Cinta adalah jebakan. Karena kita melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.
.
.
.
Senyum cantiknya terulas begitu meninggalkan keramaian bandara, meski kilatan matanya terlihat begitu sendu namun tetap menarik untuk dipandangan. Melalui jendela taxi yang ditumpanginya, pemandangan kota Seoul kembali dilihat setelah sekian lama.
"Banyak yang berubah di sini." tangan dengan buku-buku berwarna peach itu menyentuh layar ponsel yang memperlihatkan dua remaja -wanita dan pria- tengah saling berangkulan dengan raut bahagia. Rasa rindunya tidak pernah padam, dan sosok indah itulah yang menjadi tujuan kerinduannya.
Satu jam adalah waktu yang sangat lama untuk berada di atas kendaraan, yang mana sebuah bangunan dengan usaha penatu memenuhi pandangan. Membayar ongkos taxi sebelum memasuki gedung yang tidak lebih besar dari kediamannya dengan koper yang diseret perlahan.
"Selamat datang di- Huanran? Astaga! Aku sampai tidak mengenalmu!"
Huanran menerima rengkuhan hangat dari seorang wanita sebelum teralih pada sosok pria baya yang juga tengah bekerja di sana, "Lama tidak bertemu, paman-bibi. Apakah kalian baik-baik saja?"
...
"Kapan kau tiba? Kenapa tidak memintaku untuk menjemputmu di bandara?" Yeji merapikan barang-barang Huanran, sesekali melirik wanita yang memilih membaringkan diri pada ranjang besar di balik punggungnya.
Mereka telah berada di sebuah hotel, kediaman Yeji terlalu kecil dan membuat Huanran tidak memiliki banyak ruang untuk bergerak. Rasanya sudah begitu lama sejak keduanya saling berbincang kembali.
"Bagaimana SMA Kirios? Kau menemukan pangeran impianmu?"
Pertanyaan Huanran tentu mengalihkan perhatian Yeji namun helaan napasnya mengalun, "Tentu saja ada! Kirios adalah tempat berkumpulnya para tuan muda tampan."
Huanran hanya tertawa, dulu mereka sering sekali bertukar cerita. Orang tua Yeji adalah pelayan di rumahnya, dan tentu mereka telah mengenal sejak kecil. Satu-satunya orang yang berani membantah bahkan menolak perintahnya adalah Yeji.
Saat itu keduanya masih berusia 6 tahun, ketika Yeji tanpa sengaja mengambil salah satu mainannya, Huanran yang sangat posesif dengan barang-barangnya lantas mengamuk dan memukul pelayan yang berada didekatnya ketika Yeji muncul bagai pahlawan dan balas memarahinya.
Bagi nona muda seperti Huanran, tentu tingkah Yeji sangat membuatnya murka. Tidak ada seorangpun yang berani melawan pun meneriakinya seperti Yeji. Namun sejak saat itu, Huanran malah tidak bisa lepas dari Yeji, dan memusuhi siapapun yang berusaha melukai Yeji. Baginya, Yeji adalah sosok saudara yang impian. Itulah kenapa hubungan mereka saling terikat.
"Tentang Jaejoong, bisakah kau tidak lagi berurusan dengannya?"
Kali ini Yeji tidak lagi menahan diri, "Sebenarnya apa yang terjadi padamu dan Jaejoong?"
Teringat peristiwa kelam, dimana Huanran yang tiba-tiba saja kembali dalam keadaan mengenaskan. Puluhan tayangan televisi juga tak henti mengangkat kecelakaan yang dialami Huanran, dengan dua tuan muda yang kebetulan ikut didalamnya.
Keluarga Jung dan Kim sudah terkenal sejak lama, namun Yeji belum pernah melihat tuan muda mereka secara langsung. Dia hanya tahu dari cerita-cerita yang Huanran katakan. Namun diantara banyaknya para tuan muda kecil, hanya Kim Jaejoong yang tidak pernah absen dari bibir Huanran.
Tentu saja karena dulu sekolah mereka tidak sama, anak seorang pelayan seperti dirinya tidak akan sanggup untuk satu sekolah dengan Huanran dan kini Yeji begitu beruntung karena berhasil masuk di sekolah Kirios dengan penyeleksian sangat ketat bahkan wawancara yang sulit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
FanficDalam sebuah drama, kisah seorang pria kaya raya yang mencintai wanita miskin dan lugu hingga rela melakukan apapun untuk mendapatkan sang wanita. Namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Sang pria kaya raya bisa saja mencintai seorang wanita...