Tiga minggu kemudian.
Sudah hampir tiga minggu lamanya Joohyun dan Joonmyeon hidup bersama dengan suasana yang berbeda. Ya, jika diingat-ingat kembali, tiga atau empat bulan yang lalu mereka mengikat janji sehidup semati sebagai seorang suami-istri berlandaskan perjanjian. Tapi sekarang? Dunia sudah berubah menjadi lebih baik.
Joohyun sudah membuka hatinya untuk Joonmyeon yang selalu setia dan menjaganya dengan baik. Meskipun tak bisa perempuan Bae itu pungkiri, Joonmyeon juga harus pergi bekerja dan meninggalkannya sendirian di rumah yang besar itu.
Mengingat, sejak tiga minggu yang lalu Joohyun sudah tidak bekerja lagi karena mengambil cuti lebih awal. Ini semua karena sang ayah yang memintanya untuk beristirahat dan fokus untuk merawat jabang bayi dalam kandungannya ketimbang terlibat dalam operasi jantung pasien-pasien mereka di rumah sakit.
Tapi Joohyun menikmatinya. Ya, dia menikmati setiap detik kesendiriannya dengan memasak ataupun mengerjakan pekerjaaan rumah lainnya seperti seorang istri pada umumnya. Dan ketika malam sudah tiba, dia akan dengan sabar menunggu kepulangan Joonmyeon dari bekerja dengan hidangan makan malam yang mengunggah selera.
Seperti saat ini, Joohyun menikmati pemandangan paginya. Dia melihat Joonmyeon dengan lahap memakan sarapannya. Ya, sarapan buatan Joohyun.
Perempuan itu memang keras kepala. Dia tetap ingin masak dan melakukan kegiatan rumah tangga lainnya, meski di hari libur sekalipun saat Joonmyeon berada di rumah seperti saat ini.
Joohyun mengatakan kalau dia masih harus banyak beraktifitas. Dia tidak ingin bermalas-malasan saja, karena dokter Song menyarankan Joohyun untuk tetap beraktifitas seperti biasanya. Katanya hal itu bisa melancarkan Joohyun dalam proses persalinan nanti.
Dan mau tak mau, Joonmyeon mengizinkannya.
"Joonmyeon-ah..." panggil Joohyun.
Laki-laki yang duduk bersebrangan dengannya itu mengangkat kepalanya dan menghentikan kegiatan makannya. Dia menatap Joohyun seolah menunggu apa perkataan selanjutnya yang ingin istrinya katakan itu.
"Hari ini aku ingin berbelanja beberapa baju baru..." lanjut perempuan itu.
"Oh, apakah Little Joonju kita sudah diketahui jenis kelaminnya?" tanya Joonmyeon excited.
Dengan cepat Joohyun menggeleng. "Kau ini bodoh atau pura-pura bodoh? Little Joonju baru berusia tiga bulan! Sekitar empat atau lima minggu lagi kita baru bisa mengetahui jenis kelaminnya. Pabbo!"
Joonmyeon memanyunkan bibirnya setelah mendengarkan kebawelan Joohyun barusan.
Ah, rasanya dia sangat tidak sabar menantikan setiap pertumbuhan anaknya. Apalagi jenis kelamin dari 'little Joonju' mereka.
"Memangnya jenis kelamin apa yang kau inginkan dari Little Joonju?" tanya Joohyun.
"Aku ingin punya anak perempuan. Yang manis dan cantik sepertimu. Tetapi jangan wariskan kebawelanmu ya?" jawab Joonmyeon yang membuat Joohyun kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love [surene] ♡
Fanfiction> COMPLETED < Banyak orang mengatakan, kisah cinta dalam perjodohan itu terlalu klise. Ya, itu benar. Seorang gadis bernama Bae Joohyun membuktikannya sendiri. Dia terjebak dalam kisah perjodohan dengan laki-laki bernama Kim Joonmyeon. Tetapi seirin...