Cinta adalah jebakan. Karena kita melihatnya sebagai cahaya, bukan bayangan.
.
.
.
"Hais! Tapi tidak harus bajuku juga, Yunho-ah!"
"Aku akan menggantinya,"
"Tapi akan sangat lama... bahkan aku baru saja menggunakannya sekali, dan meminta pelayan untuk menaruhnya di lounge."
"Kau tidak perlu cemas, keluarga Jung memiliki banyak perancang busana." celetuk Changmin tiba-tiba seraya mendekati keduanya dengan nampan berisi potongan buah segar "Hanya sehari dan seragammu akan kembali dengan model terbaik!"
Yoochun mendekat dengan sebuah buku dalam genggaman "Kau seperti tengah mempromosikan para pelayan Yunho,"
"Lagipula Jaejoong baru saja kembali pagi tadi dan tidak mengenakan seragam saat ke sekolah, apa salahnya meminjamkan satu untuknya?" timpal Junsu diikuti Sungmin.
Mereka hendak memulai kelompok belajar, pun masih harus menunggu tutor yang akan memandu. Bangunan yang bersisihan dengan green house milik keluarga Jung serta taman luas yang mengelilingi menjadi pilihan mereka pada akhirnya, di samping Changmin yang enggan kembali ke rumah serta kediaman Kyuhyun yang kurang kondusif sekembalinya Ahra, istana Yunho memang terbaik dalam mencari ketenangan.
Terlebih dengan beberapa area yang layak untuk disinggahi, perpustakaan megah yang memiliki buku terlengkap yang telah diterjemahkan serta para pelayan yang selalu siap sedia jika dibutuhkan. Benar-benar surganya pelajar seperti mereka!
"Tapi..." kalimat Siwon terhenti ketika melihat Jaejoong yang baru saja tiba bersama Kyuhyun "Kalian pasti paham apa yang kumaksud," lirihnya tak berdaya.
Penampilan Jaejoong dalam balutan seragam yang dimodifikasi menjadi fokus mereka. Mungkin agak sedikit tidak masuk akal, namun seragam besar Siwon bagai menyusut dalam tubuh Jaejoong. Dimana beberapa perhiasan yang memperelok.
"Hai, apakah guru Jang belum datang?"
Sungmin meminta Jaejoong duduk di sampingnya "Kudengar kau tidak mengenakan seragam pagi tadi,"
"Ne, tapi Yunho berhasil menemukan satu setel seragam bersih untukku di lounge."
"Kau tidak tahu jika seragam itu milik Siwon?" tanya Junsu penasaran.
"Benarkah?" Jaejoong terlihat sangat terkejut "Pantas saja sangat besar. Maafkan aku, Siwon-ah. Aku janji akan mengganti seragammu,"
Tentu saja Siwon tidak mungkin melayangkan protes ketika raut wajah Jaejoong membuatnya luluh dalam sekejap "Tidak masalah, lagipula Yunho sudah memesankanku seragam baru."
"Gomawo~" seru Jaejoong yang tersadar akan keberadaan Yunho di sisinya, menangkap mangkuk semangka yang dicampur susu terulur padanya "Kau terlalu perhatian,"
Yunho tidak menimpalinya pun memastikan jika Jaejoong menghabiskan makanannya, lagipula dia tidak akan membiarkan perut sang tunangan sampai kosong "Jangan sisakan buah itu,"
Jaejoong hanya mengangguk tidak terlalu peduli, memperhatikan para sahabatnya yang mulai terfokus pada bacaan masing-masing pun saling berargumen dalam hal memecahkan materi. Bukan seperti kelompok belajar biasa, mereka sebenarnya tidak memerlukan guru untuk menerangkan materi yang belum diketahui, namun mereka akan saling memecahkan setiap persoalan baru yang ada.
Mereka memang bukan murid sekolah menengah atas biasa, terlebih didikan keras pada masing-masing keluarga membuat mereka tidak boleh terlalu mengandalkan orang lain, dimana tutor yang dibayar hanya bersifat mendampingi jika pemikiran mereka keliru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blossom
FanfictionDalam sebuah drama, kisah seorang pria kaya raya yang mencintai wanita miskin dan lugu hingga rela melakukan apapun untuk mendapatkan sang wanita. Namun pada kenyataannya tidaklah seperti itu. Sang pria kaya raya bisa saja mencintai seorang wanita...