28. Sean

460 22 0
                                    

"Bagaimana keadaannya?" tanya Om Alex sambil menatap ruang ICU.

"Aku tidak tahu, sudah dua tahun Sean belum sadar," jawab Tante Diana sambil menggeleng pelan.

Keluarga Besar Xegar sedang berduka, salah satu pewaris Xegar, Sean, koma. Sean mengalami kecelakaan sekitar dua tahun lalu, setelah Sean mengunjungi Era. Ia lalu dirawat di Singapura.

"Apa belum ada tanda - tanda sadar?" tanya Selena, sepupu Sean.

"Belum," jawab Richard, kakak dari Sean.

"Aku takut Sean tidak akan pernah sadarkan diri," kata Selena dengan suara lirih.

Di situ banyak keluarga mereka yang berkumpul. Salah satunya adalah ayah Era, selaku perwakilan Sean.

Om Alex mengedarkan pandangannya ke dalam. Menatap Sean yang sangat lemah. Dua tahun bgai Om Alex sangat lama.

"Feslyne tidak datang?" tanya Richard sambil mengecek ponselnya.

"Feslyne sibuk dengan kuliahnya. Aku dengar ini sudah liburan semester," jawab Tante Diana.

"Aku tidak bisa lama - lama di Singapura, Erina dan Era bisa curiga," kata Om Alex sambil menatap keluarga keluarganya.

"Minggu ini kau harus pulang, Alex. Aku tidak mau Era mengetahui kebenarannya," kata Rachel, sepupu Om Alex.

"Aku tahu, kau tidak perlu mengingatkanku," jawab Om Alex.

Seketika keheningan menyelimuti. Mereka sibuk dengan pikiran masing - masing. Termasuk Om Alex yang sibuk memikirkan keluarganya.

"Aku masih merasa bersalah padamu, Aaric," kata Om Alex begitu lirih.

"Itu semua sudah berlalu, lupakan saja," kata Tante Diana sambil menengadah ke atas.

"Aku dengar kau sedang marah dengan Era?" tanya Rachel.

"Aku terlalu mudah marah padanya sekarang. Aku tidak tahu kenapa." Om Alex memegangi pelipisnya.

"Om, aku harus pulang ke Indonesia dua hari lagi. Aku akan mengurus Era," kata Selena dengan mantap.

"Aku setuju denganmu," Richard ikut berpendapat.

...

3 tahun lalu..

"Kau saudaranya Era, apa itu benar?" tanya Feslyne sambil menengok ke arah Sean.

"Ya, aku sepupunya. Memangnya kenapa?" tanya Sean sambil menatap ke langit.

"Era menyukaimu," kata Feslyne sambil tersenyum.

Sean hanya diam. Semua itu sudah berputar putar di kepalanya hampir 5 tahun belakangan ini. Sean tetap diam, tidak mau membahas hal tersebut. Karena ia tahu, Era adalah sepupunya.

"Aku harap itu segera berlalu," Sean mendesah. Belakangan ini, Sean banyak sekali pikiran. Perjodohanlah, bisnislah, dan satu lagi Era.

Feslyne bergeming. Ia merasa bersalah merebut laki - laki ini dari orang yang ia sukai. Era, Feslyne selama ini hanya menyebut nyebut nama itu tanpa tahu rupa Era. Feslyne merasa semua ini salah. Seharusnya Era tahu hal ini lebih cepat, agar ia tidak terjebak dengan perasaannya.

Feslyne selama ini hidup di Singapura. Tidak pernah menginjakan kaki di Indonesia. Hanya saja Mama nya berasal dari Indonesia. Meski begitu, Feslyne sudah sangat lama memdambakan pergi ke Indonesia. Itu hanya angan, Papa melarangnya. Papa berkata, tidak akan ada yang menjaga Feslyne di Indonesia.

"Indonesia itu seperti apa, Sean?" tanya Feslyne penasaran.

"Indonesia itu indah. Aku paling suka alam Indonesia," jawab Sean dengan senyum mengembang. "Di Indonesia aku menemukan segalanya yang selama ini aku cari. Jika saja dad tidak mengijinkannya, aku tidak pergi."

"Aku akan mengajakmu ke Indonesia setelah kau lulus," kata Sean sambip melirik Feslyne sekilas.

"Really? Thank you Sean!" Feslyne tampak sangat gembira. Akhirnya Feslyne bisa ke Indonesia.

"Tapi aku punya permintaan."

"Katakan saja!" Feslyne akan menyanggupi segala permintaan Sean.

"Jaga sahabatku di sana. Kau seorang model bukan? Bertemanlah dengan Sina, lewat Sina kau punya koneksi ke Era dan Daniel," kata Sean dengan serius. "Aku tidak akan bisa menjaga mereka dari sini."

"Aku akan berusaha, Sean." Feslyne menganggukan kepalanya.

Sean tahu Feslyne bisa diandalkan. Ia berharap Feslyne bisa bertemu sahabat - sahabatnya. Dan ia percaya Feslyne akan bertemu dengan mereka semua.

Alasan Sean meminta Feslyne menjaga sahabatnya adalah, ia tahu Era dan Sina tidak akan bertahan lama. Sean merasa tidak beres dengan Tante Erina. Karena itu, Sean jauh - jauh datang dari New York untuk bersama mereka.

Dan Sean juga tahu alasan dad menyembunyikan rahasia bahwa Era adalah sepupunya selama ini. Karena dad juga bersalah. Karena dad hanya ingin Era bahagia. Jika Era tahu semua ini, Era pasti tambah tertekan.

"Aku tahu kau masih belum bisa melupakannya." Feslyne lalu berdiri sambil menatap kedua manik Sean. Sean hanya memandangi wajah Feslyne, tidak bisa mengatakan apapun.

"Tapi jika kau selalu berada di dekatnya, itu hanya akan memberikan Era sebuah harapan palsu," kata Feslyne sambil melangkah meninggalkan Sean.

...

"Kau habis darimana, Sean?" tanya Om Alex setelah Sean memasuki rumah.

"Bertemu Feslyne sebentar," jawab Sean dengan datar.

Om Alex menatap Sean. Ia tahu, Sean sedang memikirkan sesuatu. Dan Om Alex harap, ia bisa membantu masalah Sean.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Om Alex dingin.

"Tidak ada. Aku hanya kelelahan, dad," jawab Sean tanpa mengalihkan pandangannya. Ia tetap berjalan menaiki tangga.

"Ada saatnya nanti aku akan mengijinkanmu menemui Era," kata Om Alex sambil sekilas menatap Sean. Sean lalu menghentikan langkahnya.

Sean tercengang. Om Alex selama ini tidak mengijinkannya menemui Era. Ia tersenyum tipis. Sudah lama sekali ia menantikan ini. Sean lalu kembali menaiki tangga.


Sahabat Bukan Berarti DekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang