Malam yang indah untuk rencana hari berikutnya yang akan jauh lebih indah. Keputusan Erina dan Febby yang akan menginap di rumah Anna disambut hangat oleh Elis. Karena memang ini bukan pertama kalinya, jadi sudah terasa biasa saja. Ini tidak direncanakan sebelumnya oleh Erina maupun Febby, tapi ketika mereka berdua melihat keadaan Anna tidak terlalu baik, mereka memutuskan untuk menemani Anna malam hari ini.
"Pake baju tidur aku aja, ada banyak kok." Anna menawarkan baju tidur bergambar kartun spongebob untuk Erina dan juga doraemon untuk Febby, sementara Anna sendiri mengenakan baju tidur bergambar winnie the pooh.
Anna memang terlihat baik-baik saja dari luar. Dia masih bisa tertawa dan juga tersenyum seperti biasanya. Tapi kedua temannya tak mungkin akan percaya begitu saja, mereka akan bertanya atau menyelidiki perihal apa yang terjadi sebenarnya.
"By the way ...." Anna melirik Erina dan Febby bergantian ketika mereka duduk bersila saling berhadapan di atas kasur, "kalian bukannya besok ada acara ya? Nginep di sini nggak akan telat buat besoknya?"
Erina dan Febby sempat saling pandang satu sama lain sebelum salah satu di antara mereka angkat bicara. Mereka berada di sini juga 'kan bukan hanya karena khawatir, tapi mereka juga masih ingin berusaha.
"Jadi gini, An ...." Erina membenarkan posisi duduknya agar lebih nyaman, "gue sama Febby tetep ngotot buat ngajak lo ikut andil dalam acara gue. Lagian di sana gue nggak cuma ngajak pasangan doang, gue juga ajak Cindy, Anya, bahkan Vanya juga gue ajak. Jadi, gue berharap lo juga mau ikut. Kita liburan ke pantai sama-sama! Meski cuma ke Ancol, tapi kalau kita bareng-bareng 'kan pasti seru."
Erina terlihat sangat antusias menjabarkan kebahagiaan yang dia dambakan di esok hari. Senyum yang tercipta di kedua belah bibirnya bahkan tak kunjung usai meski mulutnya telah berhenti bicara. Betapa bahagianya dia hingga dia tak bisa terlihat cacat dengan kesedihan sedikit pun.
Seharusnya Anna juga merasakan hal yang sama. Bahagia dan tersenyum. Meski sulit, Anna tetap berusaha menyunggingkan senyumnya.
"Lo mau 'kan, An?" Febby menatap kedua manik mata Anna dengan binar penuh harap.
Anna tak mungkin melunturkan rasa bahagia yang dirasakan kedua sahabatnya malam hari ini. Dia seharusnya sadar dan tahu diri bahwa dirinya tak pantas mematahkan sebuah kebahagiaan hanya karena dirinya takut terluka. Anna tak seharusnya menolak dan membuat semuanya kecewa, tak seharusnya.
"Aku akan ikut." Ujaran Anna disambut dengan sorakan penuh gembira oleh Erina dan Febby. "Tapi kalian yang izin ke mamah ya, aku lagi nggak tau gimana cara izinnya."
"Lo lagi ada masalah sama nyokap lo?" tanya Febby dengan penasaran dan sedikit hati-hati karena takut Anna tersinggung.
"Enggak, aku cuma mau kalian aja yang bilang biar lebih meyakinkan."
"Siap, kalau masalah itu sih bisa gue atur." Erina dengan tampang soknya langsung berdiri dan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Pokoknya malam hari ini kita harus party!" Febby ikut berdiri di atas kasur dengan merentangkan kedua tangannya ke udara.
"Ayok, An! Ikutin kita!"
Erina dan Febby memaksa Anna untuk ikut berdiri dan menari di atas empuknya kasur. Tertawa tanpa sesuatu yang lucu, tapi mereka masih terlihat bahagia. Terkadang memang harus seperti itu. Hempaskan rasa egois dan berpikir untuk kebahagiaan orang lain. Karena jika terus memikirkan rasa sakit, bahagia nggak akan pernah datang.
Tok-tok-tok
Di tengah asyiknya tarian mereka, pintu kamar Anna tiba-tiba terketuk dari luar. Erina mengisyaratkan pada Febby dan Anna agar dia saja yang membuka pintu meski dia bukan tuan rumahnya. Ketika pintu terbuka, perawakan wanita paruh baya dengan pakaian dasternya menunduk hormat pada Erina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Sama Terulang (Completed) ✓
Teen Fiction~~Ketika lelah membalik halaman yang sama~~ Mungkin, semua takdir kini telah terucapkan secara lantang di depan semua insan. Takdir di mana seharusnya seorang gadis tetap berdiri tegar dan menentang semua kesalahan yang seharusnya ditinggalkan. Ingi...