Tertampar

6.7K 757 10
                                    

Wanita itu dimuliakan dalam islam, oleh karenanya Allah meminta mereka untuk menjulurkan jilbab keseluruh tubuh agar mereka senantiasa terjaga. Saat Allah sendiri ingin memuliakan mu, lantas kenapa engkau justru merendahkan dirimu sendiri?

Berhijab itu bukan saat akhlak kita sudah benar. Namun, hijablah yang akan memperbaiki akhlak kita.

***

Ada rasa tenang menyelinap kedalam hatinya kala mengenakan jilbab. Seperti sesuatu yang lama hilang telah kembali. Matanya memerah menahan haru. Allah, apa ia pantas mengenakan jilbab ini?

Sina termenenung usai menghapus make up. Mata yang tadi nya dihiasi warna-warni tak jelas sudah lenyap, meninggalkan mata sayu nan indah. Bibir yang tadi nya di hiasi gincu merah berganti dengan bibir pink alamai.

Sina cantik, tapi ia memperburuk diri dengan make up menor yang membuatnya tampak mengerikan.

Tok tok

Ia terperajat lantaran mendengar ketukan beberapa kali dikaca mobil.

Astaga, Sina tidak sadar bahwa sholat subuh telah usai. Alhasil Zain menyusulnya ke mobil, barangkali Pria itu berpikir ia akan kabur.

Sina membuka pintu mobil perlahan. Ada sedikit keraguan melandanya.

"Anti tidak sholat subuh?"

Sina menggeleng lemah. Ia tebak pasti si ustadz akan menceramahi nya dengan berbagai firman Allah dan hadis Rasullulah yang akan membuat Sina semakin terlihat sebagai pendosa.

"Belajarlah untuk taat perlahan. Berubah itu ada prosesnya. InsyaAllah Anti mampu." Sina mengangkat wajah. Ternyata dirinya salah. Zain tak menceramahinya sama sekali. Pria itu justru memberi pengertian padanya dengan bait kata sederhana.

Belajarlah untuk taat perlahan.

"Ya sudah mari ikut kedalam. Kajian sebentar lagi akan di mulai."

Entah kenapa kali ini kaki Sina begitu ringan melangkah. Ia seakan ditarik oleh magnet tak kasat mata dari dalam mesjid.

"Anti lewat sana."

Zain memberi tahu pintu masuk para akhwat pada Sina. Lantas saja wanita itu beranjak kearah yang di tunjuk.

***

Para ibu-ibu berbisik saat Sina masuk. Sina jadi risih, apa ia sama sekali tak pantas memakai pakaian ini. Apa pakaian ini tak bisa menyembunyikan jati dirinya?

"MasyaAllah, istri ustadz Zain cantik ya Buk."

"Bukan cantik lagi Buk. Cantik banget ini. Sholehah pula. MasyaAllah Beruntung nya Ustadz."

Sina tersenyum miris. Ternyata mereka menganggap dirinya istri Zain. Mungkin karena mereka melihat ia berjalan beriringan dengan pria itu. Dan apa tadi? Beruntung? Yang benar saja, mana ada laki-laki beruntung bila memiliki wanita pezina sepertinya.

MENJEMPUT HIDAYAH | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang