.: 15 :. A Plan & A Fear.

4.5K 350 23
                                    

Bulan dan bintang-bintang pun mulai tergantikan oleh sinaran matahari di langit kota Seoul. Membangunkan ribuan orang untuk kembali menjalankan aktifitas dan runitas mereka saat fajar menyingsing.

Termasuk kedua insan ini. Ya, Joonmyeon dan Joohyun yang tidur bersebelahan dengan posisi Joonmyeon memeluk Joohyun dari belakang. Joohyun merasa sangat nyaman berada di dalam dekapan Joonmyeon itu. Mungkin ini yang dinamakan cinta yang baru tumbuh. Berawal dari kesalahan, dan berakhir dengan keindahan.

Tidak ada yang menyangka bukan mereka berdua bisa seperti ini? Hanya karena sebuah perjodohan menyebalkan yang kedua keluarga mereka ikat, bisa memecahkan kerasnya hati batu dan benteng yang memagari hati mereka masing-masing.

Mungkinkah ini yang disebut dengan cinta sejati?


Dengan malasnya Joohyun mengusap mata dengan punggung tangannya. Pergelangan tangan Joonmyeon masih belum beranjak dari pinggang ramping Joohyun yang sudah mulai berisi.

"Hoek..." rasa mual mulai Joohyun rasakan lagi. 

Perlahan, Joohyun melepas pelukkan Joonmyeon, dia beranjak bangun dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk membuang muntahan yang sudah menumpuk di tenggorokkannya.

Suara muntah-muntah Joohyun terdengar sampai ke telinga Joonmyeon yang masih tidur. Sampai-sampai, laki-laki yang menggunakan boxer dan kaos oblong berwarna putih itu terbangun dari tidurnya dan segera menyusul Joohyun ke kamar mandi.

Joonmyeon membantu memijat-mijat lembut leher Joohyun agar lebih mudah mengeluarkan muntahan itu. Ya, mungkin ini sudah memasuki fase bulan-bulan pertumbuhan pesat si cabang bayi, mengingat Joonmyeon beberapa kali menangkap Joohyun tengah kesakitan.

"Nan gwaenchana Joonmyeon-ah..." kata Joohyun yang merasa sudah tidak ada lagi muntahan yang keluar.

Joonmyeon pun mengambilkan sikat gigi beserta pasta gigi untuk membantu Joohyun menyikat giginya di.

Hmm, suami yang baik. -batin Joohyun.

Sama halnya dengan Joonmyeon yang ingin terlihat seperti itu di mata Joohyun. Seperti layaknya suami lain di mata istrinya.

"Kau tidak menyikat gigimu juga?" tanya Joohyun.

Setelah memberikan sikat gigi yang telah diolesi pasta gigi kepada Joohyun, Joonmyeon mengambil sebuah sikat gigi baru dari dalam laci kamar mandi dan memakainya.

Sepertinya tidak memerlukan kata-kata untuk menjawab sesuatu, seperti Joonmyeon... Dia memilih aksi langsung.

Merekapun menyikat gigi bersama, terkadang mereka tersenyum ataupun terkekeh kecil melihat bayangan satu sama lain yang terpantul di cermin.

Selesai menyikat gigi dan mencuci wajahnya, Joohyun mengganti pakaiannya.

Biasanya Joohyun hanya memakai kaos oblong bersama hot pants. Tetapi sekarang dia lebih sering menggunakan dress putih panjang yang polos tanpa motif ataupun bordiran tertentu. Oh, dia terlihat lebih lembut dan polos sekarang.

Namun, itulah sosok Bae Joohyun yang disukai oleh Joonmyeon.

"Kau mau sarapan apa? " tanya Joohyun pada Joonmyeon.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu... Pagi ini kau mau sarapan apa?"

"Yak... akukan istrimu... sudah seharusnya aku yang melayanimu...."

Protesan Joohyun barusan membuat Joonmyeon tersenyum gembira. Dia senang ketika Joohyun mengklaim dirinya sendiri sebagai istri dari Kim Joonmyeon.

True Love [surene] ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang