14: namjin

3.9K 529 23
                                    

Yoongi terbangun.

Ia merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku. Membuka mata setelah menguceknya perlahan, dan tersadar bahwa ia tertidur diatas sofa. Didepannya, tepatnya diatas meja, ada laptop yang diposisikan dalam keadaan stand by.

"Sial, ketiduran" gumam Yoongi, sebuah kalimat yang sering sekali ia ucapkan setelah bangun dari tidurnya. Yoongi kembali merenggangkan tubuhnya dan memijitnya dibagian tertentu sebelum benar-benar beranjak dari sofa.

"Lapar" gumam Yoongi. Perutnya pun turut mengeluarkan menyuarakan hal yang sama. Sambil menepuk perut ratanya, ia berjalan kearah dapur untuk minum air mineral. Dalam tiga kali teguk, Yoongi dapat menghabiskan segelas air mineral.

Setelah itu Yoongi membuka refrigator.

"Tidak ada makanan" gumamnya setelah melihat isi refrigator yang kosong, paling hanya ada air dingin dan susu.

Sekarang ia membawa kakinya membawa kakinya menjauhi dapur. Ke kamar tidur.

Yoongi membuka pintu yang tidak tertutup dengan sempurnya. "Jimin, aku mau ke supermarket. Mau menitip sesuatu atau ikut bersamaku?"

Tidak ada sahutan.

Sedetik..

Dua detik..

Tiga detik..

Yoongi mencubit pipinya sendiri.

"Sialan" ucapnya. Kata kotor kedua yang terucap pagi itu. Bagaimana ia bisa lupa kalau Jimin sudah kembali ke Korea?

Hari yang tidak bersahabat buat Yoongi. Ia kembali ke sofa dan merebahkan tubuhnya. Mungkin lebih baik tidur seharian daripada mengisi lambung yang kosong. Lagian, sepertinya Yoongi sudah tidak lapar.

***


Disisi lain, Jimin telah bersiap-siap. Ia memakai kaus putih polos dan celana berwarna merah yang hanya menutupi setengah dari pahanya.

Jam enam pagi tadi ia mendapatkan pesan dari Hoseok, Hyung-nya, kalau mereka berdua terpilih untuk mewakilkan klub dance untuk lomba tingkat nasional yang diadakan tiga bulan lagi. Jadi, mulai sekarang mereka harus latihan. Beruntung Jimin sudah kembali ke Korea, kalau tidak mungkin sudah ada yang menggantikannya.

Setelah memastikan bahwa baterai ponselnya terisi penuh, Jimin segera memasukkannya kedalam tas olahraga bermerek Puma yang ia beli tahun kemarin. Jimin biasanya membawa tas itu ketika pergi latihan basket maupun dance.

"Jimin pergi dulu!" teriak Jimin ketika kakinya telah berada di depan pintu utama rumahnya. Setelah mendapat sahutan balik dari ibunya (ayahnya dan Jihyun telah pergi duluan), Jimin segera menutup pintu. Ia mengambil sepeda berwarna hitam dari dalam garasi dan pergi ke kampus.

Setelah kurang dari tiga puluh menit, akhirnya Jimin sampai. Ia mengelap peluh keringat yang membanjiri keningnya karena lelah mengayuh sepeda. Kemudian Jimin menepikan sepedanya disamping gedung klubnya dan mengunci sepedanya dengan rantai sepeda. Jimin memasuki gedung itu dan menemukan Hoseok bersama PD-nim. Jimin segera menghormat keoada mereka berdua sebelum menyejajarkan tubuhnya dengan Hoseok.

"Saya harap kalian berlatih serius. Perlombaan ini tidak hanya diikuti antar kampus, melainkan setiap kalangan. Meski masih ada tiga bulan lagi, tapi anggaplah bahwa lomba ini diadakan besok, jadi kalian harus bekerja keras. Maaf jika hari libur kalian harus terpotong untuk latihan" ucap PD-nim panjang lebar. Hoseok maupun Jimin langsung menggelengkan kepalanya, tentu saja mereka tidak apa-apa kalau hari libur terpotong. Terlebih bagi Jimin yang hanya akan mengisi liburan di rumah.

Count Me In (yoonmin)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang