"Leta, aku duluan ya. Takutnya kak Fely udah nungguin," pamitnya setelah memakai tas punggungnya.
Gadis berambut pendek itu mengeryitkan dahinya bingung, "Lo punya kakak?," tanyanya.
Eisha menganggukkan kepalanya dua kali, "Iya. Namanya kak Fely. Dia kelas XII. IPA. 5," terangnya membuat Leta ber-oh ria saja, "Ya udah. Lo hati-hati ya," pesannya membuat Eisha tersenyum simpul.
Setelah mengucapkan kata perpisahan, gadis berkuncir itu pun segera berlalu meninggalkan Leta yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
Memastikan bahwa semuanya sudah selesai, gadis berambut pendek itu pun segera berjalan meninggalkan kelas yang sudah terlihat sepi.
Leta berjalan santai di koridor sekolah yang sudah lenggang. Sembari, mengunyah permen karet---kebiasaannya jika sudah bel pulang berbunyi.
Langkahnya terhenti kala ponsel miliknya bergetar---membuatnya segera merogoh saku roknya.
Keano Called...
Gadis itu segera menggeser tombol hijau di layarnya, "Kenapa?," tanya To The Point.
Terdengar hembusan nafas gusar di seberang sana, "Berantem lagi dia," jelasnya.
Gadis itu yang mengerti dengan maksud Keano, kembali melanjutkan langkahnya dengan sedikit tergesa. Membuatnya di tatap heran oleh beberapa siswa siswi yang masih berada di lingkungan sekolah, "Posisi?," tanyanya berjalan menuju parkiran.
"Rumah Danial,"
Tut... Tut... Tut...
Mematikan teleponnya secara sepihak, Leta segera memasuki mobil mewah berwarna biru miliknya. Setelahnya, gadis itu menancap gasnya membelah jalanan Ibu Kota Jakarta dengan kecepatan di atas rata-rata.
Menempuh perjalanan selama 15 menit, adalah hal yang mudah baginya.
Kini, mobilnya sudah terparkir asalan di halaman rumah Danial. Ia segera keluar dari mobilnya lalu berlari memasuki rumah mewah di hadapannya.
Brak...
"ASTANTANG!!!" pekik Rio terkejut, "Ngagetin aja lo kambing," umpatnya mengusap dadanya pelan menatap gadis yang saat ini berjalan menyusuri ruang tamu.
Leta tidak menghiraukan umpatan cowok itu. Dirinya sibuk mencari sosok yang ingin ia introgasi saat ini.
"Udah pulang dia. Percuma lo cari," celetuk Keano yang datang dari arah dapur.
Menghela nafasnya dengan kasar, gadis itu kemudian mendudukkan bokongnya di samping Rio. "Tante Naina pasti nanya-nanya sama gue ini, mah," gumamnya memijat pelan pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut.
Memperbaiki posisi duduknya, cowok berambut hitam tersebut tersenyum meremehkan, "Makanya, punya sepupu tuh kayak gue. Udah ganteng, baik, rajin menabung lagi," pujinya pada diri sendiri, membuat cowok berambut cokelat di sampingnya berlagak ingin muntah, "Heh dugong. Sadar!," pekiknya pelan, "Di mana-mana nih ya. Gue yang paling ganteng," celotehnya tidak ingin kalah.
Memutar kedua bola matanya malas, Keano mencibir, "Yeuh, kayak abu gosong aja bangga,"
"Lo tuh yang kayak abu gosong. Sirik ae lo," Cibir Rio dan Danial serempak.
Leta yang gemas akan ke-Pd-an dua cowok itu, mengambil beberapa tisu. Kemudian, "Mamam tuh ganteng," menyumpali tisu di mulut kedua cowok tersebut.
Keano terbahak melihat wajah masam keduanya, "Sialan,"
♥♥♥
"Assalamu alaikum," salam Eisha setelah membuka pintu utama rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KenSha [Tahap Revisi]
Teen FictionPenasaran? Kuylah baca 😊 WARNING!!! PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Jangan lupa follow akun author :) #FirstStory28Oktober2018 #Sma_Pelita_Series_1 ♥♥♥ Namanya Eisha. Cantik? Yap! Imut? Apalagi. Gadis lugu yang saat ini berusia 17 tahun. Awalnya...