13 | Mulai Curiga?

2.1K 98 2
                                    

"Abang? Kamu bawa siapa?" tanya wanita paruh baya itu, terkejut. Ia menatap kedua anaknya bergantian, dengan kening mengerut. Sedikit penasaran, dengan gadis yang saat ini berada dalam gendongan anak sulungnya itu, "Ini juga, kenapa baju kalian basah? Adek nggak jadi nginep, di rumah temen?," sambungnya.

Pasalnya, anak bungsunya itu telah meminta izin padanya. Mengatakan, bahwa malam ini akan menginap di rumah salah satu teman sekelasnya. Dengan alasan, ingin menyelesaikan tugas sekolah. Tapi sekarang?

"Nanti Aira jelasin, bun. Sekarang, kita masuk dulu. Kasian temen abang. Dia kedinginan," jelas gadis tersebut. Menghela nafas pelan, Naina mengangguk. Segera saja ia menepi. Memberi ruang, untuk Ken dan Aira masuk. Sedari tadi, ia duduk di ruang tengah. Sembari, menonton sinetron kesukaannya. Mendengar bel yang berbunyi, segera saja dirinya membuka pintu, "Bawa ke kamar kamu, bang," perintahnya, segera di turuti cowok itu.

"Kalo gitu Aira mau ganti baju dulu, bunda," pamitnya, segera berlalu ke lantai atas. Menyusul sang abang, yang telah terlebih dahulu menaiki undakan tangga.

♥♥♥

"Gimana keadaan kamu? Udah enakan?" tanya Naina, berjalan menghampiri Eisha. Gadis itu menoleh. Menatap sayu, wanita cantik di depannya, "A... Aku di mana?," lirihnya, bertanya.

Naina meletakkan nampan yang berisi segelas susu di atas nakas. Ia tersenyum kecil. Kemudian, mengambil posisi duduk di pinggir kasur, "Kamu di rumah tante, sayang. Ken yang bawa kamu ke sini," terangnya.

Mendengar nama cowok itu, sontak saja gadis itu membelalakkan mata. Refleks, ia mengubah posisi menjadi duduk. Karena tingkahnya itu pula, membuat dirinya harus meringis. Merasakan sakit, di sekujur tubuh. Membuat Naina, merasa sedikit khawatir, "Kamu nggak papa, nak?,"

Eisha menggeleng. Menandakan, bahwa dirinya baik-baik saja, "Maaf, Eisha udah repotin tante," tuturnya, menundukkan kepala. Dirinya merasa  bersalah. Lagi dan lagi, ia merepotkan orang lain. Terutama, Ken. Cowok itu, selalu saja menjadi orang pertama yang ia repotkan. Pasti, ia merasa sangat terbebani akan hal itu.

Wanita paruh baya ber-Dress Navy tersebut, tersenyum tipis. Tangan lembutnya menyentuh kedua tangan Eisha, yang saling bertaut di atas paha. Membuat tatapan gadis itu teralihkan, "Siapa bilang kamu repotin tante, hm? Tante suka kok. Karena sekarang, teman perempuan Ken bukan cuma Leta. Tapi, juga ada kamu," jelasnya. Lalu, mengusap pelan punggung tangan Eisha. Penjelasan tersebut, cukup membuat gadis itu tersenyum lega, "Ma... Makasih, tante," balasnya.

Naina terkekeh geli. Kemudian, mengangguk sekali. Kini, wanita itu beralih mengambil obat P3K di laci nakas, "Tante akan obatin luka kamu," ujarnya. Ia terkejut. Saat mengganti pakaian Eisha yang basah kuyup tadi, dirinya mendapati luka lebam dan bercak darah di sekujur tubuh gadis itu. Membuat segala pertanyaan, seketika bermunculan dalam benak. Ingin bertanya, tapi ragu. Takut-takut, jika Eisha merasa tidak nyaman. Alhasil, Naina mengurungkan niat.

"Kenal anak tante di mana, sayang?" tanyanya, sedikit penasaran. Bukan apa. Pasalnya, selama ini dirinya tidak pernah sekalipun melihat gadis lain selain Leta---keponakannya, dekat dengan Ken. Putra sulungnya itu, terlampau dingin. Menutup diri, dari orang-orang di luaran sana. Jadi, tidak ada salahnya ia sedikit kepo.

Gadis itu nampak berpikir. Mencoba mengingat, awal dirinya mengenal kakak kelasnya itu, "Hari itu, kak Ken anterin Eisha pulang," jujurnya, "Sekitar, seminggu yang lalu," lanjutnya. Ternyata, sudah lumayan lama, pikirnya.

KenSha [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang