Halaman ke-22

913 59 1
                                    

Setelah ujian nasional berakhir, jarak waktu pengumuman kelulusan dimanfaatkan untuk berlibur bagi sebagian murid. Termasuk Anna dan teman-teman yang lainnya juga merencanakan liburan ke Bogor.

Dua mobil saat itu menampung Anna dan juga yang lainnya agar nyaman selama perjalanan dan datang dengan selamat. Bagasi penuh dengan koper juga makanan yang sengaja mereka kumpulkan sekitar tiga hari sebelum berangkat. Selama perjalanan berbagai kejadian terjadi, entah Febby yang tiba-tiba minta berhenti karena ingin buang air, atau Cindy yang tertidur pulas selama perjalanan.

Puncak di kota Bogor saat itu begitu dingin. AC mobil sengaja dimatikan dan jaket semakin dirapatkan. Mereka akan segera sampai di tempat tujuan.

Mobil berwarna hitam yang dikendarai Haris dan mobil silver yang dikendarai Syabil itu terparkir dengan rapi di depan sebuah villa. Mereka semua keluar dari dalam mobil dan berkumpul terlebih dahulu di depan pintu. Setelah pintu dibukakan oleh penjaga villa yang sudah menunggu, para gadis masuk terlebih dahulu dan para pria yang mengangkut semua barang ke dalam villa.

"Kita tidurnya dibagi dua aja ya. Aku, Febby, sama Anya biar tidur di kamar paling depan. Anna, Cindy, dan Vanya di kamar sampingnya. Gimana?" usul Erina ketika dia melihat dua kamar tidur di samping kiri dan duanya di samping kanan.

"Boleh, Er." Febby mewakili yang lainnya menyetujui usulan Erina.

Ketika mereka akan berpencar masuk ke dalam kamar, para pria tiba-tiba datang dan menahan pergerakan mereka.

"Ini kopernya sekalian dibawa masuk aja," ujar Eka saat dia dan yang lainnya mengumpulkan beberapa koper di ruang tengah.

"Oke, makasih ya Eka udah dibawain kopernya," ucap Cindy mewakili yang lainnya.

Para gadis langsung mengambil koper masing-masing dan membawanya ke dalam kamar.

Sebelum pintu mereka kembali tertutup rapat, Eka dengan cepat berteriak, "Abis beres-beres langsung ke ruang makan, kita makan siang sama-sama."

"Iya," jawab para gadis dengan kompak dan langsung menutup pintu kamar mereka rapat-rapat. Perjalanan Jakarta-Bogor memang tidak terlalu lama dan melelahkan, hanya saja kondisi dingin seperti ini sangat mendukung bokong mereka untuk cepat menempel di atas kasur.

✓✓✓

Makan siang pertama di villa saat itu berjalan dengan khidmat. Masakan yang sengaja dihidangkan sangat pas rasanya dan membuat mereka semua ketagihan. Teh, susu, dan coklat hangat memang belum tersentuh sama sekali. Hari sudah mulai siang dan matahari semakin terik. Jika minum minuman hangat, yang ada mereka semua kegerahan.

"Kita mau langsung ngadain jadwal apa nih kira-kira malam ini?" tanya Eka pada yang lainnya saat makanan di atas meja mereka telah habis tanpa sisa.

Karena pergi ke villa adalah ide awal dari Eka dan Syabil, mereka berdua yang pasti terlihat lebih semangat, antusias, dan bergembira. Yang lainnya juga merasakan bahagia, tapi mungkin tak sebahagia mereka berdua.

"Mau langsung bakar ayamkah?" usul Syabil.

"Boleh tuh, kayaknya seru," ujar Angga menyetujui.

"Kata penjaga villa kayu bakar udah disiapin di halaman belakang, jadi tinggal bikin aja." Syabil yang memang merekomendasikan tempat ini menjadi lebih tahu perihal ini dan itu villanya.

"Mulai jam berapa enaknya? Jam delapan gimana? Kita begadang deh sampe pagi, kapan lagi 'kan kayak gini?" Eka melirik semua wajah temannya dengan sumringah meski di antara mereka ada yang biasa saja.

"Setuju-setuju, kita begadang aja sampe pagi. Aku setuju," sahut Erina dengan tak kalah gembira.

Selain mereka yang tak banyak bicara merasa tak mempunyai tempatnya sendiri.

Yang Sama Terulang (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang