Jam sudah menunjukkan pukul 18.00 dan Carys masih bingung dengan baju yang akan dipakai nanti.
"Duhhhh gue kok jadi pusing gini sih?!" gumamnya
drrtt
Ponsel Carys berdering menandakan ada notif masuk.DnielDlvno: satu jam lagi gue otw
"Anjir gue belum siap" Carys berlari menuju kamar mandinya.
10 menit selesai, Carys mengambil baju yang menurutnya cukup pas.
Carys memakai dress berwarna coklat dan rambutnya dibiarkan terurai."Selesai" ucap Carys dan melangkahkan kakinya menuju halaman rumah.
Saat di ruang tamu, langkahnya terhenti karena mendapat pemandangan yang tidak biasanya dilihat. Daniel yang sedang tersenyum ramah kepada bunda Carys.
"Loh Daniel? Udah lama?"
"Nggak kok. Yaudah tan saya bawa Carys jalan dulu yah" ucap Daniel
" iya nak, hati-hati yah" ucap Aleysia. Bunda Carys
☘
Daniel melajukan mobilnya menuju sebuah tempat. Hening itu yang mereka rasakan.
"Mmmmm Niel bunda tadi ngomong apa aja?" Tanya Carys berusaha mencairkan susana.
"Nggak ngomong apa-apa" ucap Daniel dingin.
"Ckk" Carys berdecak, dia harus terbiasa dengan sikap Daniel yang tidak bisa ditebak.
Carys memilih melihat pemandangan diluar Jendela dengan muka yang ditekuk. Daniel menoleh dan tersenyum melihat tingkah Carys.
"Nggak usah ngambek" ucap Daniel sambil mengacak acak rambut Carys.
"N....nggak kok" ucap Carys Gugup. Carys menarik napasnya berusaha menetralkan jantungnya. Daniel selalu bisa membuat Carys malu.
"Kok pipinya merah" goda Daniel.
Carys menutupi pipinya dan mengalihkan pandangan. Dia malu sekaligus bahagia dengan sikap Daniel yang seperti ini.
Daniel meraih tangan Carys dan meletakkan di atas pahanya. "Nggak usah gugup kalau sama gue" ucap Daniel sambil mengelus punggung tangan Carys.
Carys tersenyum bahagia.
Setelah sampai di mall, Daniel memarkirkan Mobilnya terlebih dahulu. Mereka memasuki mall dengan tangan yang saling bertautan.
"Makan dulu yuk" ajak Daniel
"Yuk" ucap Carys bahagia. Bagaimana tidak, perutnya sudah daritadi meminta makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
carys
Short Story*Carys Dealova Evelyne. Gadis yang merasa hidupnya dipenuhi dengan beban, gadis yang merasa hidupnya dipermainkan oleh takdir, dan gadis yang merasa arah hidupnya tak menentu*