23. i'm back

87 9 3
                                    

4 tahun kemudian

"Huft." Ucap seorang gadis yang sudah beranjak dewasa ini.

"Kangen deh sama orang orang." Ucapnya bermonolog.

"Arienn." Teriak Nancy di seberang.

"Yaampun mama kangennnnn." Teriak Rien segera menghamburkan pelukannya.

"Eh papa , eh Sayu ." Rien memeluk mereka satu per satu.

"Loh ada Sam juga? Kalian lengket banget sih." Ucap Rien.

"Kita habis tunangan." Ucap Sam dan Sayu serempak.

"Ih kalian ni bikin ngiri aja." Ucap Rien.

"Makanya buruan cari." Ejek Sayu.

"Males ah."

"Apa kabar Rien?" Tanya Sam.

"Baik Sam heheh."

Mereka pun menuju kediaman keluarga Varendra. Rien langsung menuju kamarnya. Tak ada yang berubah . Poster guanlin masih berjejer rapi . Mungkin hanya sedikit usang termakan waktu.

Rien mengedarkan pandangannya. Ia tertuju pada sebuah foto yang berdebu di meja kecil.

"I miss you." Ucap Rien lirih.

.
.
Hari ini Rien memutuskan untuk berjalan jalan . Ia rindu segalanya . Saat ia asyik makan ice cream , ia tak sengaja menyenggol seorang anak. Anak itu menangis.

"Ganteng , jangan nangis ya . Mau es krim?" Bujuk Rien.

Anak itupun berhenti menangis dan memakan ice cream yang dibelikan Rien.

"Makasih tante." Ucap anak itu manis.

"Sama sama . Namanya siapa?" Tanya Rien.

"Halley Aldi Laflino tante." Ucap anak itu dengan gaya cadel.

"Oh Hasley?"

Anak itu mengangguk.

"Ley yaampun gue cariin kemana mana." Ucap seorang cowok menghampiri Rien dan Hasley.

"Abis abang jahat sih. Gak kayak tante baik." Ucap Hasley.

Rien dan cowok itu menoleh. Keduanya saling bertatap muka. Damn!

"Ben"
"Rien"

Ucap mereka bersamaan . Ben segera menuju Rien dan memeluknya erat.

"Jangan tinggalin gue lagi Princess."

Rien menangis . Ia tak kuasa menahan rindu pada orang yang ia sayangi selama ini.

"Kita beda Ben." Ucap Rien lesu.

"Sekarang kita sama Rien . Aku muslim." Ucap Ben tegas.

Rien terkejut . Ia tak tau harus sedih atau bahagia. Kini jurang pembeda itu telah sirna. Tapi ia tak ingin menjadi alasan Ben untuk menduakan tuhannya.

Ben tau apa yang dipikirkan Rien. "Ini kemauanku sendiri . Jangan khawatir." Ucapnya tersenyum.

Keduanya pun tersenyum tak sadar jika Hasley sudah menangis sedari tadi.

"Huaaa abang sama tante jahat semuaaa." Ucap Hasley.

Ben dan Rien menepok jidat . Mereka memutuskan untuk menuju salah satu cafe terdekat.

"Gimana di sana?" Tanya Ben.

"Asyik pokoknya . Aku ngambil jurusan kesehatan . Aku juga kerja sampingan sebagai perawat medis buat idol kpop. Terus Rien jadi sering ketemu Guanlin uwaa seneng banget." Rien bercerita panjang lebar.

"Kalah ganteng mah bisa apa." Ucap Ben.

"Iya pertama Guanlin . Habis itu Ben." Ucap Rien mencubit pipi Ben.

"Tantee Haley mau beli ini." Ucap Hasley menunjuk sebuah plakat bergambar burger lapis lapis.

"Hasley gak bisa makan kaya gini . Besar banget lo ini . Perut Hasley kan kecil." Ucap Rien menunjuk perut Hasley.

"Ganggu aja ni bocah . Besok aku jemput ya Rien. Ulang tahun mamah." Ucap Ben

"Ttapi aku gak pede Ben." Balas Rien menunduk.

"Kamu cantik , pinter , baik . Kurang apa coba."

Blush pipi Rien memerah seperti tomat.

"Sejak kapan jadi aku-kamu?" Tanya Rien polos.

"Hmm kamu ini . Yaudah aku pamit dulu . See u princess." Ucap Ben mengecup kening Rien.

"Beennnnn awas ya looo."teriak Rien murka.

"Anjir , kesucian gue ternodai ," ucap Rien memegang keningnya.

Tak sadar ia tersenyum lebar . Pipinya masih memerah bahkan semakin merah.

"Gue selalu sayang sama lo Ben." Ucap Rien monolog.

__________________________________________________
Bersambung
__________________________________________________
----------------------

1 part lagi finish gaes😥

-28 Februari 2019-

Right Here✔ [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang