Jimin menoleh. Yoongi melesatkan cincin itu dan berhasil memasuki hadiah penutup telinga yang ingin Jimin dapatkan. Yoongi mengambil hadiah itu, lalu memberinya pada Jimin.
"Pakai" ucapnya pada Jimin. Lalu ia menghadap ke pemilik stand, pria tua dengan ikat kepala berwarna merah dengan noda disekitarnya.
"Satu lagi" ucapnya pada pemilik stand. Yoongi mendapat satu cincin besar lagi lalu ia melemparkannya ke boneka Kumamon.
Dapat lagi. Boneka dengan ukuran yang cukup besar. Yoongi kembali melihat kearah Jimin, ia baru saja mau menyuruh Jimin untuk memegang boneka itu, namun melihat Jimin yang sedang memegang dua kantung ikan dan penutup telinga mengurungkan niatnya.
"Kenapa diam saja sih?" tanya Yoongi.
Yoongi menaruh boneka Kumamon itu diatas kursi yang berada disampingnya, mengambil penutup telinga itu, lalu memasangkannya pada telinga Jimin. Ia mengelus pelan poni Jimin lalu mengambil boneka itu.
Jimin memerhatikan Yoongi. Dengan kemeja berwarna merah dibalik sweater abu-abunya dan topi santa. Ia melihat rambut Yoongi pada sisi telinganya.
"Hei, Hyung datang dan malah dicueki?" tanya Yoongi. Jimin tidak melihat ke maniknya.
"Putih!" seru Jimin lalu melepas topi santa milik Yoongi, melihat rambut Yoongi yang berwarna putih.
Yoongi menarik-narik poninya lalu menatap Jimin. "Kau suka?"
Tentu saja! Jimin hampir teriak, tapi ia memilih menganggukkan kepalanya dengan cepat. Ia masih kaget karena Yoongi datang kesini, dan warna hitam di kepalanya yang telah lenyap digantikan oleh putih agak krem.
"Hyung seperti Santa Claus" Jimin ikut menarik-narik poni Yoongi yang tidak beraturan karena Jimin melepas topi santa-nya dengan satu tarikan cepat.
Yoongi tertawa kecil. Ia pasti Santa Claus yang pemalas. Jimin menarik Yoongi untuk membeli beberapa tusuk cumi bakar yang menjadi cemilan favoritnya saat festival. Ia melihat ada stand es krim di seberangnya, merasa aneh karena hari ini salju dan dingin sekali, siapa yang ingin es krim?
KAMU SEDANG MEMBACA
Count Me In (yoonmin)✔
Fanfiction[COMPLETED] Min Yoongi, pria idealis yang berkecimpung di dunia pernovelan. Menjadi novelis terkenal dengan mengangkat genre roman. Pergi ke Amerika hanya untuk menyelesaikan epilog dari novel bestseller-nya. Dengan mengajak Park Jimin, tentunya.