"Terima kasih, Pak," ujar Era sembari mengembalikan helm kepada driver ojek. Tak lupa memberikan tiga lembar Rp.10.000,00 untuk membayar jasa mengantarnya ke bandara.
Era bisa melihat mobil Toyota Terrios milik Daniel yang terparkir di parkiran bandara. Kak Stela melambaikan tangan ke arah Era, dan dibalas senyuman.
"Gimana? Om Alex bentak lo lagi?" tanya Daniel hati - hati sambil memandangi wajah Era.
"Nggak kok, El. Nggak usah khawatir," ujar Era. Keluarga Daniel sudah membantunya terlalu banyak, ia tidak akan merepotkan lebih banyak lagi hanya karena masalah keluarganya.
Drt! Drt!
Kak Stela langsung merogoh tas tangannya untuk mengambil ponsel. Ia berdecak kesal ketika melihat nama yang terpampang di ponsel.
"Gue angkat telepon dulu." Tanpa menunggu balasan dari Daniel maupun Era, Kak Stela langsung bergerak menjauh untuk mengangkat panggilan.
Aneh, Daniel terus memandangi Kak Stela dengan raut heran. "Kenapa, El?"
Daniel tersentak kaget, ia lalu menatap Era yang kebingungan. "Mm, nggakpapa. Aneh aja, Kak Stela nggak pernah menjauh kalo angkat telepon."
Perkataan Daniel memang ada benarnya, Era juga menjadi sedikit bingung. Tetapi mereka hanya bisa melihat punggung Kak Stela tanpa bisa melihat ekspresi Kak Stela.
"Eh, tapi.. beneran lo nggak dimarahin sama Om Alex?" tanya Daniel memastikan.
Jujur saja Daniel lebih mirip ibu - ibu yang cerewet. "Nggak percayaan banget sih."
"Trus ngapa mata lo sembab kek gitu? Masa iya lo diputusin pacar?"
Tak!
"Auh, sakit woi!" Daniel mengusap kepalanya yang dijitak oleh Era. "Lo sama Kak Stela sama aja, kalo sebel serem banget."
"Kamu sih! Kan kamu juga tau aku nggak punya pacar," Era mendengus sebal.
"Ya sapa tau lo nggak ngasih tau ke gue, ala - ala backstreet gitu," ujar Daniel sambil memonyongkan bibirnya ke depan.
"Ngaca kalik!"
Mereka mulai bertengkar seperti biasanya. "Lah, gue mah anak baik - baik nggak pernah pacaran."
Jawaban Daniel penuh dengan kebohongan. Apa perlu dia menjabarkan nama - nama mantan Daniel dan juga lama berpacaran? Jaman kelas satu SMA aja Daniel berani pacaran sama kakak kelas.
"Oh, ya? Aku kasih tau Kak Stela deh, mantan - mantanmu sapa aja," ancam Era dengan nada mengerikan.
Sedetik kemudian Daniel langsung memegang kedua pundak Era dengan muka memelas. "Jangan dong, Er. Lo kan baik, nggak boleh mengkhianati sahabat sendiri," rayunya.
"Daniel, lo turunin koper - koper--"
Kak Stela menatap muka memelas Daniel yang sangat lucu. Akibatnya ia langsung tertawa terbahak - bahak, tidak tahan melihat adiknya gampang diancam oleh cewek.
"Cemen bener lo, El. Muka lo udah kayak bayi pengen minum ASI," ejek Kak Stela sambil memegang perutnya yang terasa sakit karena tertawa.
"Apaan sih, Kak Stela! Nyebelin bener," Daniel berdecak sambil menyilangkan kedua tangannya.
"Hahaha-- lo ambil deh kop-- hahaha-- ambil koper," ujar Kak Stela yang masih sibuk tertawa.
Daniel mendengus sebal sambil menurunkan koper - koper milik Kak Stela dan juga Era. Barang - barang milik Kak Stela lebih banyak daripada tempatnya Era, yang akhirnya membuat Daniel kewalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahabat Bukan Berarti Dekat
Genç KurguH I G H R A N K : #54 in Teenagers Ketika sahabatmu harus menjadi saudara tirimu. Ada alasan mengapa Cassandra Inara Sheren memusuhi sahabatnya sendiri. Dan juga, ada alasan untuk Veralia Agatha Sekar menentang pernikahan Ayah-nya. Tapi, bisakah m...