Part 1

19.4K 582 17
                                    

#COMBLANG_SYAR'I

#PART_1

_________

Ainun begitu khawatir. Laki-laki dengan kuping bertindik sejak tadi tak keluar dari toko buku tempat ia bekerja. Sudah hampir dua jam, laki-laki itu duduk dan hanya mengumpulkan buku pada satu tumpukkan. 

Sore ini tinggal dua pengunjung lagi yang sejak tadi asik membaca buku, yang satu terlihat begitu rapih, pakaian koko, celana cingkrang, rambut cepak, ya tampaklah laki-laki yang paham ilmu agama, dan satunya si berandalan yang tengah duduk membelakangi Ainun, dengan kaki yang satu ia lipat dan satunya ia luruskan.

Ainun sebenarnya cukup jengkel dengan tipe pengunjung seperti ini, mereka hanya baca bebas tanpa membeli buku sedikitpun, mereka tak sadar ada karyawan yang harus digaji bosnya, dan salah satunya adalah laki-laki di lorong yang berada persis disebelah kanan Ainun.

Ainun sudah mengusulkan pada Pak Madi, bos nya yang baik hati dan tidak sombong untuk membuat aturan melarang baca buku di tempat, itu hanya membuat toko bukunya tak lebih dari perpustakaan, pendapatan tak pernah meningkat, selalu berada di garis lurus bahkan menurun. Bos’nya hanya menjawab … “Biarkan saja mereka membaca, Nun. Jika mereka tak mau beli setidaknya jadi pahala buat saya.” Bosnya lupa ia punya karyawan yang harus di bayar cukup.

Ainun memberanikan diri mendekati laki-laki yang tengah asik membaca buku. Wanita berkacamata itu, menarik nafas semoga laki-laki ini tak seseram penampilannya. Toko buku Islam milik pak Madi sungguh aneh sebenarnya didatangi laki-laki bertindik yang mengenakan kaos belel warna putih, dan celana jeans sobek berwarna lusuh. 

“Permisi … Maaf Kakak cari buku apa ya?”

Dia bergeming, rambutnya bermodel pompadour. Model rambut yang mempunyai rambut tipis bagian bawah samping dan tinggi bagian atasnya.

“Maaf, Kak … Kalo kakak tidak keberatan …”

“Eheem.” Dia berdehem, memotong ucapan Ainun.
Ainun kaget, nampaknya ia tak ingin diganggu.

Ok … Sepuluh menit lagi! gumam Ainun kesal, sambil kembali ke meja kasir.

Dari jauh pengunjung yang terlihat alim itu terlihat sudah selesai membaca buku yang ia pegang sejak tadi.

Bismillah … beli, beli, beli … ayo doonk beli. Haaah!  Kecewa Ainun laki-laki itu meletakkan kembali ke Rak.

“Terimakasih, Mba.” ucapnya pamit, tanpa rasa malu.

“HUH!” Ainun mulai kesal, sejak pagi tokonya belum ada pemasukkan. Apa kabar laki-laki yang kini berada di sampingnya.

Penampilannya sudah sangat menyeramkan, dan setidaknya sudah ada lebih dari 10 buku yang ia keluarkan dari Rak, ia tak baca seluruh isinya, hanya melihat synopsis atau rangkuman lalu menumpuknya.

Tak lama ia bangkit, ia menoleh ke arah Ainun. Bibir Ainun sudah menyungging satu ke atas., hampir mendekati hidung dan bibir kacamatanya yang besar. Ainun terperangah, laki-laki itu melongok ke sekitar toko yang sudah sepi. Mendadak tubuh Ainun menjadi dingin, perasaan tidak enak menghantuinya.

“Heh, Mba!” Laki-laki itu bertubuh jangkung, kedua telinganya menempel anting berwarna hitam, wajahnya tak seseram yang dia bayangkan, putih bersih dan sedikit berjenggot.

“Yah …” mata Ainun melotot di balik kaca matanya.

“Saya cari buku petunjuk sholat, kenapa tidak ada?”

UUUUH! gumam Ainun geram, laki-laki itu benar-benar membuatnya kesal. Dua jam lamanya ia duduk dan mengeluarkan semua buku dari rak, dan hanya mencari buku yang sama sekali ia tak jual.

Comblang Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang