14. Bersyukur

2.3K 175 19
                                    

"Ok, berhubung kita buat nasi box-nya lumayan banyak. Kita menyebar aja di sepanjang jalan. Pokoknya sampai makanan ini habis jangan dulu pulang ke sini," seru Arya memberi arahan pada enam temannya yang telah ditunjuk sebagai panitia acara buka bersama. Sementara ia dan Sifa bertugas mengurus acara yang lain.

"Kita bagi aja jadi tiga mobil. Masing-masing mobil dua orang seperti yang kemarin udah kita bahas. Setelah semua selesai baru kita terawih bersama, dilanjutkan dengan ceramah yang akan di isi oleh ustaz Hasan Ataqi," sambung Arya. Enam rekannya yang lain mengangguk paham. Mereka gegas melaksanakan tugas dari Arya. Termasuk Jovan dan Aisyah yang menjadi satu tim.

"Lo masuk aja ke mobil. Biar gue yang taruh semua makanan ini di bagasi," ucap Jova meraih makanan yang hendak Aisyah bawa. Gadis yang diajak bicara terdiam dan menatap Jovan sekilas sebelum kembali menundukkan kepalanya.

"Tapi, Kak. Kita kan satu tim. Jadi harus kerja sama. Lagian ini lumayan banyak." Jovan mengalihkan tatapan pada tumpukan makanan di belakangnya. Lalu manik coklat terangnya kembali beralih pada Aisyah. Menimbang waktu yang sedikit akhirnya Jovan memilih mengangguk.

"Biar gue yang ambil. Lo yang nata di bagasi." Aisyah mengangguk patuh dengan keputusan Jovan. Gadis itu lantas cepat-cepat melakukan tugasnya membantu Jovan.

"Biar gue bantu," ucap Arya yang tiba-tiba muncul dan langsung membantu Aisyah menata semua nasi box.

"Nggak usah, Kak. Biar aku aja." Jawaban Aisyah tak dihiraukan Arya karena cowok itu sekarang tengah mengambil alih tugas Aisyah dengan cepat. Interaksi itu tak luput dari pengamatan Jovan. Jovan berdecap kesal dan buru-buru menghampiri dua orang itu dengan membawa dua tumpuk nasi kotak di ke dua tangannya.

"Lo ngapain di sini? Bukannya harus mengurus acara?" tanya Jovan

"Bentar gue bantu Aisyah dulu."

"Biar gue aja," ucap Jovan. Cowok itu bahkan berusaha mengambil alih tugas Arya dengan mendorong pelan bahunya.

"Tapi-"

"Kak Arya!" Suara Sifa menghentikan perdebatan Arya dan Jovan. Gadis itu lalu berlari menghampiri tiga remaja tersebut.

"Kak Arya ngapain di sini?" tanya Sifa sambil melirik sekilas pada Aisyah. Ada gurat tak suka saat matanya menangkap sosok Aisyah ada di tengah dua cowok itu.

"Itu Ustaz Hasan udah datang," sambung Sifa mengalihkan perhatian pada Arya.

"Tapi gue-"

"Ayo, nggak enak Ustaz Hasan nungguin," ucap Sifa memotong protes Arya yang masih berkeinginan membantu Aisyah. Dengan terpaksa cowok itu akhirnya meninggalkan Aisyah dan Jovan.

"Ayo masuk," ajak Jovan pada Aisyah begitu semua makanan telah rapi di dalam bagasi. Aisyah mengangguk dan mengikuti Jovan masuk ke mobil.

Tiga mobil itu keluar bersamaan dan berpencar ke sekitar sekolah. Menyusuri jalan-jalan kota jakarta yang begitu macet di jam-jam buka puasa. Jovan dan Aisyah membagi semua makanan pada setiap orang yang mereka temui di jalanan hingga makanan yang mereka bagikan hanya tersisa beberapa kotak.

"Kak, itu," seru Aisyah memecah kebisuan. Gadis itu menunjuk trotoar yang cukup lengang. Di mana ada beberapa anak jalanan tengah duduk. Ada yang tengah memakan roti, ada yang tengah menghitung hasil mereka mengamen, ada juga yang terlihat tengah menyeka peluh di dahi. Jovan menepikan mobilnya dan gegas turun bersama Aisyah.

"Ah syukurlah pas banget nasi box-nya masih ada lima," ucap Aisyah begitu ia turun dan mendapati jumlah anak-anak itu pas dengan makanan yang ia bawa. Jovan hanya menatap wajah gadis itu dari samping tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sebelum langkahnya mengikuti langkah Aisyah menghampiri anak-anak itu.

Tasbih Ketulusan Aisyah: Repost (Complet)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang