PART 18 - Kecolongan Lagi

4.4K 265 122
                                    

Challenge : Tembus 100 comment, malemnya aku langsung up! wagelaseh! tapi gak mungkin bisa ehehe:)

Author sangad butuh vote dan comment kalyand:)

Happy reading, part panjang❤

•••••

"Met, tau gak? entar ada pertandingan basket mendadak. Galaksi lawan SMA Pelita. Katanya sih yang menang bakalan ditunjuk ngewakilin kota kita buat ikut Basketball Competition di Jakarta sana. Nonton yuk!"

"Gak!" tolak Metta.

Alya cemberut, "Ah elah, lo juga dirumah gak ngapa-ngapain kan? dari pada gabut mending nonton, kan kan?"

Metta menoyor kepala Alya, "Enggak."

"Ish lo kenapa sih, Met? ayolah nonton jam dua nanti," rengek Alya menggoyang-goyangkan lengan Metta.

"Gak mau dibilangin."

"Lo tuh ya! ini tuh kesempatan buat kita cuci mata tau gak? Vitamin A bertebaran dimana-mana nanti tuh."

Metta memutar bola mata malas, "Cogan aja pikiran lo."

"Ye kita gak bisa hidup tanpa cogan tau gak!"

"Bodoamat, ayo gue mau balik ke kelas!" ajak Metta seraya bangkit dari duduknya.

"Tunggu dulu, belom dibayar nih! main kabur aja lo!" sungut Alya menunjuk dua mangkok bakso dimejanya.

Metta nyengir tanpa dosa, "Lo yang bayar ya, Al. Lagi krisis ekonomi nih gue, tega banget lo sama majikan."

"Majikan majikan kuping lo katarak! dimana-mana ya majikannya yang bayarin. Bayar sendiri! gue tuh baru nabung buat beli tiket konser para suami gue."

"Bodoamat, Alya kalo pelit entar kuburannya sempit."

"Tanah Monas gue beli deh buat makam, luas kan!"

•••••

Di koridor yang lengang, terlihat postur tubuh tegap tiga orang cowok yang berjalan santai, sesekali bercengkrama. Ya, mereka adalah Daven, Arif, dan Tomy.

"Ven, pokoknya kita harus hajar abis-abisan Pelita nanti siang!" seru Arif dengan semangat 45.

Daven menoleh sekilas, lalu kembali berjalan santai sambil memasukkan kedua tangannya disaku celana.

"Gue mau bales perbuatan mereka ke Galaksi dulu waktu kita masih awal masuk, masih cupu-cupunya," imbuh Arif.

"Gak guna nyimpen dendam," ujar Daven akhirnya, seraya menyisir rambut ke belakang dengan jari.

"Lo lupa kita dibantai abis-abisan dulu? kita kalah jauh, sampe-sampe gue ngerasa kalo mereka sengaja mempermaluin kita. Ngebuat se-Galaksi malu," jelas Arif.

"Gue setuju sama si Kunyuk," sahut Tomy tiba-tiba yang dibalas tatapan maut dari Arif. Tomy nyengir kuda.

"Lo pada ingetkan dulu Pelita main curang tapi malah dibela sama wasit? disitu gue mikir, kayaknya ada yang gak beres. Mereka sogok wasitnya kalo menurut gue," sambung Tomy.

Daven menghentikan langkahnya, otomatis Arif dan Tomy pun juga ikut berhenti.

"Ada bukti?" tanya Daven santai.

Arif dan Tomy saling berpandangan.

(Pandangan pertama awal aku berjumpa~tetteretteret)

Oke, back to the topic!

My Perfect Girl [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang