13. Positif thinking

77 12 0
                                    

Selamat membaca💓

Pagi ini adalah hari yang paling Rien benci. Ya, hari ini saat untuk Ulangan Kenaikan Kelas. Bukan, bukannya Rien takut mendapat nilai jelek, Bahkan tak segan ia mendapat nilai 100 dibeberapa mapel.

Lalu mengapa?

Ayah Rien adalah orang yang selalu menuntut putrinya agar selalu menjadi peringkat pertama. Sebenarnya Rien mampu, namun ia sangat terkekang oleh ayahnya, hingga seminggu kemarin ia tak bisa keluar rumah, bahkan hanya untuk membeli cilor! Bayangkan!

"Semangat tanpa penyemangat Arien!"  Ucapnya pada diri sendiri.

"Wakakaka yang pacar rasa temen ada ye."

"Mending jomblo banyak yang suka!"

"Lebih enak mie rasa soto dari pada pacar rasa temen."

"Sukurin ntuh Rien."

"Makanya pacaran tuh jangan sama adek adek."

Begitulah ejekan ejekan yang diterima Rien.

"Ck! Apaan dah lu pada. Ngaca sono para jomblo tergantung!"

Yang merasa tersindir akan ucapan Rien hanya diam. Kini suasana hening. Semua berpura pura sibuk untuk menyiapkan peralatan untuk Test.

"Semangat Cantik!" Ucap seorang cowok tiba tiba sambil menyolek pipi Rien.

"Dih Ben jijik gua."

"Alah banyak gaya lu, omong ae suka digituin." Ucap Benedict dengan tampang Sok cool.

Emang cool taukk -Pens
Suka suka author lah -author

"Bodok!"

"Ck! Ketus amat ni anak tambah cantik kek lisa BlackPink wkwk."

"Iya dong emang gue kembarannya Lisa."

"Wkwk udah buruan tuh Pak Sehun udah dateng."

"Oke, jangan nyontek loh Ben heheh."

Seperti biasa, Rien selalu selesai mengerjakan soal paling cepat. Kini ia memutuskan untuk hibernasi.

Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi. Rien pergi ke taman belakang untuk belajar mapel selanjutnya.

Ia melihat Sam di sana! Namun kaki nya seakan sulit untuk bergerak menuju kearah Sam. Akhirnya Rien memutuskan untuk duduk di sebuah kursi, sedikit jauh di belakang Sam.

"Iya Sayang, nanti pulang sekolah di Restoran xxxxx."

Rien mendengar betul ucapan Sam melalui handphone itu. Ia penasaran! Ia pacar Sam, bukankah wajar jika ia ingin tau siapa yang dipanggil Sam dengan sebutan "Sayang" Itu?

Akhirnya ia membatalkan niat untuk belajar, ia segera mencari Ben untuk mengajaknya makan siang di Restoran yang disebutkan oleh Sam.

Akhirnya setelah ia keliling sekolah 2 kali, ia menemukan Ben di sebuah lorong. Ben sedang belajar! Wow, bukankah itu moment langka?

Cekrekk
Rien memotret Ben.

Ben yang tersadar segera menoleh dan menarik tangan Rien.

"Pens!"

"Idih najis."

"Lha terus ngapain make fotoin gua segala?"

"Lagian moment langka! Seorang Benedictus Awan Raflyno belajar woii belajar!!!" Teriak Rien.

"Sssttt diem ogeb."

"Ehehe iya, jadi maksud kedatangan Arien yang cantik ini adalah mau ajak Ben makan di restoran mewah xxxxx tapi yang bayarin Ben, soalnya Rien lagi gak punya duit." Ucap Rien panjang lebar kali tinggi.

Right Here✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang