerobos kerumunan.

"Tania, balikin buku itu!" seru Aisyah lantang dan membuat semua perhatian tertuju padanya.

Tasbih Ketulusan Aisyah: Repost (Complet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang