No edit!
"Sebelum saya akhiri pelajaran hari ini, saya akan memberi pertanyaan lebih dulu tentang materi sistem syaraf yang telah kita bahas kemarin. Seperti yang saya jelaskan, otak dibedakan atas tiga bagian utama. Ada yang tahu bagian-bagian tersebut?" kata-kata Bu Atika membuat semua muridnya bergegas membuka buku masing-masing. Hingga Aisyah terlihat mengangkat tangannya.
"Ya, sebutkan Aisyah." Mendengar seruan Bu Atika semua murid memutar pandangan ke arah gadis itu.
"Otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), dan batang otak (medula oblongata)."
"Ya, bisa kamu jelaskan tentang bagian otak besar?" tanya Bu Atika lagi.
"Otak besar. Serebrum merupakan bagian terbesar dari otak manusia, terdiri atas dua hemisfer serebral yang dipisahkan oleh fisura longitudinal. Kedua hemisfer ini dihubungkan oleh sejumlah badan serabut saraf yang disebut korpus kalosum. Melalui badan inilah impuls-impuls diteruskan dari satu hemisfer ke hemisfer lainnya. Hemisfer terbagi menjadi lobus, dipisahkan oleh celah yang disebut sukus yang-"
"Ya, cukup," ucap Bu Tikah menghentikan penjelasan Aisyah. Lalu guru pelajaran Biologi itu kembali mengedarkan pandangannya pada semua murid.
"Ibu harap kalian mulai perbanyak belajar seperti Aisyah, karena ujian kenaikan kelas sebentar lagi."
"Iya, Bu!" jawab serentak semua murid di kelas itu. Beberapa saat kemudian terdengar bell istirahat pertama dibunyikan. Semua murid bergegas membereskan peralatan menulisnya lalu berhambur keluar. Sebaigian menuju ke kantin guna mengisi perut setelah hampir emapat jam dijejali pelajaran IPA. Hanya Aisyah dan beberapa murid yang memilih berada di kelas termasuk Husna dan Marsya.
Aisyah tengah serius dengan peralatan tulisnya. Seperti biasa saat pelajaran kosong atau istirahat, gadis itu lebih memilih menuangkan imajinasinya dalam bait-bait puisi atau beberapa novel yang coba ia buat. Ya, gadis itu diam-diam memiliki bakat dalam bidang menulis. Tak heran, ada beberapa karya cerpen atau puisi miliknya yang pernah terbit di beberapa majalah. Beberapa saat kemudian Arya datang menghampiri Aisyah. Membuat gadis yang tengah asyik dengan kegiatan menulisnya itu terlonjak kaget.
"Sya," seru Arya mengagetkan.
"Eh, Kak. Ada apa?" jawab Aisyah mengalihkan perhatian pada Arya.
"Aku hanya ingin bayar sisa uang ketring. Besok jangan lupa minta bantuan Jovan untuk belanja perlengkapan ya. Berhubung banyak bahan yang harus dibuat nanti aku minta bantuan Shanum juga, Adiknya Jovan." Aisyah hanya mengangguk kecil sebagai jawaban. Ada jeda sejenak sebelum Arya melanjutkan ucapannya.
"Kalau gitu kamu bisa ikut aku untuk rapat bahas acara buka bersama besok?" tanya Arya.
"Sekarang, Kak?" tanya Aisyah memastikan.
"Iya, sekalian bawa juga uang yang kemarin pertama aku kasih ke kamu. Dibawa ‘kan, uangnya?”
"Iya, saya bawa kok. Bentar." Aisyah mulai memeriksa dompet yang ia khususkan untuk uang iuran buka bersama. Beberapa saat mencari, ekspresi Aisyah berubah menjadi ekspresi panik. Gadis itu bahkan memeriksa tas hingga semua isinya berjatuhan di lantai.
Arya yang melihat tingkah aneh Aisyah hanya menatap gadis itu bingung.
"Kenapa, Sya?"
"Uangnya, Kak. Uang ketring yang kemarin itu nggak ada," ucap Aisyah dengan nada panik. Wajah gadis itu bahkan terlihat begitu takut. Tak ayal kegaduhan itu mengundang rasa penasaran beberapa anak yang ada di kelas. Termasuk Husna dan Marsya yang saling berpandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Ketulusan Aisyah: Repost (Complet)
SpiritualSeri ke 3 Journey Of Love. Jovan&Aisyarah. Fersi teen. Bisa dibaca terpisah. Aisyah tidak pernah membayangkan jika perbuatan mendiang orang tuanya akan membawa kemalangan bagi dirinya. Berbulan - bulan menjadi objek bullying di sekolah, sampai kedu...