Cinta adalah jebakan. Karena kita melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.
.
.
.
-Several Years Later-
Sebuah langkah kaki memasuki ruangan yang dipenuhi oleh nuansa monokrom, pun berbagai lukisan raksasa menghiasi dinding-dindingnya hingga sekumpulan potret sang pemilik bangunan tersebut terlihat. Sangat bervariasi, mengingat penghuninya adalah sosok yang memiliki popularitas besar di negeri tercinta ini.
Sayup-sayup terdengar suara yang saling bersahutan, kilatan dingin sekaligus tegas luntur begitu menangkap sosok-sosok yang begitu lama tidak ditemui. Menempatkan diri untuk duduk disamping sang pemilik rumah sekaligus meraih sebotol sampanye dan menuangkannya pada gelas-gelas yang ada.
"Ingin bersulang?"
Salah seorang pria yang baru saja mengakhiri panggilan lantas terkekeh "Apakah kehidupan di dunia politik sangat mencekik hingga kami harus menunggumu begitu lama, Siwon-ssi?"
Cho Kyuhyun, pria yang telah bertunangan itu semakin sibuk setelah mengambil alih perusahaan keluarganya. Yeah, menangangi Kirios yang berlatar pendidikan adalah tantangan cukup berat.
Pria lain dengan penampilan paling eksentrik ikut menambahkan "Kau sudah terlalu sering mengagalkan pertemuan ini, Siwon-ah. Tidak kau tahu jika kami juga begitu sulit menyesuaikan kegiatan masing-masing?"
Kim Junsu, sang pemilik rumah sekaligus satu-satunya yang terjun dalam dunia seni. Bukan hanya sebagai penyanyi musikal yang membesarkan namanya, namun juga berhasil menggarap banyak film dan drama. Cukup mengesankan meski awalnya mereka -para sahabat- sangat-sangat meragukan kemampuan Junsu.
"Tuntutan pekerjaan. Lagipula keluarga kami memang tidak bisa lepas dari dunia politik yang membosankan."
"Hah... aku lelah sekali mengurus artis-artis berkepala batu! Mereka pikir dunia hiburan senaif dongeng-dongeng yang mereka baca sejak kecil, huh?!"
Kalimat penuh kedongkolan itu berasal dari Yoochun. Mungkin kesenangan dalam hidupnya telah berakhir sejak diberikan tanggung jawab untuk menangani Xzander Ent. Terkadang Siwon merasa jenuh karena salah satu rekan terbaiknya menjadi yang sulit untuk diajak liburan bersama.
Brak!
Kali ini pintu terbuka kasar yang memunculkan dua pemuda dengan salah satunya lebih tinggi serta seorang wanita cantik bertubuh mungil. Bisakah Siwon mengungkapkan makiannya oleh kerusuhan mereka? Meski masa-masa remaja itu sudah jauh terlewat, namun keributan ini tidak pernah berakhir.
"Changmin-ssi! Bisakah kau tidak menghalangi jalanku?!"
"Kau terlalu banyak bicara, little duck! Jangan salahkan aku karena kau kecil!"
"Jangan mengataiku, giant beast! Kau yang merebut tumbuh kembangku sejak dalam kandungan!"
"Kau saja yang bertubuh mini! Kenapa harus menghakimiku!?"
"Fu*ck you! Benar-benar kutukan memiliki kembaran mengerikan sepertimu!"
"Yah! Kau adalah kesialan dalam hidupku!"
"Shim Changmin!"
Siwon ingin tertawa keras namun tuntutan sosial yang kini dijalani membuatnya tidak merespon banyak. Hanya saja selalu menyenangkan untuk melihat sepasang kembar itu bertengkar, dimanapun dan kapanpun.
Taeyeon adalah wanita dengan karir yang kuat. Dia seorang bankir ternama, bahkan menjadi sosok yang begitu disegani.
Dan Changmin beruntung karena impiannya dalam berekperimen secara bebas dapat terwujud. Meski kini Changmin tidak bisa sembarangan melakukannya, pun begitu keahlian Changmin dalam hal obat-obat telah diakui. Jase Group dapat berbangga diri kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
FanfictionDalam sebuah drama, kisah seorang pria kaya raya yang mencintai wanita miskin dan lugu hingga rela melakukan apapun untuk mendapatkan sang wanita. Namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Sang pria kaya raya bisa saja mencintai seorang wanita...