7. Will u be mine

95 9 0
                                    

Pulang sekolah, Rien menuju taman yang di maksud.

Setelah menunggu beberapa saat
, seorang laki laki datang menghampirinya .

"E..e llo!" Ucap Rien terbata.
Rien benar benar terkejut melihat laki laki dihadapannya ini.

Seketika tangisnya membuncah tak terbendung.

_______

"I'm so soryy dy." Ujar lelaki itu.

"Why? Kenapa sekarang lo muncul? Gue benci liat lo Dan! Pls don't meet me again!" Teriak Rien dengan keras.

***

Rien kelas 8 smp, ia adalah gadis yang pendiam. Benar benar pendiam. Tapi suatu saat, ada seorang cowok, Arganta Dani Raharja. Ia sanggup membuat hidup Rien lebih berwarna. Karena cowok itu, Rien menjadi sangat ceria.

Saat itulah Rien bisa mendapatkan banyak teman. Salah satu sahabatnya adalah Tifanka. Mereka bertiga selalu bersama sama kemanapun.

Hingga suatu saat, Rien menyukai Dani. Entah Rien yang terlalu baper, atau memang Dani yang memberikan harapan. Rien seperti bukan dirinya. Ia cenderung berdandan ke sekolah, tujuannya agar Dani lebih menyukainya, dan Rien selalu menempel pada Dani.

Dani yang menyukai Rien. Tapi ia menyayangi Tifanka jauh sebelum itu. Akhirnya ia memutuskan untuk menyatakan suka pada Rien.

Rien benar benar senang, ia mengira ia dan Dani sudah resmi jadian. Tapi nyatanya?

Keesokan harinya, ia melihat Dani sedang menyatakan cinta pada Tifanka. Dan tanpa rasa ragu, Tifanka menerimanya.

Tubuhnya seakan sulit untuk bergerak. Tangisnya mengalir begitu saja membasahi pipi mulus Rien. Ia benar benar rapuh dan hancur.

Mulai saat itulah ia benar benar membenci Dani dan Tifanka.
Ia merasa dikhianati oleh kedua sahabatnya itu.

________

"Gue selalu berusaha lupain lo Dan! Sekarang gue udah bisa lupain lo, lo udah ilang dari ingatan gue, tapi kenapa lo balik lagi Dan?"  Tangis Rien masih membuncah.

Rien benar benar kacau. Ia menundukkan kepalanya sambil menutupi tangisannya dengan tangan.

"Maaf Rien, gue nyesel, ga seharusnya gue mainin perasaan lo! Tolong kasih gue 1 kesempatan lagi Rien." Ujar cowok itu.

Rien diam. Ia tak dapat menjawabnya. Rien membenci Dani, tapi ia masih sedikit menyayangi cowok itu.

"Guue ma...." 

"Dia cewek gue!"

Ucapan Rien terpotong oleh suara berat seorang cowok.

"Sss..Sam?" Rien tak bisa menahan keterkejutannya.

"Ayo pergi Rien!"

Rien pun mengangguk layaknya anak kecil, kemudian mereka berjalan dengan tangan Rien yang masih melekat erat di jari jari Sam.

______

Sam memberhentikan motornya di sebuah taman.
"Nih."  Sam memberikan sapu tangannya.
"Biar lo cantik lagi."  Imbuhnya.

Rien pun tersenyum. "Makasih Sam"

Sam berlari kecil menuju entah kemana. Beberapa menit kemudian ia membawa 2 es krim rasa coklat kesukaan Rien.

Sam mengulurkan Es Krim itu pada Rien.
Rien membalas ulurannya dengan seulas senyum.

Mereka berada dalam keheningan selama beberapa saat, ketika es krim nya telah dilahap habis.

"Kalo lo butuh, lo boleh nyander di pundak gue." Ucap Sam sambil menepuk bahunya.

Dengan ragu Rien menyandarkan kepalanya dipundak Sam. Namun mereka tetap hening .

Dengan besarnya keberanian, Sam mengelus pucuk kepala Rien.

"Janji sama Gue, jangan pernah sedih lagi." Ujar Sam.

"Ga bisa Sam, Sam cuekin Rien aja Rien sedih banget." Ucap. Rien cemberut.

"Gue gabakal cuek lagi."

"Hah? Jinjaa?" Teriak Rien kegirangan hingga tak sadar ia telah memeluk Sam. Jarak mereka begitu dekat. Hingga Rien bisa merasakan hembusan napas Sam.

1
2
3
4
5...detik

Akhirnya mereka tersadar.

"Eh maaf Sam, tadi spontan hehehh."

"Never mine, penting lo bisa senyum lagi."
Ujar Sam.

Mereka kembali dalam keheningan.

"Rien." Panggil Sam sambil meraih tangan Rien dan memegangnya.

"Kenapa Sam?" Tanya Rien terbata bata.

1
2
3 detik

"Gue suka sama lo Arien." Ucap Sam.
"Gue pengen lo ga sedih lagi, gue pengen lo tetep ceria, dan cantik lo pasti gabakal luntur."  Tambahnya.

"So , will u be mine?"

Deg! Deg! Deg!
Jantung Rien berdegup tak karuan. Kesedihannya telah tergantikan dengan perasaannya sekarang. Seakan masalahnya tadi tak pernah terjadi.

"Sam beneran suka sama Rien?" Ucap Rien asal.

"Iya." Singkat.

"Sam gak sebel sama sifatnya Rien?"

"Sebel."

"Ihhh Sam!"

"Tapi gue tahan banting kok."
"Jadi gimana Rien?"

"Rien butuh waktu Sam."

"Oke sekarang pulang yuk, keburu sore."

Keduanya meninggalkan taman itu dengan perasaan yang tak karuan.

__________________________________________________
Bersambung
__________________________________________________

-31Oktober2018-

Right Here✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang