01| Hari Pertama

9.3K 199 11
                                    

Seorang gadis berusia 17 tahun itu tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Hari ini, merupakan hari pertama ia bersekolah di Sma Pelita.

Gadis tersebut bernama Zeline Zakaeisha. Gadis berparas cantik dengan manik mata berwarna cokelat gelap. Rambut panjang sepinggangnya yang berwarna cokelat pula, ia kuncir menjadi satu. Serta, hidung mancung dan juga bibir tipis miliknya yang berwarna merah alami.

Eisha, gadis itu tengah menatap pantulan dirinya di cermin. Mengamati seragam baru yang sekarang melekat pada tubuh mungilnya.

Senyumnya terbit saat di rasa penampilannya sudah rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya terbit saat di rasa penampilannya sudah rapi. Ia segera bergegas meraih tas punggungnya yang berwarna hitam di atas meja belajarnya.

Menuruni anak tangga satu persatu, Eisha mengembangkan senyum manisnya saat melihat, keluarganya sudah berkumpul di meja makan.

Dapat gadis itu lihat, bahwa Mahdi---papanya, tengah sibuk membaca koran.

Tak ingin mengulur waktu, gadis berkuncir itu segera berjalan menghampiri ketiganya,"Good Morning semuanya," sapanya riang kemudian mendudukkan bokongnya di kursi samping kanan.

Mendengar sapaan yang begitu bersemangat, membuat ketiganya menoleh ke sumber suara. Ah, ternyata gadis yang sedari tadi mereka tunggu sudah datang.

"Semangat banget anak papa kayaknya," ucap pria paruh baya tersebut sembari melipat korannya.

Menampilkan deretan giginya, Eisha berujar, "Ini kan, hari pertama aku ke sekolah baru. So, aku harus semangat,"

Terkekeh pelan, pria paruh baya berkepala empat itu pun mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi putri bungsunya itu, "Hm, bagus kalo gitu," katanya gemas.

Mengerucutkan bibir, Eisha mengusap pelan pipinya, "Aish, papa," kesalnya.

Alih-alih merasa bersalah karena telah menggoda putrinya, pria paruh baya tersebut malah meledakkan tawanya. Membuat putri bungsunya semakin menekuk wajahnya.

"Ketawanya nanti dulu," tegur wanita paruh baya yang sedang sibuk menata nasi beserta lauk pauknya di atas meja.

"Mau aku bantu, ma?" tawarnya

Menggeleng pelan, wanita paruh baya yang ia panggil 'Mama' tersebut tersenyum lembut, "Nggak usah, sayang. Ini udah selesai kok," balasnya sembari menuangkan nasi ke dalam piring Mahdi.

Mengangguk paham, Eisha beralih menatap gadis yang setahun lebih tua darinya, "Kak? Kita berangkat bareng, kan?," tanyanya.

Gadis yang sibuk dengan benda pipih di tangannya, menolehkan kepalanya, "Sorry, sha. Gue di jemput sama temen," tolaknya halus.

"Siapa temen kamu, sayang?" tanya Mahdi.

Menyimpan ponselnya di saku rok, gadis berambut pendek berwarna hijau itu menjawab, "Temen lama, pa. Kangen katanya,"

KenSha [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang