Cinta adalah jebakan. Karena kita melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.
.
.
.
"Halo?"
"Huanran!"
"Eoh? Kau? Ada perlu apa menghubungiku?"
"Aku tidak akan berbasa-basi, apakah kau mengenal Kim Jaejoong?"
"Kenapa kau menanyakan hal itu? Apakah kau mencari masalah dengannya?"
"Tidak- aku hanya ingin tahu hubunganmu dengannya... apakah kau teman lama Kim Jaejoong?"
"Aku tidak bisa mengatakannya lewat panggilan telepon, libur nanti aku akan mengunjungi Korea Selatan. Ingat, jangan bersinggungan dengannya!"
"Kenapa harus? Aku bahkan telah satu sekolah dengan Kim Jaejoong."
"A-apa?! Maksudku, bagaimana bisa? K-kau tidak menganggunya, bukan?"
"Dia terlihat sangat lugu dan baik, kami berteman. Bagaimana kau tidak berkata kepadaku jika kau pernah berteman dengan Kim Jaejoong? Kau tahu, tunangannya adalah orang yang sangat tampan-"
"Jangan mencampuri urusan mereka!"
"Kenapa kau membentakku?! Sudahlah, lebih baik kau segera ke sini dan jelaskan semuanya! Tidak perlu mengguruiku."
Tut
...
Kakinya melangkah masuk pada pelataran yang telah lama tidak disinggahinya, pandangannya mengedar dan mendapati beberapa sisi yang telah diperbaruhi. Juga dua buah mobil yang terparkir pada garasi megah di sana. Sepertinya dirinya menjadi tamu ketiga di tempat ini.
"Tuan muda, saya akan menaruh barang-barang anda di tempat biasa."
Jaejoong hanya mengangguk, membiarkan Seomi menjauhinya. Melintasi ruang tengah yang ternyata telah ditempati oleh sepasang gadis.
"Oppa! Kau datang?"
Bibirnya hanya menciptakan lekuk kecil oleh seruan yang termuda, "Kalian sudah tiba lebih dulu ternyata,"
"Umma meminta kami untuk mengunjungi halmeoni, lagipula sore nanti halmeoni akan kembali ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin."
Dimana sang gadis lainnya mendekat dengan senyum sinis "Bagaimana pertunanganmu dengan pemuda Jung itu, Jaejoong-ah? Apakah baik-baik saja?"
"Itu bukan urusanmu, Gyura."
Namun Gyura tidak terlalu senang dengan sikap dingin Jaejoong, sepupu tertuanya itu benar-benar memuakan "Kau sama sekali tidak mencerminkan tunangan dari seorang Jung, apakah mereka tidak salah lihat? Bukankah keluarga Kim memiliki banyak cucu yang lebih pantas dibanding dirimu?"
"Eonni!" gadis termuda menahan Gyura yang terus menciptakan nyala api "Sudahlah, lagipula Jaejoong-oppa baru saja tiba."
"Bukankah dia dan ibunya pernah berkata untuk tidak kembali menginjakan kaki di kediaman utama Kim? Kenapa kau malah membelanya, Hyera?"
Raut wajah Jaejoong sama sekali tidak menunjukan arti, hal yang sama setiap kali mereka bertemu. Bukankah sudah Jaejoong katakan sebelumnya? Mendatangi tempat ini sama saja dengan melemparkan diri pada neraka!
"Aku tidak ingin menjilat ludahku sendiri, namun naluriku terpanggil ketika wanita tua itu memintaku untuk datang,"
"Kau-" Gyura mendelik marah "Berani sekali memanggil halmeoni Kim dengan kasar! Apakah kau merasa hebat karena berhasil menjerat keluarga Jung?! Kesombonganmu itu tidak mungkin bertahan lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
FanfictionDalam sebuah drama, kisah seorang pria kaya raya yang mencintai wanita miskin dan lugu hingga rela melakukan apapun untuk mendapatkan sang wanita. Namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Sang pria kaya raya bisa saja mencintai seorang wanita...