Diuji

4.2K 564 0
                                    


***

"Ternyata hapal Qur'an itu mudah ya Sa."

Satu senyuman terukir di bibir Nafisa. Dia bahagia mendengar ucapan Sina. Benar bukan? Jika menghapal quraan itu tidak lah sulit. Allah sendiri yang telah menjaminnya di dalam Al-quran.

Nafisa juga begitu terharu melihat Sina yang terus bersemangat menghapal kalam Allah. Bahkan Wanita itu mampu menghapal surat Annaba dalam waktu 3 hari saja.

Awalnya Nafisa memang memaksa. sekaligus mendorong Sina untuk terus menghapal dan muroja'ah. Dan MasyaAllah Sina jadi kecanduan sendiri.

Usai sholat subuh wanita itu telah larut dengan Al-Qur'an. Mengingat ayat demi ayat hingga pukul 8 pagi. Usai menghapal, Sina biasanya lanjut melaksanakan Duha 4 rakaat.

"Alhamdulillah. Semoga kamu bisa hapal 30 juz ya Sin."

"Aamiin. Tapi yang terpenting dari itu semua Sa. Aku merasakan kedekatan luar biasa dengan Allah. Rasanya Allah selalu menjaga ku."

"Itu tandanya kamu sudah mendapatkan cinta nya Allah Sin."

Sina mengucap syukur. Sungguh ia tak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Tak pernah ia merasakan hatinya setentram ini.
Memang benar, manis nya iman itu luar biasa.

"Udah jam 9 pagi nih Sin. Aku mau berangkat ke kampus dulu ya."

"Oh okay Sa."

"Nanti kalau umi udah pulang, bilang aja kalau aku udah berangkat ya."

"Ya Sa Insya Allah."

Nafisa lantas berdiri dari meja makan. Tak lupa ia memasukkan bekal kedalam tas yang sebelumnya telah di siapkan sang Umi.

"Oh ya Sa. Aku mau cari kerja hari ini. Udah 2 minggu aku numpang disini Jadi aku mau bantu cari uang."

"Ya Allah Sin. Kamu gak numpang kok disini. Kamu tu udah aku anggap kek saudara sendiri dan aku insyaallah mampu kok mencukupi kebutuhan kita bertiga."

Sina merasa terharu akan kebaikan Nafisa. Tak menyangka jika ada orang-orang yang menerima nya tulus seperti Nafisa dan juga Umi. Walau begitu, ia tak mungkin merepotkan Nafisa lebih jauh. Ia masih kuat bekerja.

"Gak papa Sa. Aku juga ingin cari kesibukan di luar. Ingin mencari rezeki yang halal."

"Kalo itu keputusan kamu, aku dukung. Semoga kamu cepat dapat kerja ya."

"Aamiin. Ya udah sana pergi Sa. Ntar telat loh."

Nafisa mengangguk lantas beranjak meninggal kan ruang makan diikuti Sina di belakangnya.

"Aku pergi ya Sin. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam."

****

Sina berjalan dibawah terik matahari tanpa merasa lelah. Semangat nya berkobar seperti sinar sang surya diatas sana. Ini hari pertama Sina mencari pekerjaan. Dan tentu ia berharap akan langsung mendapatkan pekerjaan dihari yang sama. Pekerjaan apapun asal halal. Mencuci piring di rumah makan atau menjadi pelayan toko pun tak masalah bagi Sina. Asal pekerjaan itu dapat menghantarkan nya pada Ridho Allah. Bukan pekerjaan nista yang dulu ia lakukan. Tidak, Sina tidak akan mau kembali kepekerjaan itu lagi. Pekerjaan yang tentu mengundang murkanya Allah.

Sudah berjam-jam Sina berjalan. Masuk ketoko satu ketoko yang lainnya. Tapi memang belum rezekinya untuk mendapatkan pekerjaan, apalagi dengan ijazah SMP yang ia bawa. Hanya saja kali ini Sina meletakan kepercayaan penuh pada Sang Pemberi Rezki. Sina yakin Allah akan membantu disetiap langkahnya. Jika ada yang menolak nya, Sina akan berpikiran positif bahwasanya pekerjaan itu memang bukan yang terbaik untuk nya.

MENJEMPUT HIDAYAH | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang