08 | Ancaman Fely

2.3K 116 0
                                    

Gadis bernetra cokelat gelap tersebut, melangkahkan kakinya. Menyusuri koridor sekolah yang terlihat ramai. Menundukkan kepala menatap jam di pergelangan tangan, ia menghela nafasnya yang terasa berat. Sepuluh menit lagi bel akan berbunyi. Huft.., untung saja dirinya tidak terlambat, pikirnya.

Kembali menatap lurus ke depan, orang-orang di sekitar memfokuskan pandangan ke arahnya. Berbagai tatapan ia terima. Kemudian terdengarlah bisik-bisik yang membuatnya, lagi-lagi menghela nafas.

Eisha.

Gadis cantik itu berjalan---semakin mengeratkan Sweater yang melekat di tubuh mungilnya. Ia menunduk. Tidak berani mendongak---menatap sekitar.

Mengapa orang-orang di sekitarnya selalu membicarakan dirinya? Menatapnya, seolah ia adalah salah satu napi yang kabur dari penjara. Mengintimidasi, sinis, meremehkan dan segala tatapan yang mampu membuatnya terbebani. Memikirkannya saja, membuatnya menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya.

Langkahnya terhenti. Menatap sepasang sepatu, yang berdiri tepat di hadapannya. Bingung? Tentu saja! Siapa lagi orang yang menghalangi jalannya? Tidakkah dia tau, bahwa saat ini Eisha sedang menghindari tatapan sekitarnya?

Mendongak, gadis itu menelan Salivanya susah payah. Memundurkan langkah, menjaga jarak dengan gadis berambut pendek tersebut.

Ada urusan apa gadis itu menghampirinya? Bukankah ia pernah mengatakan, bahwa Eisha harus menghindarinya bila berada di lingkungan sekolah? Lalu ini apa?

Fely.

Yap! Yang berdiri tepat di hadapannya adalah Fely. Gadis yang sudah dirinya anggap, sebagai kakak kandungnya.

Gadis itu tersenyum Devil. Menatap Eisha dengan tatapan mengejek. Kedua tangannya bersedekap, di ikuti kekehannya, "How's The Parasite?," celetuknya, tepat di hadapan Eisha.

Bungkam. Gadis itu hanya diam, menatap gadis di hadapannya. Bibirnya terasa kelu hanya untuk membalas pertanyaan kakaknya. Ralat! Pertanyaan menyakitkan gadis itu.

Melihat reaksi Eisha, membuatnya semakin gencar melontarkan kalimat menyakitkannya. Ia senang sekali melihat kebungkaman gadis itu. Ada rasa bahagia, yang terselip di hatinya.

Melangkah mendekat, kemudian mendekatkan bibirnya di telinga kanan Eisha. Membisikkan sesuatu, yang mampu membuat gadis ber-Sweater biru itu, seketika mematung.

Wajahnya begitu pucat. Tubuhnya bergetar hebat. Jantungnya berdegup kencang. Dan tatapannya yang kosong, mampu mengundang tatapan bingung di sekitarnya. Apa yang terjadi?

Kembali ke posisi semula, Fely menampilkan senyum manis. Seolah, tidak terjadi apapun di antara keduanya. Menepuk bahu gadis itu dua kali, ia berlalu. Melangkah, meninggalkan Eisha yang masih setia terdiam.

♥♥♥

"Sha, lo sakit?" tanyanya, mengguncang bahu gadis di sampingnya, dengan pelan.

Tersadar, Eisha mengerjap. Menoleh, menatap Leta bingung, "Kenapa, Ta?," tanyanya.

Berdecak kesal, gadis berambut pendek tersebut menyentil kening Eisha. Membuat sang empu, meringis pelan, "Lo yang kenapa? Lo sakit? Gue perhatiin, hari ini lo banyak ngelamun. Ada masalah?," tanyanya, bertubi.

Bukan tanpa alasan Leta melontarkan pertanyaan tersebut. Semenjak gadis itu menginjakkan kakinya di kelas pagi tadi, dirinya merasa aneh. Eisha yang biasanya tertawa karena candaan recehnya, seketika berubah. Gadis itu lebih banyak melamun dan tidak banyak berbicara. Lebih asyik menatap keluar jendela, sesekali menghela nafas berat. Tentu saja hal itu mendapat tatapan aneh dari teman sekelasnya.

KenSha [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang