"Gue anter lo pulang ya," tawarnya, di balas gelengan oleh gadis itu, "Nggak usah, ta. Aku bisa pulang sediri kok," tolaknya halus.
Ya. Mungkin hari ini dan seterusnya, ia akan pulang sendiri. Mengingat ucapan sang kakak di jam istirahat tadi, membuatnya menghela nafas pelan.
Kakaknya telah berubah. Dia bukan lagi sosok Fely yang dirinya kenal. Gadis itu telah berubah seratus delapan puluh derajat. Entah alasan apa, gadis itu pun tidak tahu. Semuanya begitu cepat, menurutnya?
Leta yang menyadari perubahan raut wajah gadis di sampingnya, menjentikkan jari di depan wajah Eisha, "Di tawarin malah ngelamun," cibirnya, membuat gadis itu kembali tersadar, "Ngelamunin apaan sih?," tanyanya sedikit kepo.
Menggelengkan kepalanya, ia berkata, "Nggak mikirin apa-apa. Hehehe," cengirnya, "Kamu tadi nawarin aku tumpangan kan? Ya udah, aku mau," putusnya.
Gadis berambut pendek tersebut mencubit gemas kedua pipi Eisha, "Katanya nggak mau," sindirnya.
Mengembungkan kedua pipinya, ia mengerucutkan bibirnya, "Ish. Ya udah kalo nggak mau," ketusnya, berjalan mendahului Leta.
Terkekeh pelan, gadis itu sedikit berlari. Mengejar langkah Eisha yang nampak menghentakkan kedua kakinya, "Eh, eh. Gue bercanda kali. Baperan lo ah," paparnya menghentikan langkah gadis itu.
Menatap Leta, Eisha tertawa pelan. Senang sekali rasanya mengerjai gadis tomboy di sampingnya, "Aku bercanda," katanya, "Ya udah, aku duluan ya," pamitnya.
"Gue anter lo pulang," tegasnya, menarik tangan Eisha dan membawanya ke parkiran.
Gadis itu menghela nafas. Mengangguk pasrah, yang menampilkan senyum penuh kemenangan di bibir Leta.
Menyusuri koridor yang mulai sepi, mereka akhirnya menginjakkan kaki di parkiran. Berdiri tepat, di samping mobil mewah milik Leta.
Teriakan yang terdengar memanggil nama mereka berdua bergantian, mengurungkan niat masuk ke dalam mobil. Kedua gadis itu mengedarkan pandangannya. Mencari sosok siapa yang meneriakinya.
"SINI OIT!!!"
Keduanya lantas berjalan. Mendekat pada keempat cowok yang sedang asyik menghisap sebuah rokok. Duduk di atas motor masing-masing, dengan pohon rindang yang melindungi dari terpaan sinar matahari.
"Enak ya, kalian pada ngerokok di sini," sinisnya menatap satu persatu cowok di hadapannya, "Pulang sono," usirnya ketus, menyilangkan kedua tangan.
Menghembuskan asap ke udara, cowok berambut cokelat tersebut berkata, "Ulululu, neng Leta marah-marah mulu ih. Cepet tua loh, nanti, " ledeknya, mengangkat alisnya naik turun.
Memutar kedua bola matanya malas, gadis itu menatap sinis, "Gue mutilasi juga lo, lama-lama," ancamnya, menunjuk Rio.
Memasang ekspresi sedih, cowok itu memegang dadanya dramatis, "Jahat kamu, setan,"
Melototkan kedua matanya, Leta meninju bahu cowok itu keras, "Asu lo," umpatnya mengacungkan jari tengahnya.
Keano dan Danial, tak kuasa meledakkan tawanya. Melihat wajah kesakitan Rio, adalah kesenangan tersendiri. Membuat siswi-siswi yang masih berada di area parkiran memekik histeris di buatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KenSha [Tahap Revisi]
Teen FictionPenasaran? Kuylah baca 😊 WARNING!!! PELAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! Jangan lupa follow akun author :) #FirstStory28Oktober2018 #Sma_Pelita_Series_1 ♥♥♥ Namanya Eisha. Cantik? Yap! Imut? Apalagi. Gadis lugu yang saat ini berusia 17 tahun. Awalnya...