24 - Suspicious

7.8K 601 38
                                    

"Hidup itu pasti berakhir dengan bahagia, jika tak berakhir dengan bahagia maka itu bukan akhir namanya."









🌹🌹🌹

Beginilah nasibku. Aku tak tahu apakah riwayatku akan tamat sebentar lagi. Dihadapanku ada nenek Chan yang sedari tadi tak henti-hentinya memberiku ceramah. Disamping nenek chan ada Ji ara yang tak kunjung lelahnya melototiku terus menerus.

Ya, dia marah sekarang. Bagaimana tidak, aku telah membuat kekacauan di lab. Termasuk hasil percobaannya, telah tak sengaja kukacaukan. Sedangkan tugas itu harus dikumpul besok. Maka dari itu, ia tak lepas dari kata pusing sekarang.

Jujur, kenapa aku merasa sangat bodoh telah memergoki mereka berdua. Yang terjadi malah seperti yang tak kuharapkan. Rasanya seperti disidang sekarang. Tak tahu aku harus apa sekarang.

"Taehyung??"

Huh, kenapa aku lelah sekali.

"Taehyung!!"

Tanpa kusadari sedari tadi aku melamun tanpa mendengarkan ocehan nenek chan satupun. Tapi baguslah, gendang telingaku akan pecah jika terus mendengar ocehannya.

"Eh iya ada apa nek?"

Jawabku polos.

"Astaga!! Kau tidak mendengarkanku daritadi??!!"

Wahai nenek chan terhormat, janganlah terlalu galak, keriputmu akan bertambah nantinya

"Mendengarkan. Aku minta maaf nek sudah kukatakan berapa kali aku minta maaf."

Jawabku lelah.

"Jangan minta maaf padaku. Minta maaf pada Ji ara."

Ujar nenek ketus.

"Baiklah aku minta maaf Ji ara. Aku tak akan mengulanginya lagi."

Ujarku pasrah.

Sungguh, sekarang aku seperti anak tk yang tengah dimarahi oleh ibunya, lalu meminta maaf dengan cara yang sama. Kata-katanya pun juga sama.

Ji ara melipat kedua tangannya. Ia juga tak mau menatapku sekarang. Ia membuang jauh-jauh pandangannya, dan memasang wajah amarah besar.

"Kau harus bertanggung jawab."

Katanya.

Jika hanya membenarkan kekacauan di lab aku bisa menyuruh orang untuk membereskannya. Namun jika aku harus menyelesaikan tugas mereka yang sama sekali tak tahu aku proses kerjanya, sungguh aku pasti tak akan sanggup. Jika seperti ini pilihannya, lebih baik aku menerima hukuman berjalan jongkok lima kali putaran.

"Bagaimana??"

Tanya Ji ara dengan lantang sembari menunggu jawabanku.
Aku hanya diam membisu. Aku bingung harus bagaimana menjawabnya, pada intinya aku tidak mau.

"Nah, kau tidak mau kan?? Maka dari itu berpikirlah dahulu sebelum melakukan sesuatu!!"

Astaga dia membentakku. Bahkan dihadapan nenek chan. Sayangnya nenek chan tak berbaik hati untuk membelaku.

Second Wife (Marriage Life) -Kth ✔ [SUDAH TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang