14 | Ungkapan

2K 93 0
                                    

"Ya ampun, Eisha! Gue kangen banget sama lo!" Heboh Leta, sembari memeluk tubuh mungil Eisha, dengan begitu erat. Seminggu tidak bertemu dengan gadis itu, membuatnya merasa kesepian. Tidak ada sosok, yang bisa ia jahili. Meskipun teman sekelasnya yang lain selalu mengajak bergabung, tapi tetap saja. Ada yang berbeda, saat dirinya bersama Eisha. Entahlah. Leta sendiri, sudah menganggap gadis itu seperti adik kandung.

Ah iya. Soal insiden seminggu yang lalu, Leta telah mengetahui tentang kejadian yang di alami sahabatnya. Malam itu setelah hujan reda, gadis berambut pendek tersebut tidak sengaja berkunjung ke rumah Ken---sepupunya. Entah alasan apa, dirinya pun tidak tahu. Tiba-tiba saja, ia merasa rindu pada tantenya yang satu itu. Sesampainya di sana, betapa terkejut dirinya mendapati Eisha, berada di rumah Naina. Ia begitu panik. Melihat tubuh gadis itu, yang penuh dengan luka.

Leta pun segera menodong Eisha dengan berbagai macam pertanyaan, dan tatapan penuh menyelidik. Sedikit memaksa dan mendesak, agar gadis itu mau bercerita. Dan akhirnya, Eisha mengalah.

Gadis memakai jepit rambut tersebut, tersenyum tipis. Leta benar-benar sahabatnya yang paling baik dan perhatian, "Ta, lepasin. Aku sedikit sesak di peluk kamu," celetuknya, menepuk pelan bahu gadis itu.

Alih-alih menurut, gadis berambut pendek tersebut, malah semakin mengeratkan pelukan. Membuat Eisha, semakin sesak di buatnya, "Ih, Ta. Lepasin," rengeknya. Membuat Leta, terkekeh pelan, "Seminggu nggak ketemu sama lo, bikin gue rindu buat liat wajah kesel lo," balasnya, melepas pelukan.

Eisha mengerucutkan bibir. Sedetik kemudian, raut senang tercetak di wajah cantiknya, "Aku juga kangen sama sahabat galak aku ini," serunya, lalu mencubit kedua pipi Leta dengan kuat. Membuat pipi gadis itu, seketika berubah memerah, "Pipi Leta kayak badut. Hahaha," ejeknya, di ikuti tawa renyah.

Gadis bernetra hitam sedikit abu-abu tersebut, mendengus kesal. Sedetik kemudian, ia berlari. Mengejar Eisha, yang sudah berlari terlebih dulu, "EISHA!!!," teriaknya nyaring, di sela-sela berlari. Membuat tatapan siswa siswi, teralih pada kedua gadis, yang terlihat asyik kejar-kejaran di sepanjang koridor kelas sepuluh.

Eisha menoleh. Menatap Leta di belakang sana, yang terlihat berusaha mengejarnya. Membuat tawanya, semakin melebar saat sahabatnya itu, tertinggal jauh di belakang.

Bruk...

Suara debumam keras tersebut, membuat kaum hawa memekik histeris. Begitu terkejut, melihat gadis bernetra cokelat gelap itu, terjatuh. Tersandung, oleh tali sepatunya sendiri. Tetapi, bukan hal itu yang menarik perhatian siswi-siswi. Melainkan, seseorang yang berada di bawah Eisha. Gadis itu memang terjatuh. Tetapi, bukan menimpa lantai keramik. Melainkan, menimpa tubuh seseorang.

Lama terdiam, membuat Eisha merasa bingung. Iya, bingung! Bingung, mengapa tubuhnya tidak bereaksi. Maksudnya, tubuhnya itu tidak merasakan nyeri. Padahal, saat ini, dirinya sedang terjatuh. Menghantam kuat lantai putih koridor, mungkin? Leta yang baru saja tiba, ikut terkejut melihat pemandangan di depannya itu.

"Betah?" Suara berat seorang cowok, menginterupsi gadis itu. Membuat Eisha, segera membuka kedua kelopak matanya secara perlahan. Seketika, netra cokelat gelapnya membulat sempurna. Jantungnya berdebar hebat. Kedua pipi tembemnya, berubah menjadi semerah tomat.

Apa-apaan ini? Mengapa Ken.., bisa berada di bawahnya? Apakah, cowok itu yang baru saja ia tabrak? Jika iya, malulah Eisha, "Nyaman? Nggak malu di liat orang?," tanyanya, setengah berbisik.

KenSha [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang