Dua minggu kemudian ~
Waktu berjalan begitu cepat. Kehidupan yang Joohyun dan Joonmyeon jalani juga berjalan berlalu begitu saja sama seperti berjalannya waktu diantara mereka.
Meskipun mereka berdua masih menjalani perjanjian yang mereka buat alias tidak menerima pernikahan berlandaskan perjodohan ini, tetapi sepertinya kedua orang dewasa itu sudah menerima kehadiran satu sama lain seperti seorang teman.
Ya, teman yang tinggal satu rumah.
Seminggu yang lalu keduanya merubah fungsi sebuah ruangan disamping kamar Joohyun menjadi kamar untuk Joonmyeon. Sebenarnya itu adalah ruang kerja dengan sebuah ranjang dan dilengkapi kamar mandi, tapi karena tidak ada diantara mereka yang membutuhkan tempat kerja khusus, jadi Joonmyeon menggunakannya sebagai kamar untuk tidur.
Joohyun membelikan sebuah lemari untuk Joonmyeon meletakkan pakaian-pakaiannya, mengingat dirinya merasa bersalah karena memakai kamar utama yang diperuntukkan untuk mereka berdua malah ia pakai sendiri. Dan Joonmyeon menerimanya dengan suka rela.
"Kau terlihat pucat sekali. Kau sudah sarapan?" tanya Joonmyeon saat mereka masuk ke area garasi. -hendak berangkat bekerja.
Joohyun yang terlihat lemas dan pucat itu hanya menganggukkan kepalanya sebelum membuka pintu mobil sedannya.
Ya, mereka tidak sarapan bersama karena Joonmyeon bangun sedikit telat dan harus mempersiapkan bahan meetingnya, sedangkan Joohyun yang bangun terlebih dulu sudah mendahuluinya.
"Aish... Aku tak percaya." kata Joonmyeon sambil mendekat kearah Joohyun. Dia meletakkan punggung tangannya di dahi Joohyun. "Kau yakin ini yang disebut baik-baik saja? Dahimu hangat!"
Punggung tangan yang tadinya bertengger di kepala Joohyun kini beralih ke pergelangan tangannya. Ya, Joonmyeon menggenggam lengan Joohyun dan berkata, "ayo, akan aku antar kau ke tempat kerjamu. Nanti kalau sesuatu terjadi di jalan saat kau berkendara bagaimana?"
"Ta.. Tapi aku bisa memesan taksi. Lagipula jarak dari rumah sakit Sungak ke kantormu cukup jauh."
Joonmyeon menggeleng cepat. "Jangan membantah. Ayo!"
Dan pada akhirnya Joohyunpun tidak bisa menolak paksaan Joonmyeon. Merekapun memasuki mobil Joonmyeon dan berangkat bekerja bersama.
.
____________________
Rumah Sakit Sungak
09.30 a.mDi rumah sakit, Joohyun sedang sibuk dengan laporan-laporan medis yang ada di hadapannya. Untungnya Seulgi memberikan obat pereda sakit kepala untuk Joohyun saat dokter Bae itu baru saja datang. Kalau tidak mungkin Joohyun saat ini memilih beristirahat di ruang tidur khusus pekerja shift malam.
Tiba-tiba saja perut Joohyun terasa sakit dan ingin memuntahkan apa yang ada di dalamnya. Joohyun menutup mulutnya dengan kedua tangan ketika rasa mual itu datang. Ia langsung berlari kearah wastafel dalam kamar mandi sambil memegangi perut dan mulutnya.
Yoona yang baru saja masuk ke dalam ruangan kerja Joohyun melihat temannya tengah berdiri di depan wastafel dan memuntahkan isi perutnya pun menghampiri Joohyun dan memijat tengkuknya guna membantu Joohyun.
"HUUUEEELLKK" Joohyun mengeluarkan muntahan itu yang membuat rasa perutnya tidak enak.
"Joohyun-ah, kau kenapa?!" tanya Yoona yang khawatir dengan kondisi Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [surene] ♡
Fiksi Penggemar> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikannya sendiri. Dia terjebak dalam kisah perjodohan dengan laki-laki bernama Kim Joonmyeon. Tetapi seirin...