Jimin ketiduran. Ia bahkan tak sempat membalas pesan dari Yoongi. Ia berpikir tentang balasan yang tepat, rangkaian kata yang cocok untuk diketik, namun berakhir tertidur karena cuaca dingin dan selimut hangat yang membuatnya kantuk.
Paginya, Jimin berdiam sejenak setelah bangun. Ia berpikir tentang kegiatan yang akan ia lakukan hari ini. Ia diajak oleh Taehyung kemarin, namun ia menolak karena uangnya sudah tinggal sedikit. Terbesit untuk membantu ibunya, oleh karena itu ia segera menuju ke dapur dan membantu ibunya memasak. Jimin membantu mengupas bawang lalu mengaduk sayur yang sedang dimasak ibunya. Sedangkan ibu Jimin memandang jengkel hasil pekerjaan Jimin.
Kulit bawang berserakan. Kuah sayur mengotori kompor.
"Uang jajanmu habis?" tanya Ibu Jimin. Ia memiliki firasat kalau Jimin membantunya supaya diberi uang tambahan.
Jimin yang sedang mengaduk sayur melihat ibunya dengan tatapan bingung. Ia tidak ada menyinggung tentang uang, meski uangnya sedang menipis.
"Tinggal sedikit. Mau ditambah?" tanya Jimin. Ia memberi senyum manis yang diturunkan oleh ayahnya. Ibu Jimin luluh melihatnya. Ia mencubit pipi Jimin sebelum mengambil beberapa lembar uang dari sakunya.
"Kalau mau pergi, jangan pulang kemalaman!" ucap Ibu Jimin. Sekali lagi Jimin tidak ada mengatakan soal rencananya dengan Taehyung. Sepertinya insting seorang Ibu tidak dapat diragukan.
Jimin segera kembali ke kamarnya dan mandi. Ia keluar dengan handuk yang melilit perutnya. Jimin memilih memakai sweater warna biru muda dan celana jeans panjang. Setelah mengetik beberapa kata, ia mengirimkan deretan kata itu kepada Taehyung. Taehyung membalas dengan singkat.
Jimin menyisir rambutnya sebentar. Setelah semuanya siap, ia segera pergi.
***
"Kau semakin akrab dengan Jungkook" bisik Jimin.
Mereka sedang dirumah Taehyung, tepatnya dikamar Taehyung. Jimin mengamati Jungkook yang sedang menonton anime dari laptop Taehyung. Mereka baru saling kenal beberapa hari, namun Jimin rasa Jungkook lebih akrab dengan Taehyung daripada dengannya.
Taehyung hanya tertawa mendengar ucapan Jimin. Ia sendiripun tidak tahu kenapa, mungkin karena mereka sama-sama menyukai anime? Atau mereka memang cocok? Taehyung menggelengkan kepalanya karena pemikiran itu. 'Aku memang suka benar' batin Taehyung.
***
Dari pagi hingga malam mereka bertiga bermain bersama. Jimin lebih banyak mengamati daripada ikut bermain, ia senang melihat kedua temannya akrab.
Jimin bahkan tidak sempat mengecek ponselnya, sehingga ia kaget melihat ada sepuluh missed call dari ibunya. Jimin lupa kalau ponselnya dibuat dalam keadaan silent. Jimin segera menghubungi balik, namun ibunya tidak menjawab. Hal itu membuat Jimin takut. Ia segera berdiri dan menuju pintu kamar Taehyung.
"Tae, Kookie, aku pulang dulu ya" ucap Jimin. Wajahnya terlihat gusar.
"Perlu kuantar?" tanya Taehyung. Ia dapat menerima sinyal kalau ada sesuatu yang menjanggal di pikiran Jimin. Jimin segera mengangguk. Taehyung menepuk kepala Jungkook sebelum pergi keluar dengan Jimin. Ia mengantar Jimin dengan motor hitam mereka Kawasaki kesayangannya.
***
Segera setelah mencapai rumah, Jimin mengucapkan terimakasih dan berlari kedalam. Taehyung berharap tidak ada hal yang buruk. Ia sebenarnya ingin menunggu, namun ia tidak mungkin membuat seseorang (re: Jungkook) juga menunggu, sehingga ia kembali melajukan motornya menjauhi rumah Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Me In (yoonmin)✔
Fanfiction[COMPLETED] Min Yoongi, pria idealis yang berkecimpung di dunia pernovelan. Menjadi novelis terkenal dengan mengangkat genre roman. Pergi ke Amerika hanya untuk menyelesaikan epilog dari novel bestseller-nya. Dengan mengajak Park Jimin, tentunya.