9. Problem

88 13 2
                                    

Happy Reading💙







Pagi ini
Matahari seolah tersenyum pada Rien.
Rien benar benar sangat gembira. Sudah satu bulan ini ia menjalin kasih bersama laki laki yang ia inginkan.

Rien membayangkan bagaimana kehidupannya bersama Sam, mendatang.

Ia menjadi seorang dokter gigi dan Sam yang menjadi pemain tenis meja handal.
Ia akan menjalani kehidupan yang harmonis dengan Sam.

Memiliki putra kembar yang tampan seperti Sam.

Drtttt....
Tiba tiba iphone nya berbunyi. Membuat lamunan Rien buyar.

Aishh mikirin apa sih gue -batinnya.

Ternyata ada sebuah pesan dari Ben, Benedict.

Morn Rien🤗

"Benedict? Siapa ya? Perasaan gue ga pernah masukkin ke kontak whats app gue." Rien bicara sendiri.

Lalu ia membalas pesan itu.

Siapa?

Ben POV

Pagi ini gue harus mulai deketin dia. Gue udah ga tahan mendem terus. Gua takut keduluan si bocah ingusan ntuh *sam maksutnyaa .

Morn Rien🤗

Gua chat Rien. Sebenernya Rien ga punya nomor gua. Waktu itu ga sengaja gua liat hpnya di meja. Gua masukkin? aja nomor gua.

Hp gua bunyi, ternyata ada pesan dari Rien. Gua pun langsung buka tuh pesan.

Siapa?


Bahkan dia ga inget sama gua?
Sakittt bro.

Ehh kagak! Seorang Benedictus kaga pernah sakit cuma gara gara cewek!.

Gue pun segera bangkit dari tempat tidur dan siap siap buat sekolah.

***

Sampai Rien hendak sarapan. Tak ada satu pesan pun dari Sam.

"Rien kok gelisah gitu?" Tanya mama Rien, Nancy.

"Ehh. E e nggak kok ma." Jawab Rien gugup.

"Hmm okelah, makan sayur yang banyak sayang, biar tinggi, gak cuma gendutan." Ejek Nancy pada anak semata wayangnya itu.

"Ihh mama kok gitu sih."

Nancy tertawa menanggapinya. Putrinya ini benar benar masih seperti anak kecil.

Rien segera menghabiskan Salad yang dibuat mamanya, karena ia ingin segera tiba di sekolah untuk menemui Sam.

Iyalah nemuin Sam, masa belajar? -Arien

Etdahh kebalik lu Rien -Author

Diem dahh thor -Rien

***

Sampainya Rien di sekolah ia segera menuju taman belakang untuk memberikan bekal yang ia buat kepada Sam. Ia berjalan dengan langkah gembira

Namun apa yang ia lihat sekarang? Senyumnya yang merekah perlahan memudar. Ia melihat pemandangan yang benar benar tidak mengenakkan.

Rien melihat Sam dan sahabat karibnya sedang berpelukan. Dan Sam mengusap pucuk kepala sahabatnya itu. Siapa lagi kalau bukan Sayu?

"Prakkk" -anggep aja suara bekal jatoh.
Bekal yang ia buat dari setelah subuh telah jatuh terhambur ke tanah.

Right Here✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang