18.cemburu?

114 14 0
                                    

Selamat membaca🤗

Semenjak Arien dan Sam putus , mereka justru menjadi lebih dekat layaknya teman. Rien menyukai situasi seperti ini. Mungkin berteman lebih baik dari pada pacaran bakalan nambah dosa:v.

Kini mereka sedang membaca buku di perpustakaan. Entah sejak kapan Sam jadi suka membaca . Padahal dulunya ia melihat deretan bukupun sudah muak.

"Camping yuk!" Ucap Sam santai pada mantannya.

"Wtf lo gila Sam?" Sahut Rien.

"Maksud gue. Lo ngajak cowok lo, gue ngajak Andhita." Imbuh Sam.

"Lah kan Rien single." Ucap Rien dengan tampang sok manis.

"Serah lu dah. Ajak Ben sono. Ato gue suruh temenin iqbal? Ato mendingan lu sewa suami tetangga." Ejek Sam.

"Dasar mantan ogeb." Ucap Rien kesal.

Ia segera meninggalkan perpustakaan dan mencari seseorang.
Kini ia mencari orang tersebut di lapangan basket.

"Nah tu bocah!" Ucap Rien. Ia tersenyum puas ketika melihat Benedict sedang duduk di tepi lapangan.

Rien mencari Benedict untuk mengajaknya camping bersama sang mantan.

Namun senyumnya memudar ketika ternyata Ben tidak sendiri di sana. Ia duduk bersama cewek? Bukankah Ben hanya dekat dengan Rien? Lalu mengapa ia berduaan dengan cewek itu? Siapa cewek itu?

Rien masih mematung melihat Ben dan cewek tersebut. Keduanya sedang asyik berbicara sambil tertawa.
Rien mendengus kesal. Ia merasa posisinya akan tergantikan oleh cewek itu. Tanpa sadar ia melangkah ke arah mereka.

Rien menyeret tangan Ben dan menariknya keluar dari lapangan. Keduanya berjalan menuju kantin, lebih tepatnya Rien menyeret Ben ke kantin.

Mereka duduk di salah satu bangku paling pojok.

"Rien lo kenapa?" Ben menatap Rien lekat.
"Woii." Tangannya ia gerak gerakkan di depan mata Rien.
"Yaelah cemburu ya?"
Rien masih tak menjawab. Wajahnya ditekuk menujukkan bahwa ia sedang merajuk.

"Yaudah gue traktir deh, pesen apa?."

Yes! Mendengar kata traktir, pertahanannya hancur. Ia segera berkata pada Ben.
"Beliin Rien siomay, es jeruk sama piscok buruannn."Usir Rien.

Sang cogan pun hanya pasrah. Ia segera memesan makanan yang Rien sebutkan.

10 menit kemudian
"Nih." Ucap Ben berjalan ke arah meja Rien sambil membawa nampan berisi dua piring siomay, dua es jeruk, dan sekotak piscok.

Rien pun kegirangan. Ia segera menyuapkan siomay ke mulutnya.

"Dih Ben kebiasaan, emang kalo gak pake saus terus cuman ada kecapnya  gitu enak?" Ucap Rien melihat siomay Ben yang hanya diberi kecap.

"Ena , manis , kaya lo." Singkat Ben.

Rien tak merasa malu dengan gombalan Ben. Gombalan macam itu sudah menjadi makanannya sehari hari.

"Tingkat keahlian lo menggombal masih perlu diperbaiki Ben. Kalo cuman kaya gitu gaada cewek yang mau sama lo." Ucap Rien asal.

Ben hanya tertawa menanggapi ocehan Rien.

Kini Rien tersadar! Ia lupa bahwa seharusnya ia merajuk pada Ben. Akhirnya dengan sangat amat terpaksa ia tak memakan siomaynya dan menekuk wajahnya.

"Kenapa Sih Rien?" Tanya Ben yang menyadari wajah kecut Rien.

"Cewe tadi siapa?" Ucap Rien.

"Lo cemburu yaa hahaha." Ledek Ben

"Amit amit deh."

Right Here✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang