Halaman ke-18

1K 70 0
                                    

Keesokan harinya semua berkumpul sesuai rencana. Setelah tepat jam enam pagi Elis berpamitan pergi untuk menemui rekan kerjanya di sebuah butik, semuanya memutuskan untuk berkumpul di rumah Anna. Tadi malam setelah Yanu akhirnya pergi, Erina dan Syabil membuat grup di aplikasi LINE. Jadi, pemberitahuan tentang di mana mereka harus kumpul, apa saja yang harus mereka bawa, semua diinformasikan lewat grup LINE yang Syabil beri nama "Dating".

Jumlah orang yang akan pergi bersama hari ini adalah sebelas orang. Empat motor dan satu mobil. Erina dan Febby tentu saja berboncengan dengan kekasih mereka masing-masing. Sedangkan Vanya, Cindy, dan Anna ikut di mobil Anya yang dikendarai oleh kakaknya. Sejak pertama masuk sekolah sampai detik ini, Anya memang selalu dalam pengawasan kakaknya. Jadi, ketika ada acara libur pun kakaknya harus ikut andil.

"Kenapa lo nggak ikut sama Angga aja sih, Van?" tanya Cindy dengan sedikit menahan tawa ketika dirinya duduk di jok belakang mobil bersama Vanya dan Anna.

"Harus banget aku ikut dia?" Dengan malas Vanya menimpalinya.

"Ya biar lebih lancar PDKT kalian. Bener nggak?" Seringaian Cindy membuat Vanya geram dan lebih memilih untuk mengalihkan pandangan ke arah jalan.

"Emangnya Vanya sama Angga udah sampai tahap mana?" Anna yang berada di antara mereka berdua akhirnya penasaran.

"Baru aja PDKT, An. Ya semoga aja jadinya nggak lama lagi."

"Aku doakan cepet jadi deh, Van."

Anna yang ikut menggoda Vanya membuat gadis itu memanyunkan bibirnya. Meski begitu, Vanya tetap tertawa kecil sembari pipinya tanpa sadar bersemu merah.

"Yaellah, blushing ...."

Godaan Cindy berikutnya mengundang tawa Anna dan Anya yang duduk di jok depan bersama kakaknya. Haris--nama kakaknya Anya--dia hanya fokus dengan jalanan seakan tak ada anak-anak remaja yang sedang menumpang di dalam mobilnya.

Perjalanan ke Ancol memang tidak terlalu memakan waktu yang cukup lama. Setelah membeli karcis dan memarkirkan kendaraan di tempat yang telah disediakan, Angga membawa berita bahwa Yanu berhenti di tengah jalan dan memutuskan untuk pulang karena suatu hal. Saat ditanya ada apa, Angga tak menjawab lagi karena Yanu tak memberitahu apa alasannya pergi.

Namun, tak ingin terlalu memikirkan, semuanya yang sudah siap dengan pakaian pantai mereka langsung berlari ke arah pantai dan bermain air di sana. Melepaskan penat dan juga beban yang mungkin beberapa hari ke belakang sempat menggelayut pada diri mereka.

Pengunjung pantai saat itu terlihat tidak terlalu ramai meski keadaannya masih hari libur. Entah kebetulan atau apa, tapi itu sedikit menguntungkan. Jumlah pengunjung tidak padat dan mereka bisa bermain lebih leluasa.

"Eh, main volly pantai yuk! Kayaknya seru deh, mumpung lagi nggak terlalu rame juga," usul Eka ketika melihat keadaan sekitar.

Ketika yang lainnya mengangguk setuju, mereka membentuk dua grup untuk bermain volly pantai. Satu tim berisi Eka, Febby, Erina, dan Syabil, tim kedua berisi Cindy, Angga, Vanya, dan Haris yang kebetulan mengajukan untuk ikut bermain juga.

Semuanya terlihat bahagia ketika permainan baru mulai dan mengundang tawa keras setiap kali ada hal lucu yang terjadi. Bahagia bisa sesederhana itu ketika pelakunya memng berniat untuk bahagia. Lupakan sejenak masalah dan berlarilah, cari di mana bahagia akan didapatkan. Tidak perlu sejauh mungkin, tapi hanya perlu mencari orang setepat mungkin untuk menemani.

"Nggak nyangka kak Haris bisa main poli," ujar Anya ketika dia dan Anna terduduk bersama di atas bangku dengan dua buah es kelapa muda di atas meja.

"Emang kamu belum pernah lihat dia main poli?" tanya Anna sembari melirik sekilas bagaimana Haris begitu terlihat bahagia bermain meski bukan dengan anak seumurannya.

Yang Sama Terulang (Completed) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang