Halaman ke-2

2.1K 144 17
                                    

Seorang gadis berpakaian putih abu berjalan dengan sedikit tergesa di sebuah koridor sekolah menuju ruang kelas XII IPA 1, gadis berambut pendek itu tak mempedulikan sekitarnya, dia hanya terus berjalan agar segera sampai di tempat yang  ditujunya.

Tepat ketika langkahnya terhenti di sebuah ruang kelas, gadis itu langsung berniat masuk tapi ditahan oleh seorang gadis lain yang muncul dari dalam kelas itu.

"Lo cari siapa? Eka?"

Febby menggelangkan kepalanya dengan cepat. "Gue cari Yanu, dia di mana?"

Erina, gadis manis yang cukup dekat dengan Febby itu langsung mengedikkan bahunya. "Yanu nggak ada di dalem, lo ke sini bukannya nyari Eka malah nyariin pacar orang."

Sikap Fabby yang memang sedikit lebih tomboy dari perempuan lainnya hanya bisa mendelik dengan ucapan Erina. Ia memang berpacaran dengan lelaki yang dimaksud oleh sahabatnya itu, tapi tujuannya saat ini bukan untuk Eka, melainkan untuk memberikan pelajaran pada Yanu.

"Jadi Yanu mana?" Febby kembali bertanya tanpa mengubris ucapan Erina.

"Cari Yanu, Feb?"

Seorang gadis berkaca mata dengan rambut dikuncir kuda muncul dari dalam kelas dan berdiri di samping Erina. Tangan kirinya memegang buku tebal berwarna putih dan tangan lainnya memegang pulpen berwarna hitam. Sang kutu buku datang, gadis pintar bernama Anya yang dekat dengan Febby maupun Erina.

"Iya, lo liat dia nggak?"

"Sebentar," ucap Anya sembari menoleh ke dalam kelas lalu tangan kanannya terangkat untuk menempel dijidatnya, "gue ingat-ingat sebentar ... tadi pas guru baru aja keluar kelas, anak-anak pada buru-buru keluar buat ke kantin."

"Yanu di kantin?" Febby memotong aktifitas Anya yang sedang mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Bukan," tukas Anya, "dia keluar kelas sama Angga terus pergi ke lapangan."

"Oke, makasih."

Febby menepuk pundak Anya sekilas sebelum berbalik dan berniat untuk mencari Yanu di lapangan yang dimaksud Anya. Namun pergerakannya kembali tertahan karena seorang lelaki yang berdiri menjulang di hadapannya.

"Ngapain nyari Yanu?"

Nada suaranya yang sedikit mengintimidasi membuat Febby mendelik, mendorong bahu lelaki itu ke samping agar akses jalannya terbuka ternyata gagal, gadis itu harus menghadapi lelaki yang kini berdiri di depannya terlebih dahulu.

"Kamu tau di mana Yanu, 'kan? Jadi, ayo ikut aku!"

Tanpa berpikir lebih lama lagi, Febby menarik dengan paksa pergelangan tangan kanan Eka agar lelaki itu mengikuti langkahnya.

Menyusuri koridor sekolah yang terlihat ramai karena jam istirahat, Eka yang sedari tadi terus mengoceh menanyakan hal yang tak penting hanya dihiraukan oleh Febby karena tujuan gadis itu hanya untuk bertemu dengan Yanu. Setelah lapangan bola voli itu terlihat di pandangan Febby, gadis itu menggeram dan bergegas menghampiri lelaki itu.

"Berhenti dulu oyy!" teriak Febby dengan volume suaranya yang meninggi di samping lapangan voli ketika beberapa murid lelaki sedang bermain di sana.

Melihat tingkah pacarnya yang aneh, Eka melepaskan cekalan tangan Febby dan mencoba untuk menanyai sekali lagi dan lagi tentang apa yang terjadi. Tapi Febby tak menggubris, dia bertekad untuk melakukan sesuatu demi sahabatnya.

Para murid lelaki yang melihat Febby langsung menatap heran pada gadis itu, terlebih lagi ada Eka yang berdiri di sampingnya membuat mereka tambah kebingungan.

"Yan, gue mau ngomong sama lo!"

Murid lelaki yang lain langsung mengalihkan pandangan pada Yanu dan menyuruhnya agar segera keluar dari lapangan agar tak mengganggu permainan.

Yang Sama Terulang (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang