Eka: Kalian kosong
enggak hari inu?
Main sini, gw kesepian.Eka: *ini
Angga: Sampe typo gitu, lagi grogi lo?
Syabil: Rumah lo sephay, katok?"
Eka: Gw ngetik sambil makan camilan ini, Gak
Eka: Sephay kok bilatung, kalian sini deh
Angga: Gimana ya? Lo gimana bilatung?
Syabil: Gw di samping lo bego!
Angga: Formalitas aja gue tanya di grup, biar enggak katjang
Eka: Kalian lagi bareng? Kok parah banget nggak ngajak gw?
Syabil: Si Angga lagi anter nyokap dia ketemu nyokap gue, katok.
Syabil: Yodah gw mau otw nih sama si burung gagak, lo tunggu bentar lagi ya, katok
Eka: Gw tunggu. Cepetan ya, bilatung!
Eka: Kalian jangan loncati pagar rumah gw loh, lewat jalan biasa aja
Angga: Siyap katok, siyap
Eka menaruh handphone-nya di atas sofa dan kembali melahap camilan yang kini berada di atas pahanya. Rumah menjadi semakin sepi sejak beberapa jam yang lalu orang tuanya pamit pergi ke luar kota untuk menemui nenek yang tiba-tiba sakit. Tadinya Eka akan ikut, tapi mengingat masih ada hal yang harus dibahas bersama sahabatnya, akhirnya Eka memutuskan untuk tetap tinggal.
Kembali mengambil handphone yang berada di atas sofa dan membuka ruang obrolan grup Gantleman yang isinya ada dia, Angga, Syabil, dan juga Yanu.
Eka: @Yanu lo nggak ke rumah gue?
Agak lama menunggu sebelum akhirnya pesan itu dibalas oleh Yanu.
Yanu: Ada hal penting?
Eka: Oengen ngumpul aja. Sekalian kita rancang busana buat acara prom nanti. Lo nggak lagi sibuk, 'kan?
Eka: *pengen
Yanu: otewe
Eka: Gw tunggu kehadirannya bujang-bujangku
Tetanggaan aja masih harus chat dulu buat ketemu_-, batin Eka.
Yang pertama datang saat itu adalah Angga dan Syabil, selang beberapa menit kemudian disusul oleh Yanu yang datang sendirian. Mereka membuat minuman kesukaan masing-masing di dalam dapur dan membawanya ke sebuah ruangan khusus mereka.
"Kebetulan sebelum pergi nyokap gue bikin kue, kesukaan kalian lagi."
Eka menaruhkan satu piring berisi kue vanila di atasnya. Sedari kecil saat mereka berkunjung, kue vanila menjadi camilan yang paling ditunggu-tunggu. Rumah mereka saling berdekatan dan telah menjadi tetangga sejak kecil. Hanya saja baru beberapa tahun ini Angga harus pindah rumah dan mereka berempat tidak saling bertetangga lagi.
"Rasanya nggak berubah," komentar Angga ketika satu suapan kue vanila itu masuk ke dalam mulutnya. "Kok lo nggak berkomentar sih, Bilatung?"
"Ngapain? Orang gue udah cicip kuenya dari kemarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Sama Terulang (Completed) ✓
Ficção Adolescente~~Ketika lelah membalik halaman yang sama~~ Mungkin, semua takdir kini telah terucapkan secara lantang di depan semua insan. Takdir di mana seharusnya seorang gadis tetap berdiri tegar dan menentang semua kesalahan yang seharusnya ditinggalkan. Ingi...