5. sesakit itu

861 64 2
                                    

"Sudah selesai ngobrolnya sama Tristan?" Tanya Vanka ketika aku kembali menuju kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sudah selesai ngobrolnya sama Tristan?" Tanya Vanka ketika aku kembali menuju kantin.

"Sudah sih."

"Oh iya, hape lo baru?" Kini giliran  Vandi yang bertanya. Kurasa ada yang aneh dengan ponsel ini jika Vandi yang bertanya. Karena yang ku tau, Vandi tak se-kepo itu.

"Kenapa?" Tanyaku balik.

"Kayak ponsel cowok yang kapan hari ngirimin tugas lo." Jawab Vandi.

"Ngirim tugas?"

"Iya." Jawab Vandi yang mebuatku kesal.

"Jelasin!"

"Seminggu lo gak masuk, tugas pada ngerentet, bego."

"Tugas apaan?"

"Ya tugas kuliah lah, banyak."

"Kok gue gak tau?"

"Jadi tugas-tugas itu bukan lo yang kerjain?"

"Maksud lo apa?"

"Ada anak cowok yang tiap kesini selalu titipin tugas lo ke gue. Dia bilang itu dari lo. Gue hafal banget karena hampir  selama seminggu gue ketemu sama dia dan lagi mainin ponsel yang sama kayak yang lo pegang." Jelas Vandi.

"Ponselnya ada tulisan RG, persis banget."

"Jadi itu ponsel cowok itu?" Tanya Vandi lagi. Ku hela nafasku pelan dan mulai mengotak-atik ponsel Raka, namun galerinya berpassword. Ku coba membuka instagram dan bisa. Lalu kemudian ku tunjukkan foto Raka pada Vandi, dan dengan mantap Vandi menganggukkan kepalanya.

Jadi Raka yang kasih tugas gue ke Vandi? Tapi gimana dia bisa tau? Bahkan gue gak tau kalau ada tugas. Gumamku dalam hati.

***

"Lo sayang sama dia, dek?"

"Kalau ada kata yang bisa mengungkapkan perasaan lebih dari kata Sayang dan Cinta, gue gak akan ragu ungkapin itu ke dia, kak."

"Tapi gue bisa apa? Sedikitpun dia gak  coba noleh ke gue." Lirih laki-laki itu pelan.

"Lo mau berhenti?" Tanya sang kakak yang di balas dengan gelengan.

"Gue mau berjuang banyak buat dia. Gue gak mau hidup dia sia-sia karena mencintai laki-laki bodoh kayak Tristan. Sudah cukup sakit yang Gweny rasain, kak." Sungutnya tertahan.

"Tapi cinta gak bisa di paksa, dek."

"Gue gak akan maksa dia, gue cuma mau buat hidup gue berarti buat dia, walaupun gak lama."

"Andai Gwen dan Tristan bersatu?"

"Gue gak akan halangin, tapi gue bakal kasih pelajaran buat si brengsek itu. Masa bodoh dengan umurnya yang lebih tua dari gue."

"Gue cinta sama Gwen kak, sampai sakit rasanya ngelihat dia berjuang sendirian, ngerasain sakit itu sendirian. Andai dia mau berbagi sama gue." Lirihnya sembari memukul dadanya pelan.

Cinta memang sesakit itu.

Tbc

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
When The Stars Align (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang