PART 12 - Pacar?

3.4K 234 36
                                    

Budayakan vote sebelum baca. Sedih lho gaes kalo karya kalian tuh kaya gak dihargain sama readers tuh:(((

Oke cusss mulai baca. Happy Reading😗

•••••

Ametta POV

Hari ini, pagi ini, tanggal ini, jam ini menit ini, dan detik ini adalah hari H dimana gue dan Aligator menghadapi Olim fisika tingkat nasional.

Yang kalo menang alias juara pertama bakal dapet tropi, piala, sertifikat, uang pembinaan, sama beasiswa buat bisa milih Universitas mana aja yang mau dipilih saat udah lulus nanti.

Haduh, gini ya, gue bener-bener gak nyangka banget. Gue masih gak percaya kalo gue yang ditunjuk buat ngewakilin sekolah.

Sekarang, ditempat gue berdiri, gue sedang merapalkan doa-doa. Mulut gue dari tadi komat-kamit kaya mbah dukun baca mantra.

Gue harap-harap cemas nih. Menang gak ya? Ahh bikin stres aja gue mikirin kaya beginian.

Gue merasakan ada yang nepuk pundak gue, "Berdoa aja Metta semoga kamu sama Daven juara pertama," ucapnya. Gue menoleh, Oh ternyata Pak Damar.

Iya, olim udah selesai sekitar lima belas menit yang lalu. Gue dan Daven udah ngelewatin masa-masa sulit ini. Ah nyebut nama aligator jadi inget kejadian kemarin. Waaa abang, Metta maloe. Pipi gue merah nih pasti. Oke, lupakan.

"Duh, Pak, saya tegang ini. Nanti kalo gak juara gimana pak? Ya Allah, pak Metta deg-degan astagfirullah," gue malah panik sendiri.

Ya bayangin aja deh. Lo ikut lomba yang pesertanya bejibun. Saingan lo berat-berat cuy. Diruangan lomba ini, otak semua siswa-siswinya otak Einstein. Gila kan!

"Menang dan kalah dalam perlombaan itu biasa. Yang penting kamu sudah berusaha dan melakukan yang terbaik," ujar Pak Damar.

Weis, bijak bijak! panutan qu nieh! Pak Damar terlup dah! ini nih guru paporit gue! dapet ketchup manjah dari Metta Pak😘

"Iyadeh Pak, maaf ya Pak kalo misalnya gak juara."

Pak Damar ngangguk, "Iya, gak papa. Bapak tetap bangga sama kamu dan Daven."

Gue tersenyum simpul, "Makasih, Pak."

Gue lihat dari kejauhan Daven berjalan mendekat. Duh, mendadak gue grogi anjir. Gimana nih?

"Pak, pengumuman juaranya besok lusa. Gak bisa diumumin sekarang. Banyak yang di diskualifikasi tadi," ucap Daven pada Pak Damar.

Daven berdiri disamping kanan gue. Aduh jantung gue serasa mau copot.

"Oh yaudah kalo begitu kita kembali ke sekolah aja. Ayo," ajak Pak Damar.

Gue mendongak, menatap Daven ragu lalu beralih natap Pak Damar, "Iya—"

"—Kita ke sekolah agak nanti Pak, soalnya tadi ada dokumen yang harus ditandatangani. Bapak duluan aja. Saya bawa motor kok."

Gue melongo, natap Daven bingung.

Ha?

Apa dia bilang tadi?!

Dokumen?

Dokumen apa yang perlu ditandatanganin?! gak ada deh perasaan.

"Oh gitu. Yaudah, kamu selesaikan dulu itu. Bapak duluan ya, assalamualaikum."

"Waalaikumsallam," jawab gue dan Daven bersamaan. Pak Damar lalu pergi dan tersisalah gue dan Daven.

My Perfect Girl [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang