Setelah kejadian menghabiskan waktu bersama di akhir pekan beberapa minggu yang lalu, hubungan antara Anna dan Yanu semakin membaik setiap harinya. Mereka yang biasa saling mengalihkan pandangan ketika saling menemukan satu sama lain, kini tidak lagi. Bahkan jika berpapasan pun mereka tak jarang saling melontar senyum seperti biasa.Hari-hari menjelang ujian akhir akan segera tiba. Baik itu anak IPA maupun IPS, mereka semua saling menyibukan diri untuk belajar dengan lebih giat lagi. Menambah les di luar sekolah dan mengurangi kegiatan hura-hura yang biasanya mereka lakukan setiap harinya. Saat ini, setiap waktu yang tercipta akan jauh lebih berharga dan dimanfaatkannya dengan bijak.
Anna dengan teman dekat yang lainnya membuat jadwal belajar bersama di luar sekolah. Meski beberapa di antara mereka berbeda jurusan, tapi tetap saja pembahasan yang mereka bawa pasti akan saling menguntungkan. Kali ini, tepat satu minggu sebelum ujian nasional, mereka membuat kegiatan belajar bersama di rumah Febby.
Di ruang tengah, karpet beludru yang awalnya bersih kini tak seperti semula lagi. Bantal, laptop, kertas, buku, dan beberapa camilan lainnya tergeletak begitu saja.
"Eka mau dateng ke rumah, nggak papa, 'kan?"
Febby yang baru saja menerima telepon dari Eka langsung meyampaikan kabar tentang niat Eka akan mengunjungi rumahnya. Karena sibuk dengan pembelajaran masing-masing, baik Eka maupun Febby jadi sangat jarang menyempatkan diri untuk sekadar bertanya kabar dan bertemu.
"Sama Syabil nggak?" tanya Erina.
"Iya."
Jawaban Febby langsung disambut bahagia oleh Erina. Gadis itu bangkit dari tidurannya dan mengambil tas kecil yang tergeletak di atas sofa. Dia tidak ingin kelihatan berantakan.
"Gimana? Nggak papa, 'kan?" tanya Febby sekali lagi untuk memastikan.
Anna, Anya, Vanya, dan Cindy mengangguk tanpa senyum sedikit pun. Mata mereka sedari tadi masih terfokus pada laptop dan buku masing-masing, benar-benar ingin fokus belajar.
"Yes!"
Sembari menunggu kedatangan Eka, Febby membereskan ruang tengah di saat yang lainnya belajar, meski Erina masih terlihat asyik di depan cerminnya. Febby akan membuatkan yang lainnya minuman karena pembantu rumah tangganya belum juga pulang dari pasar.
"Perlu aku bantu, Feb?" Anna menawarkan diri saat Febby terlihat akan memasuki dapur.
"Boleh, yuk!"
Mereka berdua bergegas ke dapur dan membuatkan beberapa gelas minuman untuk tamu yang nanti akan datang. Saat Anna menghitungnya, keningnya berkerut karena melihat begitu banyak gelas yang Febby sediakan.
"Banyak banget, buat siapa aja emangnya?"
"Buat kita dan tamu yang sebentar lagi datang."
"Eka bawa siapa aja?" tanya Anna yang hanya dibalas oleh senyuman tipis oleh Febby.
"Jangan bilang kalau Eka ...." Anna menerka sembari menyipitkan kedua matanya.
"Feb! Ini Eka udah dateng!"
Suara Erina dari ruang tengah membuat Febby bergegas menuang jus mangga ke dalam gelas dan menghiraukan pertanyaan Anna. Anna sedikit kesal, tapi dia menahannya karena akan segera melihatnya sendiri siapa saja yang akan datang siang hari ini.
Anna dan Febby membawa nampan masing-masing satu dengan beberapa gelas berisi jus mangga di dalamnya. Mereka berjalan ke ruang tengah yang semakin ramai saja suasananya. Kedatangan mereka berdua disambut bahagia oleh para pria karena melihat minuman segar yang dibawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Sama Terulang (Completed) ✓
Teen Fiction~~Ketika lelah membalik halaman yang sama~~ Mungkin, semua takdir kini telah terucapkan secara lantang di depan semua insan. Takdir di mana seharusnya seorang gadis tetap berdiri tegar dan menentang semua kesalahan yang seharusnya ditinggalkan. Ingi...