Prolog

6.8K 477 34
                                    

Seperti biasa, Kirios High School selalu di penuhi oleh para siswa berkelas dengan kendaraan mewah yang melintas angkuh sepanjang mata memandang. Banyak di antara mereka adalah anak-anak penjabat pemerintahan yang memiliki nama, atau anak para pengusaha terkenal yang memiliki perusahaan raksasa.

Namun empat buah mobil cukup menonjol melintas angkuh, seolah para pengendaranya adalah sosok yang diutamakan di gedung megah itu, pun benarkah mereka memang orang-orang penting?

"Haruskah aku bersekolah di tempat ini?" guman sang wanita dengan raut jengah, matanya memandang risih calon teman-temannya yang di rasa sangat berlebihan. Bagaimana mareka membawa pelayan ketika bersekolah? Bahkan lebih dari dua, beserta supir yang selalu siap sedia di mobil-mobil mewah mereka?

"Terima saja. Ini adalah keberuntungan bagimu. Kenapa kau selalu menolak sesuatu yang baik, huh? Seharusnya kau menikmati kenikmatan ini, bocah!" Sungut sang ayah yang tengah mengendarai mobil mereka, mobil yang di penuhi tempelan usaha keluarga mereka. Usaha penatu.

"Appa, jangan terlalu sering memperlihatkan sikap burukmu itu. Menjadi seorang penjilat sangat menjijikan, kau tahu?"

"Mulutmu kasar sekali, huh? Memangnya siapa yang mendidikmu menjadi semengerikan ini, eoh?"

"Kau dan ibuku. Sudahlah. Turunkan aku di sini saja. Kau benar-benar mempermalukanku, appa. Memangnya kau pikir mereka mau menggunakan jasa penatu kita? Mereka bahkan memiliki lebih dari selusin pelayan yang akan mencuci ribuan pakaian mewah mereka."

Brak!

"Cih, bocah itu kasar sekali." gerutu sang pria yang kembali memutar kemudi "Ckck... kau sangat beruntung putriku. Sekolah ini benar-benar luar biasa."

.

"Dimana Yunho? Bukankah kau bertetangga dengannya?"

Changmin melirik Yoochun malas "Kau pikir aku dapat melihat isi rumah aristokrat Jung itu, huh? Tidakkah kau melihat betapa tinggi pagar istana mereka yang hampir menyamai tinggi lima buah lemari pendingin? Terlebih luas halaman yang harus kita lewati setiap kali berkunjung? Dasar bodoh!"

Kyuhyun menepuk bahu Yoochun seraya mengarahkan pandangannya pada suatu titik "Lihatlah, ketua kita sudah datang."

Siwon memimpin langkah ketiganya untuk mendekati helipad dimana sebuah helikopter baru saja lepas landas. Terlihat Yunho mulai menuruni kendaraan itu setelah salah satu petugas membukakannya. Baling-baling masih berputar dengan hempasan kuat angin yang membalut keempat pria tampan lainnya.

"Baru kembali? Kali ini kemana kau pergi?" Siwon merangkul santai bahu Yunho diikuti ketiga temannya yang lain.

Yunho melepaskan kacamata hitamnya dan menatap jenuh bangunan megah di hadapan "Hanya menikmati waktu bersama para wanita Hawai, sekaligus memeriksa beberapa hotel di Eropa."

Yoochun menyerobot, melepaskan rangkulan Siwon pada bahu Yunho "Ingat Jung-shi jika kita ini masihlah seorang siswa sekolah akhir. Jangan terlalu memikirkan bisnis diusia muda, kawan."

"Cih!" Kyuhyun menyela sinis "Bukankah kau yang harus diingatkan, Park? Kau juga memiliki tanggung jawab besar sebagai penerus perusahaan keluargamu, bodoh!"

"Sudahlah, kawan. Biarkan aku memimpin kali ini, kalian tidak mendengar suara perutku yang terus berbunyi sejak tadi?!" Changmin langsung mendahului keempat temannya yang hanya tertawa tak percaya.

"Ayo cepat susul bocah itu sebelum satu cafetaria ditelannya habis." gurau Siwon.

.

"Anda sungguh tidak ingin kami temani, tuan muda?"

Manik bulat itu melirik penuh penilaian pada refleksinya di sebuah kaca raksasa yang didesign khusus untuknya dari seorang seniman terkenal dunia.

"Aku sudah mengatakan hal ini berulang kali, Yoon-shi." dirapikan sedikit surai kemerahannya sebelum meraih salah satu kacamata dari sepuluh kacamata yang di keluarkan dua pelayan.

"Lagipula tunanganku sudah kembali." bibir ranum cantik itu mengulaskan senyum kecil "Kalian tidak perlu mengkhawatirkanku, heum~?"

Diraihnya jas dengan lambang Kirios yang khas sebelum beranjak meninggalkan closet megah itu. Bahkan mengindahkan wanita yang terus saja membujuknya, sang pelayan pribadi yang melayangkan tatapan cemas sekaligus tak setuju.

"Semoga saja dia memang bisa menjaga tuan muda Kim dengan baik." ragu wanita Yoon.

...

Manik bulat itu melirik kerumunan siswa yang selalu memenuhi lorong utama yang biasa di lewatinya. Beberapa dari mereka terdengar menyerukan namanya, meski banyak di antara mereka yang menyerukan nama dari lima orang pemuda, sang penguasa Kirios.

Dilihatnya Yunho yang mulai melintas dari arah yang sama dengan tatapan datar dan dingin. Jaejoong mulai beranjak dari mobil dengan tatapan yang tak lepas dari Yunho. Keduanya saling berpandangan beberapa saat.

"Jaejoong?" Sapa Yunho dengan senyum tipis.

Kaki jenjangnya melangkah pasti ke arah Yunho seraya melepaskan kacamatanya dan menampilkan sepasang manik bulat indah, sebelum sosok wanita asing menghalangi langkahnya dan menatap Yunho dengan berani.

"Hey, kau! Tahu dimana ruang administrasi? Atau setidaknya ruang guru?"

Jaejoong mendekati sang wanita dengan pandangan tak senang. Berani sekali wanita ini menunjuk wajah Yunho dengan jari kotornya.

"Jika kau mau, aku bisa menunjukan jalannya... nona?"

Gadis itu melirik malas Jaejoong "Akhirnya di antara orang-orang sombong ini ada juga yang mau berbicara denganku. Jadi-" tiba-tiba saja matanya menilik penampilan Jaejoong dari atas ke bawah "Kau ini pria atau wanita?" terlebih busana yang digunakan sosok indah dihadapannya kini jauh berbeda dari siswa lainnya, meski bawahannya tetap mengenakan celana namun sentuhan designer pasti mengubah sepenuhnya busana formal itu dengan keunikan yang mengagumkan.

Jaejoong tersenyum simpul dan membuat sang wanita terpesona "Bisakah kita pergi sekarang, nona?"

"Jaejoong..."

Yunho mendekat dan menatap lama sang wanita. Jaejoong terlihat tidak suka dengan tatapan Yunho ke arah sang wanita asing itu. Seolah wanita itu akan menjadi fokus Yunho setelah ini.

"Siapa namamu?" tanya Yunho ketus.

"Seo Yeji. Ada perlu denganku?" balas Yeji berani.

Jaejoong menahan bahu Yunho untuk tidak terpancing oleh perkataan kasar Yeji "Yunho! Biarkan kami pergi, heum?"

Bibir hati Yunho hanya mengulaskan lekuk kecil kemudian melayangkan kecupan singkat pada pipi Jaejoong sebelum melenggang santai dengan gaya brandal diikuti keempat temannya. Bahkan manik musang itu sempat melayangkan kedipan nakal pada Jaejoong.

Yeji membulatkan tatapannya tak percaya ketika Jaejoong menyentak wanita itu tak acuh "Ayo, ikut aku."

Dan Yeji hanya dapat mengikuti Jaejoong dalam diam. Namun kita tidak tahu apa yang tengah Yeji pikirkan saat ini, terlebih pandangan wanita itu tak lepas dari rombongan Yunho yang kini berada pada seberang lorong.

TBC

.

.

.

.

.

Sedikit mirip sama drakor Boys Before Flowers, tp ga sama persislah... karena tetep YunJae yg bakal bersatu~

Yay or nay?

BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang