Blossom 16

1.9K 258 38
                                    

Cinta adalah jebakan. Karena kita melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.

.

.

.

-3 Years Ago-

Seorang wanita menghampiri mejanya, tanpa mengungkapkan maaf atas tindakan tidak sopan bahkan tingkah seenaknya itu dilanjutkan dengan menikmati roti isi yang dibawa seolah dirinya tidak terlihat. Pun bukan berarti mereka tidak saling mengenal, bahkan keduanya mungkin mengetahui jelas karakter masing-masing.

"Kudengar kau telah mengambil alih Big Flame sejak menetap di Warsawa."

"Dunia ini begitu terbuka dalam hal informasi,"

"Kenapa? Bukankah keluarga Jung selalu memastikan keturunan mereka melanjutkan pendidikan di Amerika? Bagaimana dirimu berhasil lolos dari jeratan itu?"

"Bibi seharusnya tahu alasanku melakukannya."

Minyoung menaruh roti isi yang baru dinikmati pada ujung lidah sebelum menenggak kopi miliknya "Kau masih mematuhi permainan kita, bukan?"

Yunho hampir menunjukan reaksi lebih, pun urung. Permainan itu terlalu menyiksanya, bagaimana mungkin Yunho dapat bertahan dengan hanya memperhatikan Jaejoong dari jauh bahkan ketika kekuasannya dapat merebut Jaejoong dengan mudah dari jeratan muslihat Minyoung.

Empat tahun berlalu, bahkan Yunho bersikeras untuk tidak lepas pengawasan dari Jaejoong. Membiarkan Minyoung menciptakan dunia untuk Jaejoong- dalam hal ini juga untuk kebaikan pria rupawan itu. Alasan Yunho menetap di salah satu kota di Polandia hanya karena jarak yang cukup dekat dengan keberadaan Jaejoong.

Minyoung memilih Lituania, karena baik keluarga Jung serta Kim tidak memiliki kuasa di sana. Meski kini Yunho begitu gencar membangun koneksi yang kuat, namun tetap saja membutuhkan waktu yang lama.

"Kita berdua tahu siapa yang bisa mengakhiri permainan ini."

Lekuk Minyoung terlihat puas "Tentu, karena aku yang menciptakannya." mengulurkan sebuah cincin, yang tentunya sangat Yunho kenali "Minggu depan adalah kelulusan Jaejoong. Dia menikmati hidupnya di kota ini tanpa pengaruh Kim dan Jung. Dia bahagia, dan mungkin telah memiliki kekasih."

"Bibi!" Yunho sama sekali tidak terima atas perkataan Minyoung, apa maksudnya kekasih? Kemudian mengembalikan cincin pertunangan mereka?

Memang selama ini, baik Yunho maupun Jaejoong tidak pernah mengenakannya. Namun keduanya saling menjaga benda berharga itu dan menyimpannya dengan baik.

"Jaejoong membawa seorang pria ke rumah kami, aku cukup terkejut awalnya namun aku senang karena pria itu bisa menjaga Jaejoong dengan baik dan hubungan mereka terlihat manis."

"Bibi tahu jika Jaejoong masihlah tunanganku?!"

"Saat ini Jaejoong adalah milikku, Yunho. Apapun statusnya di masa lalu, ketika bersamaku maka Jaejoong bebas memilih masa depannya sendiri."

Yunho mengepalkan kedua tangannya murka, dirinya sudah begitu patuh dan mengikuti permintaan Minyoung kemudian memastikan jika Jaejoong pulih secara perlahan. Namun inikah yang diterimanya?

"Aku tidak akan membiarkan orang lain memiliki Jaejoong. Dia adalah milikku, bibi." nada suara Yunho lebih berat dari sebelumnya, seperti puluhan amarah yang tertahan di tenggorokan "Aku menghargaimu sebagai ibu dari Jaejoong, namun bukan berarti aku tetap diam ketika kau terus bermain-main denganku."

Minyong tersenyum simpul "Aku mengenalmu, Yunho-ya. Kau tidak mungkin melukai Jaejoong, bukan? Kini Jaejoong hanya memilikiku, meski aku sudah lepas dari Kim sejak setahun lalu. Namun aku tetap bisa melakukan apapun untuk membuatmu menderita. Jadi, mana mungkin aku bermain-main dengan anak muda sepertimu? Itu akan membuang waktu berhargaku."

BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang