Part 12

9.1K 485 22
                                    

#COMBLANG_SYARI
#PART_12

Oleh : Isrina Sumia

____
Ainun tersadar di minggu pagi dengan suara gemiricik dari arah dapur. Rumah ini terlalu besar, hingga suara adzan pun tak terdengar. Ainun bangkit, dilihatnya Marni sedang manadahkan air.

“Mbok,” sapa Ainun.

“Sudah bangun, Nun. Ini masih jam 4.”

“Ya Nggak apa-apa Mbok, sambil menunggu adzan.”

“Subhanallah, jarang ada anak muda seperti kamu, Nun.”

“Biasa saja, Mbok.”

“Biasanya mereka bangun jam berapa, Mbok?” lanjut Ainun.

“Siapa? ooo …”

“Tuan biasanya jam 6 sudah bangun, kalo anak-anak agak siang.”

“Jam 6, apa Tuan sholat Mbok?”

“InsyaAllah sholat Nun, di kamarnya ada sajadah.”

“Alhamdulillah,”

Beberapa jam kemudian Raiyan keluar, seperti biasa ia duduk di sofa depan dan mengambil Koran harian yang terletak di atas meja. Tak lama Ainun datang dengan secangkir kopi hangat juga sarapan yang sudah dibuatkan Marni. Lelaki itu bergeming, ia terus fokus membaca Koran harian.

“Mbok!” panggilnya tanpa mempedulikan keberadaan Ainun didekatnya.

Si Mbok berlari mendekat.

“Ya Tuan,”

“Masak yang banyak hari ini, Rafika mau datang.”

Ainun terperangah sebuah nama yang baru ia dengar. Ainun mengikuti tubuh si Mbok ke dapur.

“Mbok, Rafika siapa?”

“Calonnya Tuan,” ucap si Mbok sedikit agak jengkel.

“Kenapa wajah Mbok begitu?” tanya Ainun heran.

“Itu loh, Non Rafika tidak suka dengan Radit.”

Ainun menarik nafas, “Apa Tuan tau?”

“Tau!”

“Loh, kenapa tetap dipertahankan?”

“Ya begitulah Tuan, Nun. Gengsinya tinggi, dia masih saja malu punya anak seperti Radit.”

Ainun mendesis ia semakin kesal dengan perlakuan Raiyan yang tak memikirkan Radit. Ainun kesal, ia tak sanggup membayangkan jika Radit memiliki Ibu yang tak menyukainya. Ainun naik ke kamar Radit, ia membersihkan kamar Radit. Terlintas ide di pikiran, Ainun akan membuat wanita itu menyukai Radit, atau jika tidak …

“Ya! Demi Radit!”

“Inooon!”

“Radiit!” jawab Ainun mendekat.

“Bangun tidur, langsung mandi terus makan.”

Radit tertawa, wajah Ainun begitu lucu. Ia memeluk Ainun lalu tersenyum lebar. Semenjak kehadiran Ainun, Radit hampir tidak pernah mengalami tantrum. Ainun tahu bagaimana cara menangani anak Autis dengan baik, Radit sangat sensitif dengan suara, dengan pukulan juga orang asing.

“Radiit … ayo kita buktikkan bahwa kamu anak luaar biasa!” ucap Ainun seraya membopong Radit menuju kamar mandi. Ainun tulus, seperti biasa ia memandikan Radit seraya bernyanyi tanpa ada beban. Sesudahnya ia pakaikan Radit pakaian terapih juga terbaik di lemarinya.

“Radiit ganteng, apa bisa aku menjadi istrimu?” ucap Ainun tersenyum.

“Inooon, Inooon!” jawab Radit seraya tertawa.

Comblang Syar'iTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang