Brak...
Suara pintu yang di buka secara paksa, membuat Rei harus menghentikan aksinya. Cowok tersebut berdecak kesal. Siapa yang sudah menganggunya? Bukankah, pintu sudah ia kunci? Apakah salah satu penyewa kamar di sini? Atau, salah satu wanita penghibur di Club ini? Awas saja jika opini kedua benar. Akan ia buat dia menyesal, "Bang..,"
Umpatan yang tadinya ingin keluar dari bibirnya, harus tertahan. Tergantikan, dengan seringaian miliknya, "Jadi lo, yang ganggu aktivitas gue?," tanyanya, menaikkan sebelah alis.
Alih-alih menjawab, cowok berjaket hitam tersebut malah memfokuskan pandangannya pada gadis yang kini terduduk di atas lantai. Berusaha menutupi tubuh kecilnya, yang saat ini hanya memakai Tank Top sebagai penutup tubuhnya. Membuat kedua tangan Ken, mengepal dengan kuat, "LO APAIN LAGI CEWEK GUE, BANGSAT???," berangnya.
Netra hitam pekat itu, memancarkan kemarahan yang luar biasa. Urat-urat di lehernya, terlihat begitu jelas. Membuat Leta, Keano, Danial, dan Rio yang ingin mendekati Eisha, harus mengurungkan niat.
Bukannya merasa takut, Rei malah terkekeh pelan. Menatap musuhnya, yang tengah di kuasai amarah, "Are You Eyes Bad? Or Blind?," ejeknya, "Lo nggak liat, penampilan cewek lo kek gimana?," tanyanya, mengamati penampilan Eisha. Membuat gadis itu, memejamkan kedua mata, "Tinggalin gih! Udah jadi jalang, dia," sambungnya.
Bugh...
"SIALAN LO, REI!!!"
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Ken melayangkan tiga bogemannya secara berturut-turut. Tanpa memberi kesempatan Rei, untuk membalas membogemnya. Dan hasilnya? Dirinya di buat kewalahan oleh musuhnya sendiri.
"Lo bener-bener udah keterlaluan, Rei," desis Ken dengan tajam. Ia menarik kerah jaket yang di kenakan Rei. Memberikan tatapan membunuh, pada cowok itu, "Lo nggak inget ucapan gue tempo lalu? Lo pikir, gue main-main?," tanyanya, semakin menarik kuat kerah jaket musuhnya itu, "NGGAK, BANGSAT!!!,"
Bugh...
"KEN, UDAH!!!" Teriak Leta, seraya menarik lengan jaket sepupunya itu. Bermaksud menghentikan, aksi Ken yang sudah siap kembali melayangkan bogemannya pada Rei. Nampak, cowok tersebut sudah lemas dengan wajah yang membiru. Membuat Leta, meringis ngilu. Bukan apa. Saat ini yang lebih penting adalah keadaan Eisha. Ia yakin. Gadis itu, pasti merasa sangat ketakutan.
"LEPAS, LETA!!! GUE MAU HABISIN KEPARAT SATU INI!!!" Bentaknya, beralih menatap tajam gadis di sampingnya. Membuat Leta, harus menelan Saliva susah payah. Belum pernah dirinya melihat Ken semarah ini. Sebegitu sayangkah, sepupunya itu pada sahabatnya?
"GUE NGGAK LARANG LO BUAT NGASIH PELAJARAN REI!!! TAPI INGET!!! EISHA LAGI BUTUH LO SEKARANG!!!" Balas Leta membentak. Sedetik kemudian, raut wajah Ken berubah. Beralih menatap gadisnya, yang terlihat ketakutan, "Eisha," gumamnya.
Melepaskan cengkeramannya, dengan segera cowok bernetra hitam pekat tersebut melepaskan jaketnya. Melangkah mendekat pada gadisnya, kemudian berjongkok. Menyampirkan jaket miliknya, pada tubuh mungil Eisha, "Kamu nggak papa, kan?,"
Bukannya menjawab pertanyaan Ken, ia malah menubruk dada bidang kekasihnya. Menangis sesegukkan, seraya mengeratkan pelukannya, "Jangan nangis,"
"Ak... Aku... Hiks, ta... Takut Agler. D... Dia, mau..,"
"Sstt, tenang sayang. Jangan di pikirin. Kamu aman sama aku," potongnya dengan cepat. Dirinya tidak ingin mendengar ucapan Eisha. Membayangkannya saja, membuat dirinya berniat ingin membunuh Rei sekarang juga. Untung saja, ia datang tepat waktu. Telat sedikit saja, gadisnya pasti benar-benar akan hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
KenSha [Tahap Revisi]
Teen FictionPenasaran? Kuylah baca 😊 WARNING!!! PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Jangan lupa follow akun author :) #FirstStory28Oktober2018 #Sma_Pelita_Series_1 ♥♥♥ Namanya Eisha. Cantik? Yap! Imut? Apalagi. Gadis lugu yang saat ini berusia 17 tahun. Awalnya...