Fin memasuki lembaga pemasyarakatan yang sudah berada persis didepan kakinya sejak beberapa menit yang lalu.
Matanya bergerak ke kanan dan ke kiri dengan waspada, karena inilah pertama kalinya ia memasuki tempat yang demikian asingnya.
Gadis itu memutuskan untuk berjalan ke arah sebuah meja panjang, dengan seorang pria paruh baya yang nampak sibuk mengetikkan sesuatu didepan komputernya."Per..permisi.."
Pria itu pun mengangkat wajahnya dan mencoba memfokuskan pandangannya terhadap gadis dihadapannya itu dari balik kacamatanya.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"
Fin sedikit kesal karena pria itu segera membuang pandangannya dan kembali beralih ke arah layar monitor yang berada di meja kerjanya.
"Sa..saya mau bertemu dengan seseorang.."
"Sudah ada janji?"
Pandangan pria itu sama sekali tak beralih dari layar monitornya, dan tangannya kembali sibuk mengetikkan sesuatu di atas keyboardnya.
"Maaf pak, tapi saya benar-benar memiliki keperluan yang mendesak, saya ingin bertemu dengan Tony"
Baru kali ini pria itu sedikit mengangkat sudut bibirnya dan tertawa mengejek.
"Semua orang juga punya keperluan nona.. Saya juga punya kepentingan.."
Fin sudah geram dengan sikap pria itu, ia pun segera merogoh dompetnya dan mengeluarkan sejumlah uang, dan meletakkannya diatas meja.
"Saya mohon, saya benar-benar ada perlu!"
Pria itu sedikit terkejut dengan uang yang Fin sodorkan diatas mejanya, namun ia juga tidak bisa menyangkal bahwa jumlah uang yang berada dihadapannya itu cukup banyak.
Setelah memastikan tidak ada yang melihat, segera pria itu mengambil uang tersebut, dan memasukkannya kedalam saku celananya."Lewat sini nona.."
Rasa lega memenuhi dada gadis itu, dan ia pun mengikuti pria tersebut sampai ke ujung lorong.
Sekarang Fin berhadapan dengan pria tinggi berbadan tegap dengan wajah yang keras, seolah tidak memiliki emosi didalam hidupnya. Pria paruh baya itu nampak berbisik-bisik dengan sipir penjara."Sipir ini akan membawa anda ke orang yang anda tuju, saya permisi.."
Sekarang hanya Fin dan sipir penjara berwajah keras itu di lorong yang sepi.
"Anda mau bertemu dengan siapa nona?"
"Ah, Saya mau bertemu dengan Tony.."
Pria itu tertawa dan menunjukkan deretan giginya yang nampak rapih dan menawan.
"Ada banyak narapidana yang bernama Tony disini"
"Ah maksud saya Tony Vidyanto"
Sipir itu mengangguk mengerti, dan mulai berjalan dengan Fin yang mengekor dibelakangnya.
Mereka berhenti di sebuah ruangan dengan satu buah sofa panjang dan sebuah meja kecil didepannya."Tunggu disini nona, saya akan segera kembali"
Fin menurut, dan duduk perlahan diatas sofa panjang itu.
***
Tony melihat kearah makan siangnya yang nampak sangat tidak menggugah seleranya.
Tumis kacang panjang dihadapannya hanya diaduk-aduk saja dan tidak ia lahap sama sekali.
Ia mulai muak dengan makanan penjara yang rasanya hampir-hampir hambar.
Sebuah tepukan di bahunya membuat tony terkejut."Ada yang ingin bertemu"
Ucapan singkat dari sipir itu membuat Tony amat kebingungan.
Siapa yang mau bertemu dengan dirinya?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely dad
Romance"Ma...maaff.." Fin mulai terisak. "Ngapain kamu minta maaf JALANG..!? Kutanya sekali lagi... Dimana foto Mary dan Ian..?" "Maaf ....hiks.. A..aku nggak ber..maksud...." Adi terdiam. Masih menghimpun kesabarannya untuk mendengarkan penjelasan F...