PART 11 - Pelukan

3.3K 201 25
                                    

Gue tahu kalo digantungin itu rasanya sakit(edisi curhat). Makanya gue up! horeee! Happy reading gaez:)

•••••

Author POV

Tiga hari berlalu terasa sangat lama. Seperti tiga abad lamanya menurut Metta. Mungkin bagi Metta, hari itu adalah hari-hari terberatnya. Kalian tau kan karna apa Metta menganggapnya seperti itu? Ya, tentu saja karna...

Aligator.

Hari ini adalah hari Jumat. Hari terakhir dimana Metta dan Daven belajar bersama. Bisa disebut, tutor sebaya untuk persiapan Olimpiade Fisika besok Sabtu.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu. Kini, Metta sedang berada diperpus. Menunggu Daven yang tak kunjung datang.

Metta menghembuskan nafas lesu, "Mana sih tu orang? gak on time banget deh," gerutunya kesal.

Metta sudah dua kali bolak-balik mencari novel untuk dibaca sambil menunggu Daven. Tetapi saat ia kembali ke bangkunya lagi, Daven ternyata belum datang juga.

"Oke, lima menit lagi gak dateng, gue susul ke kelasnya. Kalo perlu gue seret sekalian."

Ya, ya, ya, Metta sedari tadi mengoceh tidak jelas. Padahal diperpus ini masih ada sekitar lima siswi, Metta tidak malu apa jika ia dikatakan gila karna berbicara sendiri? Metta memang tidak tau malu. Urat malunya mungkin sudah putus.

"Oke, fix! gue susul!" Metta bangkit, menggendong tas ungunya dipunggung lalu berjalan keluar perpus. Sebelum keluar ia berpamitan dulu sama Mbak Sari-penjaga perpus.

Metta berjalan agak tergesa menaiki tangga menuju kelas XI IPA-1. Kelas Daven. Saat Metta sudah sampai didepan pintu kelas Daven, Metta berhenti sejenak.

Huft...bentar

Masuk gak ya? masuk, enggak, masuk, enggak, masuk.

Metta memang gila. Ia bahkan sampai menghitung jumlah kancing bajunya. Sinting.

Persetan dengan bodoamat! masuk ajalah!

Tok tok tok!

"Permisi."

Tak lama pintu terbuka, menampilkan seorang cewek berambut sebahu yang menatap Metta bingung.

"Ada perlu apa ya?" tanya cewek itu.

Metta menghirup nafas dalam-dalam lalu menghenbuskannya pelan.

Lo pasti bisa Met! pasti bisa!

"Emm...gue cari Daven. Davennya ada gak dikelas?" tanya Metta.

"Oh, Daven. Dia udah keluar kelas dari bel tadi. Tapi gak tau kemana. Kayaknya sih belum pulang deh, soalnya tadi gue masih liat motornya diparkiran," jawab cewek itu.

"Oh, gitu. Okedeh, makasih ya. Gue duluan," ketika Metta hendak membalikkan tubuhnya, cewek teman sekelas Daven itu mencegahnya.

"Eh tunggu tunggu."

Metta menoleh, "Apa?"

"Kalo gak salah sih Daven ada di rooftop. Soalnya biasanya dia sama si Arif dan Tomy nongkrong disana kalo pulang sekolah. Tapi gatau juga sih, coba lo cek aja."

Metta mengangguk, "Oh gitu ya. Oke, makasih ya infonya, yaudah gue duluan."

Cewek itu mengangguk lalu kembali masuk ke kelasnya.

Metta berbalik, dengan keberanian penuh ia berjalan menuju rooftop sekolah. Satu-satunya tempat yang belum Metta kunjungi selama sekolah disini. Tempat yang menurutnya sangat sakral.

My Perfect Girl [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang