19. Truth Or Dare?

611 23 0
                                    

Sina cukup bahagia sekarang. Teman-temannya mulai mau berteman lagi dengannya. Ada alasan tersembunyi mengapa mereka membenci Sina dahulu. Dan itu merupakan kesalahan fatal Sina.

"Sin, gue minta maaf musuhin lo dari dulu."

"Iya, nggakpapa. Salah gue juga, lo santai aja," jawab Sina sambil tersenyum. Senyum bahagia.

Teman-temannya itu lalu saling berpandangan, kemudian mengangguk. Sina merasa senang sekali. Setidaknya ada orang lain selain Feslyne, Selena, dan.. Era.

Saat Sina tidak sengaja melihat ke pintu, ia melihat Era berjalan dengan cepat. Ditilik dari mukanya, ia begitu senang. Sina dari kejauhan bisa melihat hal tersebut. Ingin sekali ia menyusul Era, tapi ia tidak mau tingkahnya menyakiti Era lagi.

"Sin, ada apa?" Tanya salah seorang temannya.

Sina segera memalingkan wajah dari pintu, dan tersenyum menenangkan teman-temannya. "Gue nggakpapa."

Namun dalam hati Sina masih bertanya-tanya. Siapa yang ditemui Era? Ah, sudahlah. Palingan temannya Era.

...

"Era! Lo ke sini deh!"

Saat Sina sibuk memakan hidangan, Selena memanggil Era untuk bergabung. Sina yang merasa tidak nyaman, segera beranjak dari kursinya.

"Eh lu mau ke mana, Sin?" Tanya Selena sambil memegang pergelangan tangan Sina.

"Gue.. ada.. telefon, eh iya telefon. Gue angkat dulu, ya!" Untung saja saat itu Feslyne benar-benar meneleponnya.

Namun Selena berdiri. Meraih tangan kiri Sina, lalu mematikan panggilan dari Feslyne. Selena tidak merasa bersalah sama sekali. Ia hanya tersenyum.

"Sel, lo-"

"Udah, diem aja di sini."

Sina lalu ditarik Selena untuk duduk. Era juga sudah mendekat ke meja. Selena tampak bahagia sekali. Ia sampai tersenyum dengan puasnya. Sina hanya bisa pasrah dan berharap Feslyne tidak membutuhkan hal yang penting.

"Duduk, Ra," kata Selena.

Selena lalu meminta Era untuk duduk. Era hanya menurut. Hanya sekali ia melirik Sina. Dan Sina merasakan tatapan itu. Tatapan sengit.

"Nah jadi, kita main Turth or Dare yuk!" Ajak Selena dengan wajah berseri seri.

"What, Sel! Cuma TOD dan lo tadi matiin panggilan.., pokoknya gue nggak ikut!" Sina kesal dengan tingkah Selena.

"Sekali aja, Sin." Teman teman Sina dan Era tampaknya terlena dengan ajakan Selena bermain TOD.

"Oke, pinjem bolpen lo, Mut!"

Mutia lalu menyodorkan bolpennya. Selena lalu memutar bolpen itu. Dan.. berhenti tepat di depan Sina. Sina membelalakan matanya, lalu menoleh menatap Selena. Namun Selena hanya tersenyum tanpa dosa.

"Truth or Dare," tanya Selena.

"Dare," jawab Sina malas.

"Lo harus selfie sama Era. Harus senyum. Lalu lo post di medsos, gampang kan?" Selena menepuk bahu Sina.

"Sel, gue nggak mau ngelakuin," kata Sina dengan malas.

Sahabat Bukan Berarti DekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang