Jovan tengah iseng memainkan bola basket. Sesekali ia memasukkan bola itu ke dalam ring. Sementara Ciko dan Alan memilih duduk di bawah pohon yang ada di dekat ring basket. Dua cowok itu hanya mengamati Jovan yang terlihat begitu asyik dengan kegiatannya padahal suasana tengah trik.
Ada beberapa murid perempuan terlihat berkerumun memerhatikan tiga cowok tersebut, terutama Jovan.
Jovan tak ambil peduli ketika teriakkan beberapa murid perempuan terdengar menyebut namanya. Pada kenyataannya ia sama sekali tak mendengarkan seruan mereka. Pikiran cowok itu tengah berkelana pada kejadian dua hari yang lalu sesaat setelah rapat membahas uang yang Aisyah hilangkan.Setelah Jovan keluar dari ruang OSIS meninggalkan Arya dan Aisyah, cowok itu terlebih dahulu memutuskan ke musala sebentar guna melaksanakan shalat zuhur. Di tengah koridor ia mendengar percakapan dua gadis yang ia kenal sebagai sahabat Aisyah. Sebut saja dirinya menguping, ia tak peduli. Jovan terlanjur merasa penasaran saat nama Aisyah terdebgar tengah di sebut dalam pembicaraan itu, maka ia memutuskan berhenti untuk mendengarkan pembicaraan mereka.
"Sya, gue kasihan sama Aisyah. Dia pasti bakal terkena fitnah dan bully-an lagi dari anak-anak karena dikira memakai uang katring itu. Apa nggak lebih baik kita beri tahu Kak Arya kalau sebenarnya yang mengambil uang tersebut Tania dan gengnya?" tanya Husna meminta pendapat Marsya. Gadis bermata bulat di depan Husna mengangkat alisnya tak sependapat.
"Udah deh, Na. Nggak usah ikut campur. Lo ‘kan, tahu bagaimana Tania. Lo mau nanti berujung lo yang di-bully satu sekolah kayak Aisyah?" jawab Marsya tak setuju. Husna mengembuskan napas berat dengan jawaban Marsya.
"Lo tahu, Sya. Setiap hari gue nggak bisa tidur nyenyak karena rasa bersalah gue membiarkan Aisyah sendirian. Nggak seharusnya kita begini sama Aisyah. Ini salah, Sya, kita salah jika terus menjauhi Aisyah, karena dia butuh kita. Aku takut, Sya. Aku takut kita akan sama seperti Tania dan gengnya." Mendengar kata-kata Husna, Marsya terlihat diam dan berpikir. Ia menatap gadis bertubuh agak berisi di sampingnya.
"Tapi gue nggak mau hidup tenang gue di sini hancur, Na. Gue nggak mau di-bully. Please lo ja-" Kata-kata Marsya terhenti ketika suara Jovan menginterupsi perdebatan mereka.
"Kalau lo berpikir kayak gitu artinya lo egois. Lo cuman mementingkan diri lo sendiri. Manusia kayak lo yang menurut gue nggak pantas berada di sekitar Aisyah, karena Aisyah terlalu baik. Sifat lo bahkan jauh lebih buruk dari Tania sekalipun. Jika Tania terang-terangan jahat maka lo lebih dari itu. Lo munafik." Mendengar ucapan bernada tegas Jovan, Marsya bangkit dari duduknya dan menatap cowok itu tak suka.
"Kakak bisa bicara segampang itu karena Kakak nggak berada di posisi saya." Setelah mengatakan itu Marsya berniat pergi sebelum suara Jovan kembali terdengar.
"Bukankah Nabi Muhammad pernah bersabda. Barang siapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba Nya selama hamba Nya suka menolong saudaranya (HR. Muslim) setidaknya pikirkan hal baik apa yang pernah Aisyah lakukan buat lo. Dia hanya butuh kekuatan dari kalian, nggak lebih dari itu." Setelah mengatakan ucapan bernada mengingatkan itu, Jovan memilih melangkahkan kakinya meninggalkan Marsya dan Husna dalam kediaman.
Dan tak jauh beda dengan yang ia lakukan pada Husna dan Marsya. Setelah mendengar kebenaran dari dua sahabat Aisyah. Cowok itu menemui Tania diam-diam seusai pulang sekolah.
"Tania!" gadis yang dipanggil begitu girang saat melihat gebetannya tanpa ada angin menemui.
"Kak, Jo. Ad-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Ketulusan Aisyah: Repost (Complet)
SpiritüelSeri ke 3 Journey Of Love. Jovan&Aisyarah. Fersi teen. Bisa dibaca terpisah. Aisyah tidak pernah membayangkan jika perbuatan mendiang orang tuanya akan membawa kemalangan bagi dirinya. Berbulan - bulan menjadi objek bullying di sekolah, sampai kedu...